MUTIARA KEHIDUPAN

header ads

Ilmu Cicak Di Dinding

Cicak-cicak di dinding
Diam- diam merayap
Datang seekor nyamuk
Hap!! 
Lalu ditangkap.

Lagu ini sangat dikenal semenjak saya masih kecil. Yuk kita nyanyikan dengan penghayatan yang berbeda, bukan sekedar hiburan tentang perilaku cicak, tapi lebih dalam lagi tentang Ciptaan Allah SWT yang sangat hebat dalam mencari rejeki.

Cicak adalah hewan yang tidak bisa terbang, ia hanya bisa berjalan merayap di dinding. Kakinya mengandung perekat sehingga dengan mudah berjalan merayap sepanjang dinding. Anehnya, makanannya adalah nyamuk yang merupakan makhluk yang kerjaannya terbang ke sana-kemari. Berbeda sekali dengan manusia, yang dikasih kecerdasan, bisa bergerak kesama kemari, bekerja sesuka hati dari pagi hingga malam.

Cicak hidup dengan tenang. Ia sepertinya paham bahwa Allah SWT menciptakan dirinya sekaligus menyediakan rejekinya. Meski ia harus menangkap nyamuk yang terbang dengan kecepatan tinggi, ia yakin ada cukup banyak nyamuk yang akan menjadi rejekinya. Ia cukup dengan merayap di dinding secara diam-diam. Dan tatkala datang seekor nyamuk, hap!! lalu ditangkap, ... dan dimakan.



Agaknya manusia perlu belajar dari cicak. Meski sumber rejeki terbang kesana kemari, tak usahlah stress. Hidup memang penuh persaingan, tapi percayalah, kita tidak akan kelaparan. Bagaimana caranya?

Caranya adalah dengan ilmu merayap dan ilmu hap.
Analogi dari ilmu merayap adalah ilmu tentang bekerja keras. Kita tak perlu berteriak-teriak kalau bekerja keras. Diam-diam saja. tampilkan wajah yang biasa, tidak usah tegang. Dimana-mana kita lihat orang bekerja keras banting tulang memeras keringat. Jadi apa hebatnya bekerja keras? Itu pekerjaan semua orang. Nggak usah sombong hanya karena kerja keras.

Anda tahu bagaimana si pemilik warung makan yang buka pagi untuk melayani pembeli yang butuh sarapan? Mereka bangun jam 2 atau jam 3 pagi setiap hari lho. Mereka tidak pernah kelihatan capai, tapi tetap tersenyum ramah melayani pembeli.

Ilmu kedua adalah ilmu HAP, untuk menangkap rejeki. Jika anda sudah bekerja keras tapi sulit mendapatkan penghasilan, besar kemungkinan Anda belum mampu menangkap nyamuk, maksud saya menangkap rejeki.

Bisa saja anda sudah bekerja keras, dapat gaji lumayan besar, tapi baru tanggal 10 sudah habis. Anda punya penghasilan lumayan tapi banyak yang terbuang percuma atau hilang karena belanja yang tidak jelas, atau sering kecopetan. Pernahkah anda merasakan naik gaji atau naik penghasilan tapi hutangnya makin banyak? Tampaknya itu gejala umum di masyarakat kita yang dikenal sebagai masyarakat konsumtif. Pada tahun 2009 Citibank melakukan survey terhadap eksekutif Jakarta yang gajinya lebih dari 20 juta. Ternyata 60% penghasilannya untuk membayar cicilan hutang yang konsumtif, antara lain kendaraan, rumah, isi rumah, renovasi bahkan cicilan untuk biaya liburan.

Itu sebabnya diperlukan ilmu menangkap rejeki yang cerdas dan bijak. Bagaimana caranya? menurut saya, yang pertama, bekerjalah dengan ikhlas dan tuntas. Percayalah, jika anda bekerja dengan menggerutu, akan sulit menangkap rejeki. Orang yang mau ngasih hadiah saja malas melihat wajah anda yang tukang menggerutu dan berkeluh kesah.

Kedua , perbanyaklah sedekah. Penelitian membuktikan, sedekah membuah hati lebih bahagia. Hati bahagia membuat wajah jadi cerah, badan lebih sehat. Dan Insya Allah , akan lebih mudah menangkap rejeki yang lewat di depan anda.

Ketiga, kembangkanlah silaturahmi. Kegiatan silaturahmi melalui pertemuan langsung, say hello melalui email dan medsos akan membuang banyak waktu, tapi banyak energi positif yang membuat anda lebih hebat. Banyak orang mendapat rejeki tak terduga hanya karena "say hello" hanya karena "assalamualaikum" kepada sahabat dan relasi yang lama tak berjumpa.

Jika itu Anda lakukan, Insya Allah Anda akan lebih mudah menangkap rejeki.
Tinggal Hap!! lalu ditangkap.

Semoga bermanfaat


Selasa Malam, 2 Agustus 2016

0 Comments:

Posting Komentar