MUTIARA KEHIDUPAN

header ads

Sikapmu Menentukan Kesuksesanmu

Teruslah belajar, bukan hanya untuk meningkatkan kemampuan teknis, tapi agar bisa memiliki sikap yang lebih baik.

Jalan-jalan di kota Teknologi Shenzen, China

Perjalanan ke kota Teknologi Shenzen, China, 1 Mei 2019 dalam rangka Shenzen International Pet Fair.

Launching buku Menggali Berlian di Surabaya

Buku Menggali Berlian di Kebun Sendiri karya Bambang Suharno diluncurkan di acara Grand City Convex Surabaya, di tengah acara pameran internasional Indolivestock Expo.

Meraih sukses

Jika sukses harus diraih dengan kerja keras banting tulang siang malam, itu namanya sukses dengan mesin manual. Anda perlu belajar meraih sukses dengan mekanisme sukses otomatis (Suksesmatic.com).

Pengalaman Naik Kereta TGV di Perancis

Perjalanan ke Rennes Perancis dalam rangka menghadiri pameran internasional, naik kereta TGV dari Paris ke Rennes.

PELAJARAN DARI MAHATMA GANDHI


Shirley. Dr. Arun Gandhi, cucu mendiang Mahatma Gandhi bercerita : Pada masa kecil ia pernah berbohong kepada ayahnya. Saat itu ia terlambat menjemput ayahnya dengan alasan mobilnya belum selesai diperbaiki, padahal sesungguhnya mobil telah selesai diperbaiki hanya saja ia terlalu asyik menonton bioskop sehingga lupa akan janjinya.

Tanpa sepengetahuannya, sang ayah sudah menelpon bengkel lebih dulu sehingga sang ayah tahu ia berbohong. Lalu wajah ayah tertunduk sedih; sambil menatap Arun sang ayah berkata :
"Arun, sepertinya ada sesuatu yang salah dengan ayah dαƖαm mendidik dan membesarkan kamu, sehingga kamu tidak punya keberanian utk berbicara jujur kepada ayah.  Untuk menghukum kesalahan ayah ini, biarlah ayah pulang dengan berjalan kaki; sambil merenungkan di mana letak kesalahannya"

Dr. Arun berkata : Sungguh saya begitu menyesali perbuatan saya tersebut. Sejak saat itu seumur hidup, saya selalu berkata jujur pada siapapun.  Seandainya saja saat itu ayah menghukum saya, mungkin saya akan menderita atas hukuman itu, dan mungkin hanya sedikit saja menyadari kesalahan saya.Tapi dengan tindakan mengevaluasi diri yang dilakukan ayah, meski tanpa kekerasan, justeru memiliki kekuatan luar biasa utk mengubah diri saya sepenuhnya.

RUBAH SEGERA, HINDARI KEBOHONGAN. KEBOHONGAN HANYA AKAN MENAMBAH KEBOHONGAN LAGI. YG PADA AKHIRNYA MELUKAI ORG YG KITA CINTAI, JUGA DIRI KITA.

 Sumber: ISWARDENI di milis mega mind potensials.7 juni 2012


Setting Gmail di Microsoft Outlook 2007



Karena setiap hari penulis seringkali buka tutup e-mail untuk melihat informasi mengenai pekerjaan atau non pekerjaan, akhirnya penulis membuat tulisan di blog ini dengan judul setting gmail di microsoft outlook 2007. Kenapa di setting di Microsoft outlook? Karena penulis bisa membuka dan membaca email tersebut kapan saja secara offline ( tanpa akses internet) Hehe..
Tetapi pada awalnya penulis harus terkoneksi dulu dengan internet untuk menerima email-email yang masuk. Mau tahu cara nya? yup, kita langsung saja..

Langkah-langkah nya sebagai berikut :
  • Login di Gmail dan masukan account anda.
  • Setelah berada di gmail anda, lihat di pojok atas sebelah kanan ada ikon opsi.
  • Klik Opsi - Setelan Mail.

 
  •  Pada kotak dialog setelan, klik tab Penerusan dan POP/IMAP.


  •  Beri tanda/ ceklist aktifkan POP untuk semua email, lalu pilih simpan salinan di gmail inbox.

 



  •   Kemudian klik Simpan Perubahan.

http://3.bp.blogspot.com/-v-mVwilPzOE/TkJ4IUUFdHI/AAAAAAAAAQs/5JXiLTtOm0g/s320/5.jpg

Nah, teman2 baru saja selesai mengaktifkan / setting POP gmail, kemudian langkah berikutnya  :
  • Buka Ms. Outlook 2007
  • Klik tab Tools lalu klik Account Settings.


  •  Pada kotak dialog account setting, klik New.

  • Klik Microsoft Exchange, POP3, IMAP or HTTP, lalu klik Next.

  • Isi Nama & E-mail, Password dan Konfirmasi Password anda.. lalu klik Next.

  • Perhatikan proses Konfigurasi yang sedang berlangsung..

  • Konfigurasi anda berhasil jika seperti ini :

  • Lalu klik Finish.

Setelah itu teman2 kembali buka MS. Outlook 2007 :
  • Klik ikon Send/Receive.



Nah, sekarang teman2 tinggal menunggu penerimaan email yang masuk pada inbox MS. Outlook 2007 sampai selesai, baru teman2 boleh memutuskan koneksi internetnya. Gimana, mudah bukan? Nikmati membaca email secara offline.. selamat mencoba


NB
terima kasih buat http://4.bp.blogspot.com/-0b33A0YFRE8/TkJ5BXmNhxI/AAAAAAAAAQw/h4nHEgy3gOw/s320/6.jpg yang telah menyusun artikel ini sehingga saya bisa membuat email lebih praktis untuk personal maupun untuk bisnis. Bambang Suharno

Menyelesaikan Pertandingan



Dalam dunia kompetisi termasuk di dunia olah raga, sang pemenang adalah bintang yang senantiasa dijadikan teladan dan idola bagi masyarakat. Mereka adalah simbol kerja keras, simbol pantang menyerah dan simbol kesuksesan. Itu hal yang lumrah.

Hal yang berbeda terjadi di arena olimpiade bulan oktober 1968.  Seorang pelari yang kalah, bahkan menjadi pelari “paling lambat” di kelasnya dibanding para pesaingnya, justru menjadi inspirator keberhasilan bagi dunia. Waktu itu berlangsung nomor lomba  lari marathon di stadion olimpiade Mexico City. Lebih dari satu jam sebelumnya pelari Ethiopia Mamo Wolde sudah mencapai garis finish dan sudah disahkan sebagai juara, tapi sebagian penonton masih setia menunggu pelari terakhir asal tanzania yang bernama John Stephen Akhwari. Hari mulai gelap dan dingin.

Saat yang dinanti-nanti penonton olimpiade itu akhirnya tiba. John lari terhuyung-huyung mencapai garis finish dalam kondisi kaki berdarah akibat luka. Orang bersorak-sorai dan bertepuk tangan melihat semangat John untuk tetap menyelesaikan pertandingan itu. Sebagian penonton tak kuasa menitikan air mata.

Di arena ini, meski Juara olimpiade Mamo Wolde, tapi John Stephen Akhwari tak kalah populer. Bukan karena ia berada di paling belakang, melainkan karena kegigihannya untuk mencapai garis finish dengan keadaan berdarah-darah (dalam arti sebenarnya). Ia disanjung seperti pahlawan perang yang tetap maju melawan musuh sampai titik darah penghabisan.

Wartawan mengerubuti John dan sudah pasti pertanyaannya adalah “Mengapa John yang sudah pasti kalah dan dalam keadaan berdarah-darah tetap menyelesaikan lari hingga garis finish?”

Dengan peluh di sekujur tubuh dan luka yang berdarah, John menjawab, "Negara saya tidak mengirim saya untuk mendapat medali, melainkan untuk menyelesaikan pertandingan"

***
Inspirasi kesuksesan rupanya bukan hanya datang dari kemenangan, begitu kesimpulan saya membaca cerita di atas. Memang benar kemenangan adalah tujuan, dan untuk itulah ada “sejuta teknik” meraih kemenangan. Sejuta teknik ini tatkala dilaksanakan tidaklah selalu berjalan mulus. Seperti kita mau melakukan perjalanan jauh. Meskipun sudah dipersiapkan segala sesuatunya, kita tidak dapat memastikan semuanya dapat berjalan dengan lancar. Bisa saja terjadi ban kempes di jalan sepi di tengah malam. Atau bisa saja kehilangan barang ketika istirahat. Itu semua harus disikapi dengan sikap terbaik. Rintangan dalam perjalanan hidup ini juga begitu aneka rupa dan tidak mudah untuk ditebak. Dalam berbisnis, kita berupaya menggali bermacam ilmu agar produk laku di pasaran. Itu juga tidak menjamin barang tersebut langsung laris manis. Kadang ada proses benturan dinding yang memusingkan kepala entah itu penolakan oleh agen, distribusi tidak lancar ataupun penyebab lainnya.


Untunglah, lingkungan kita tidak melupakan orang-orang yang bekerja keras dan tuntas meski belum menghasilkan medali kejuaraan. Coba kita ingat di sekitar kita. Tak sedikit seorang tokoh organisasi yang kalah dalam pemilihan ketua umum, justru mendapat pujian hebat lantaran ia segera mengakui kekalahan dan mendukung program-program pesaingnya yang kini jadi pemenang. Pimpinan yang kalah ini membuat masyarakat sangat menghargainya.

Demikian pula halnya dengan John Stephen Akhwari yang tidak memenangkan nomor lari marathon, namun menunjukan kegigihan untuk menyelesaikan pertandingan. Ia menjadi simbol kegigihan menjalankan tugas hingga tuntas.

John C Maxwell dalam bukunya The Success Journey mengatakan dalam hidup ini tujuan kita adalah menyelesaikan pertandingan, dengan melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan.

Maxwell mengatakan,  John Stephen Akhwari adalah orang yang tetap konsisten dalam memandang tujuan. Ia menggunakan istilah “berfokus pada gambar besarnya”. Gambar besar di sini adalah menyelesaikan pertandingan, bukan “meraih medali”. Jika pelari Tanzania ini  fokus pada perolehan medali semata, maka dengan kondisi kaki terluka dan berdarah, ia memilih untuk berhenti di tengah jalan. Buat apa meneruskan, bukankah sudah jelas ia tak mungkin dapat medali di kejuaraan olimpiade ini?

Pelari ini juga tidak mencari-cari alasan untuk berhenti di tengah jalan meski ia berhak untuk melakukannya. “Sembilan puluh sembilan persen kegagalan datang dari orang yang mempunyai kebiasaan membuat alasan,” demikian kata George Washington Carver. Orang-orang yang sulit meraih sukses, umumnya pintar membuat alasan atas kekurangberhasilan yang mereka peroleh. Sebaliknya orang sukses tidak suka mencari-cari alasan atas kegagalannya meskipun ia berhak untuk melakukannya.

Dari kisah John Stephen Akhwari, saya lebih paham arti sebuah kegigihan dalam menyelesaikan kompetisi hidup. Bahwa kegagalan bukanlah peristiwa yang memalukan, buktinya John menjadi simbol orang sukses di dalam peristiwa “kegagalannya”. ***Bambang Suharno.



Masih tersedia buku kumpulan artikel motivasi dan refleksi “Jangan Pulang Sebelum Menang” karya Bambang Suharno. Dapatkan di Gramedia, atau pesan ke GitaPustaka, telp: 021.7884  1279.





MENGELOLA GAJI MENJADI BISNIS



Berapakah pendapatan anda saat ini? Berapapun yang anda peroleh, semuanya bisa berpotensi dilipat gandakan. Anda yang merasa berpenghasilan pas-pasan kemungkinan mengatakan, "mana mungkin saya bisa melipatgandakan penghasilan melalui bisnis, sedangkan setiap bulan saya harus pinjam sana sini untuk menutupi kekurangan biaya hidup?"

Wahai para pembaca yang budiman, bila anda masih bermental karyawan, berapapun uang yang anda peroleh, hutang anda akan bertambah banyak. Bila anda punya gaji satu juta rupiah, anda pasti kekurangan haji. Anda akan membayangkan bahwa gaji Rp 2 juta akan lebih baik. Ternyata, ketika gaji anda 2 juta, keinginan anda malah melebihi 2 juta. Anda harus membeli sepeda motor dengan cara kredit. Gaji anda naik lagi menjadi 3 juta, anda mulai ambil kredit rumah. Gaji naik 4 juta dan seterusnya, anda mulai membayar cicilan mobil tiap bulan. Semakin tinggi gaji anda, hutang pun semakin banyak. Itulah mental pegawai.
Sebuah survey menunjukan bahwa eksekutif yang gajinya 15-20 juta, terancam jatuh miskin karena pengeluaran konsumtifnya sangat tinggi. Bahkan 60% dari pendapatannya tersebut digunakan untuk membayar cicilan hutang. Hutang konsumtif pula. Mental pegawai identik dengan mental konsumtif.

Berapapun pendapatannya, akan digunakan untuk meningkatkan gaya hidup dimana semuanya memakan tambahan biaya berikutnya. Yang dibeli pegawai selalu meminta biaya. Semakin mahal mobil yang anda beli, semakin tinggi pula biaya yang diperlukan untuk pemeliharaan. Beli rumah? Sama saja, makin mewah rumah yang anda beli, biaya pemeliharaannya juga semakin mahal. Lantas bagaimana sebaiknya mengelola penghasilan yang kita sebut gaji ?

Sebagaimana yang saya sampaikan di buku saya "Langkah Jitu Memulai Bisnis dari Nol", orang bermental entrepreneur berbeda dengan orang yang bermental pegawai dalam hal cara mengeluarkan uang. Orang bermental pegawai selalu mengeluarkan uang untuk kepentingan konsumtif, sedangkan orang bermental entrepreneur selalu berusaha agar uang yang keluar bisa kembali lagi dalam jumlah yang lebih banyak. Dengan demikian orang bermental entrepreneur uangnya selalu diupayakan untuk produktif, karena pengeluaran konsumtif sebenarnya hanya meliputi sandang (pakaian), pangan dan papan (tempat tinggal).
Orang bermental pegawai selalu bekerja keras untuk mencari uang dan menghabiskannya untuk belanja barang konsumtif. Sedangkan orang bermental entrepreneur selalu berusaha sebagian uangnya bisa menjadi uang lagi. Orang bermental pegawai semua hutangnya dibayar dengan gaji, karena hutangnya berupa hutang konsumtif, sedangkan orang bermental entrepreneur boleh punya hutang, tapi hutangnya berupa hutang produktif, yakni hutang yang dibayar dari hasil bisnis.

Misalnya, hutang ke bank untuk membeli ruko, selanjutnya ruko digunakan untuk bisnis yang dapat menghasilkan sehingga dapat membayar cicilan hutang ke bank.Bagaimana caranya agar anda yang terbiasa hidup dengan pengeluaran yang konsumtif menjadi produktif?

Ikuti langkah berikut ini: 1. Disiplin untuk menyisihkan penghasilan anda, minimal 10%. Lakukanlah sekarang. Sisihkan setiap anda menerima gaji dengan memasukkan pada tabungan. Kebanyakan orang mau berniat menabung apabila ada sisa uang. Kenyataannya hampir tidak mungkin ada sisa uang yang bisa ditabung. Cara berpikirnya harus dibalik, sisihkan dulu uang untuk ditabung, barulah sisanya digunakan untuk kebutuhan harian.

2. Carilah peluang usaha yang memungkinkan anda tidak perlu mengelolanya setiap hari. Anda bilang sulit? Ya, sulit itu artinya pasti ada solusinya. Maka, carilah ilmu kepada orang yang berpengalaman mengelola bisnis tanpa harus mengelolanya setiap hari. Bacalah media tentang wirausaha, baca iklan peluang bisnis, ikuti seminar wirausaha. Kelak anda akan bertemu dengan banyak orang punya bisnis yang bisa membantu kesulitan anda.

3. Bergaullah dengan orang-orang yang telah memiliki mental entrepreneur. Dengan bergaul dengan orang bermental entrepreneur, anda akan mudah untuk mengembangkan mental entrepreneur, yakni mental untuk membuat orang menjadi produktif.

4. Sedekahlah. Sumbangan merupakan wujud atau bukti bahwa anda memiliki rasa syukur atas rejeki yang anda peroleh. Sedekah juga membuat anda merasa punya kelebihan dibanding orang lain, dan kelak akan membuat anda lebih mudah dan bersemangat menggali penghasilan baru. Percaya atau tidak, lakukanlah, kelak anda akan merasakan banyak manfaatnya.

Banyak orang yang mendambakan pendapatan pasif dengan cara deposito di bank. Ini bisa dilakukan oleh orang-orang yang sudah terlanjur "kaya"sejak kecil. Bagi anda yang memulai karir dengan kondisi pas-pasan dan tidak mendapat warisan yang pantas didepositokan, tak perlu memikirkan cara menabung untuk mendapatkan passive income deposito.Karena berdasarkan perhitungan bunga bank normal, katakanlah 8% per tahun, maka untuk mendapatkan bunga deposito sebesar gaji anda sekarang, anda butuh waktu untuk menabung selama 25 tahun lebih dengan menyisihkan 20% penghasilan anda setiap bulan.
Apakah anda sanggup menyisihkan 20% gaji anda setiap bulan selama 25 tahun tanpa pernah diambil serupiahpun? Kemungkinannya sangat kecil bukan? Maka sebagaimana disebut di muka, anda harus disiplin menyisihkan uang penghasilan anda, yang kelak dapat digunakan untuk membuka bisnis. Itulah jalan terbaik untuk melipatgandakan penghasilan anda saat ini***


Berbuat Baiklah Kepada Mertua (dan orang lain juga)

Alkisah, di sebuah desa di Negeri Tiongkok hiduplah sepasang suami istri bersama ibu dari sang suami. Ibu ini bagi sang menantu putri adalah seorang  mertua yang kejam. Sebaliknya bagi sang ibu mertua, menantunya adalah seorang anak yang kurang berbakti pada ibu mertuanya, apalagi setelah menikah beberapa tahun, belum juga ia memberikan seorang cucu. Kerap kali keburukan sang menantu ia ceritakan kepada tetangganya.
Begitulah, apapun yang dilakukan oleh sang menantu, ibu mertuanya hampir selalu mencelanya. “Berbuat sopan, dicemooh, apalagi berbuat tidak baik,” demikian anggapan sang menantu putri itu.
Karena sudah sedemikian jengkel dan emosi terhadap mertuanya itu, ia tanpa pikir panjang memutuskan untuk membunuh ibu mertuanya dengan cara memberi racun. Diam-diam, ia pergi ke sebuah  toko obat untuk membeli racun dengan harapan esok hari  ibu mertuanya meninggal. 
“Tuan, tolonglah saya. Saya sudah tidak tahan lagi hidup bersama ibu mertua saya. Tiap hari saya dimaki, apapun yang saya lakukan, selalu dianggap salah. Tolong berikan saya racun yang dapat membunuh mertua saya,” ujar ibu muda ini kepada pemilik toko obat.
“Saya mengerti apa yang kamu rasakan. Saya akan memberikan racun kepadamu agar keinginanmu terwujud,” jawab sang pemilik  toko obat. Legalah hati sang menantu ini.
Tapi, kata pemilik toko obat melanjutkan,” jika saya memberi racun yang langsung bereaksi, pasti kamulah yang dituduh membunuh mertuamu. Saya akan memberimu racun yang reaksinya sekitar 6 bulan. Mulai hari ini, abaikanlah apa yang dikatakan ibu mertuamu. Berbuat baiklah kepadanya. Tiap pagi dan sore, berilah ia minum teh kesukaannya, dan campurkan serbuk racun ini  ke dalamnya. Saya yakin jika 6 bulan lagi ibu mertuamu meninggal, tak ada yang mencurigaimu sebagai pembunuhnya.
“Baiklah tuan, saya siap melaksanakan saran tuan,” kata ibu muda tadi. Dan bergegaslah ia pulang dengan wajah gembira.
Mulai hari itu ia berusaha berbuat baik kepada ibu mertuanya. Tiap pagi dan sore, ia menghidangkan teh kesukaannya, disertai “racun” yang dibelinya di toko obat. Pada awalnya tentu saja, ibu mertua mencibir kebaikan menantunya. Tapi lama-kelamaaan ia melihat bahwa menantunya selalu sabar dan ramah, meski mendapat omelan. Satu bulan berlalu, ibu mertua menyadari bahwa menantunya adalah orang yang sabar dan patuh pada suami. Iapun mulai berubah menjadi baik dan  makin menyayangi menantunya.
Jika sang mertua ke pasar, tak  lupa ia membeli makanan kesukaan menantu. Demikian sebaliknya sang menantu sering menyisihkan uangnya untuk membeli makan dan pakaian untuk ibu mertuanya.
Singkat cerita tibalah saatnya 6 bulan  berlalu. Sang menantu mencoba merenungi perjalanan hidup selama 6 bulan bersama mertuanya, yang ternyata telah berubah drastis. Ibu mertuanya kini berubah menjadi sangat menyayangi dirinya. Ia tak lagi membeberkan keburukan dirinya kepada tetangga, malah sebaliknya ia sering memuji menantu putrinya kepada tetangganya. Beberapa temannya yang datang dan melihat kebaikan mertuanya selalu bilang ,” bersyukurlah kau punya seorang ibu mertua yang baik dan menyayangimu,”.
Malam itu dikala merenung, ia menangis,  menyesali perbuatannya. Ia mohon ampun kepada Tuhan karena ia telah memberi racun. Ia tidak rela ibu mertuanya meninggal. Ia menangis, dan menangis.
Maka pagi harinya, secara diam-diam ia pergi ke toko obat. “Tolonglah tuan. Sesuai dengan saran tuan, saya telah memberi racun setiap hari ke ibu mertua saya. Sekarang sudah 6 bulan. Tapi ibu mertua saya sekarang sangat menyayangi saya. Tolonglah saya diberi penawar racun supaya ibu saya tidak meninggal,” ujar ibu muda itu.
“Anak muda, saya tahu bahwa akhirnya kalian berdua akan saling menyayangi. Jadi tak usah khawatir, yang saya berikan 6 bulan lalu bukanlah racun, tapi obat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Jadi mulai sekarang, teruskanlah menjaga hubungan baik  dengan mertuamu,” kata pemilik toko yang bijak tersebut.  
Sungguh menyentuh kisah kuno yang saya kutip dari talkshow motivator Andrie Wongso ini. Sebuah cerita yang mengandung pesan mengenai hubungan antar manusia yang selalu diliputi berbagai kesalahpahaman dan perselisihan.
Tak hanya di kehidupan keluarga kasus seperti di atas terjadi. Dalam kehidupan antar karyawan, pebisnis, pejabat, politisi, artis atau siapapun kesalahpahaman yang menjadi perselisihan dan pertengkaran dapat dan sering terjadi.
Pernah terjadi perselisihan antar percetakan dengan penerbit mengenai lamanya waktu mencetak. Pihak percetakan mengatakan sanggup mencetak buku selama 4 hari. Pada hari keempat penerbit menagih janji hasil cetakan. Jawabannya ,” ya, buku sudah selesai dicetak, tinggal dijilid saja, besok dikirim”
Rupanya terjadi kesalahpahaman tentang istilah “selesai cetak”. Bagi percetakan selesai cetak adalah selesai dari mesin cetak, belum dijilid. Sedangkan bagi penerbit “selesai cetak” maksudnya adalah sudah selesai sampai dijilid dan diantar ke alamat pemesan.
Acapkali penyelesaian terhadap masalah seperti itu berlarut-larut karena bukan pokok masalahnya yang diselesaikan tetapi dengan bertengkar soal komitmen, atau bahkan fokus pada sifat personal.
Ternyata cara penyelesaian semacam ini sangat boros energi dan waktu. Banyak orang menyelesaikan masalah dengan perasaan marah pada satu orang, sehingga inti persoalannya tidak terpecahkan.  Padahal seorang pakar SDM mengatakan, jika anda memfokuskan diri pada solusi, maka terjadi  penghematan energi dan waktu yang sangat banyak.
Fokus pada solusi akan membuat masalah segera terpecahkan. Seandainya tidak, minimal hati jadi lebih tenang. Dalam kasus di atas, pemilik toko obat tahu bahwa masalahnya bukan pada mertua yang kejam, tapi pada cara mereka berhubungan. Solusinya adalah menantu harus berkomunikasi dengan baik dengan sang mertua. Jika itu yang dilakukan  niscaya terjadi perbaikan hubungan.
Maka berbuat baiklah pada ibu mertua, dan juga pada orang lain.***
dikutip dari buku karya Bambang Suharno JANGAN PULANG SEBELUM MENANG.

Perjalanan Ke Negeri Gajah Putih


Tanggal 7-10 Februari lalu saya berkesempatan mengunjungi Negeri Gajah Putih alias Thailand. Saya berangkat bersama rombongan delegasi Indonesia yang akan mengikuti pameran Ildex (International Livestock and Dairy Expo) yang berlangsung di Queen Sirikit National Convention Center.

Dalam tulisan ini saya tidak berkisah mengenai acara konferensi, seminar dan pameran tersebut, melainkan pandangan saya mengenai suasana kota Bangkok yang saya kunjungi.

Sebelumnya saya berkunjung ke Bangkok tahun 2003. Waktu itu bandaranya masih di Don Muang, sekarang sudah pindah ke Bandara Swarnabhumi yang sangat luas. Dibanding 9 tahun lalu, tentu Bangkok sudah lebih modern dan lebih padat.

Bangkok mirip Jakarta. Kemacetan terjadi di pagi dan sore hari. Bedanya, Bangkok lebih rapi. kemacetannya masih terbilang normal, masih kategori padat merayap, bukan macet total sebagaimana sering terjadi di jakarta.

Jalan raya lebih rapi. Harga barang di pinggir jalan dengan di Mall relatif sama. Pedagang kaki lima tampak lebih rapi. Pedagang makanan di pinggir jalan lebih bersih dan tampak sekali mereka menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah di sembarang tempat. Beda dengan sebagian (besar) pedagang kaki lima di Jakarta yang terkesan kotor dan jorok.

Di pagi hari sekitar jam 6 pagi saya coba berjalan ke jalan-jalan sekitar Hotel Landmark tempat saya menginap. Saya melihat beberapa orang berbaris antri untuk membeli sarapan. Ini berbeda sekali dengan suasana di Jakarta dimana para pembeli berkerumun dan kadang yang datang belakangan minta dilayani lebih dahulu.

Dari perjalanan bersama rombongan, hampir semuanya berkesan bahwa dalam hal wisata, Indonesia sejatinya jauh lebih indah dibanding Thailand. Bedanya, para pelaku bisnis dan pemerintah Thailand dangat pintar menjual keindahan Thailand.

Istana Raja, Grand Palace, tak pernah sepi dari pengunjung. Di hari kerja pun, wisatawan harus berdesakan untuk melihat keindahan istana, yang kira-kira sama dengan keindahan Keraton Yogyakarta. Makan malam di kapal yang berlayar di sungai Chaop Raya menjadi pilihan para wisatawan dari berbagai negara. Bayangkan, untuk sekedar makan malam di kapal, wisatawan harus rela antri menunggu sekitar 1 jam. Sungai yang membelah kota Bangkok inilah yang menjadi ":jualan" pelaku bisnis wisata di sana.

Wisata belanja, baik makanan dan cindera mata yang ada di pasar tradisional maupun di mall juga dikemas menjadi wisata yang sangat menggiurkan kaum wisatawan dari berbagai negara.

sekian dulu ya tulisan saya. salam






PELAJARAN DARI DORAEMON


Aku ingin begini, aku ingin begitu,
Ingin ini itu banyak sekali......
Semua semua semua dapat dikabulkan, dapat dikabulkan dengan kantong ajaib
Aku ingin terbang bebas......di angkasa.....
...................................................................................

Anda yang sering nonton televisi pasti tidak asing dengan lagu ini. Tayangan serial anak-anak produksi Jepang yang berjudul Doraemon ini sangat populer di berbagai negara termasuk Indonesia.
Doraemon adalah judul sebuah komik jepang (manga) populer yang dikarang oleh Fujiko F. Fujio sejak tahun 1969.  Berkisah tentang kehidupan seorang anak pemalas kelas 5 SD yang bernama Nobi Nobita  yang suatu hari didatangi oleh sebuah robot kucing bernama Doraemon yang datang dari abad ke-22. Dia dikirim untuk menolong Nobita agar keturunan Nobita kelak dapat menikmati kesuksesannya, bukan menderita terbeban hutang finansial yang disebabkan karena kebodohan Nobita.

Di hampir setiap kisahnya, setiap kali Nobita gagal dalam ulangan sekolahnya atau setelah diganggu oleh Giant dan Suneo, Nobita mendatangi Doraemon untuk meminta bantuannya. Doraemon biasanya membantu Nobita dengan menggunakan peralatan-peralatan canggih dari kantong ajaibnya. Peralatan yang sering digunakan misalnya "baling-baling bambu" dan "Pintu ke Mana Saja". Sering kali, Nobita berbuat terlalu jauh dalam menggunakan peralatan dari Doraemon dan malah terjerumus ke dalam masalah yang lebih besar.

Kita menginginkan banyak hal dan ketika Tuhan memberi kemudahan, kita dengan gampang menyalahgunakannya sehingga kemudian terjerumus ke masalah yang lebih besar. Itulah kira-kira pesan yang hendak disampaikan oleh Fuiko F Fujio, sang pencipta Doraemon.
Dalam bahasa ekonomi keinginan dibedakan dengan kebutuhan, bahkan ada istilah populer untuk orang marketing yaitu need and want (kebutuhan dan keinginan). Kita membutuhkan kendaraan yang bisa mempermudah transportasi dari rumah ke kantor. Ini disebut kebutuhan. Kalau disebut keinginan adalah ingin mobil yang bagus seharga satu miliar lebih, meskipun kantong masih cekak. Strategi memasarkan produk untuk memenuhi kebutuhan (need) masyarakat tentunya berbeda dengan memasarkan produk keinginan (want).

Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Abraham Maslow dengan cerdas membuat kirarki kebutuhan, yang dikenal sebagai teori Maslow. Menurutnya, kebutuhan terbagi menjadi 4 yaitu kebutuhan fisik/dasar, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Teori ini digambarkan dalam bentuk piramida dimana bagian dasarnya adalah kebutuhan fisik dan bagian puncaknya adalah kebutuhan aktualisasi diri. Pada umumnya, semakin mapan ekonomi seseorang, kebutuhannya bukan lagi fisik melainkan kebutuhan aktualisasi diri. Demikian masyarakat menterjemahkan teori Maslow. Dengan teori ini, masyarakat berloma-lomba memenuhi kebutuhan fisik yang merupakan kebutuhan dasar manusia berupa pakaian, makanan dan tempat tinggal atau dalam bahasa pembangunan orde baru dikenal sandang, pangan dan papan .

Banyak orang yang kemudian merasa lelah untuk hanya sekedar memenuhi kebutuhan fisik, mereka merasa seumur hidup bekerja keras hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar saja. Seorang kawan yang jeli belum lama ini menyampikan teori piramida terbalik. Melalui teori ini, kawan tadi menyarankan jangan bersikeras memenuhi kebutuhan fisik saja karena sejatinya Tuhan sudah dengan otomatis menyediakannya. Mulailah dengan berusaha memenuhi kebutuhan aktualisasi diri dalam arti positif. Kembangkan kemampuan dan minat, mengabdi kepada masyarakat dengan tulus ikhlas, sisihkan sebagian pendapatan untuk bersedekah, maka kebutuhan fisik otomatis akan terpenuhi. Memberilah, maka akan menerima, demikian pesan bijaknya.

Kembali soal keinginan. Keinginan telah membuat banyak orang rela menyisihkan sebagian penghasilan untuk membayar cicilan hutang yang melampaui batas kemampuan. Keinginan yang berlebihan menyebabkan banyak orang bergaji tinggi sangat konsumtif dalam mengelola hidupnya. Sebuah survey yang dilakukan oleh Citibank tahun 2007 menyebutkan bahwa rata-rata para eksekutif bergaji Rp 20an juta/bulan  dapat terancam jatuh miskin akibat cara mengelola uangnya yang lebih mementingkan keinginan.

Pada awal karirnya mereka bergaji satu jutaan, ketika meningkat menjadi dua juta, mulai berhutang ke bank untuk membeli sepeda motor. Tatkala naik gaji lagi, hutangnya bertambah lagi untuk mencicil rumah, naik gaji lagi untuk membayar cicilan peralatan rumah tangga, dan demikian seterusnya. Survey Citibank menunjukan mereka yang gajinya Rp 20an juta, sebanyak 60% dari gajinya itu untuk membayar cicilan hutang konsumtif. Saya bisa menebak, itu adalah akibat dari keinginan, bukan kebutuhan.
Apakah keinginan selaku buruk? Tidak juga. Tuhan menciptakan “keinginan” hakekatnya untuk menguji kita, kata pak ustad. Apakah dengan keinginan itu kita bertambah jauh atau bertambah dekat padaNya? Itulah sebabnya kita perlu pandai-pandai mengatur keinginan. “Milikilah keinginan yang membuat kita lebih dekat padaNya,” pesan pak Ustad

Keinginan telah membuat orang menjadi lebih kreatif. Anda ingin terbang di angkasa? Ingin ke bulan? Ingin ke planet lain? Keinginan-keinginan yang pada jaman dulu dianggap dongeng, kini sebagian sudah dapat menjadi kenyataan karena makin banyak ahli yang mampu memenuhi keinginan manusia. Ini terjadi bukan atas bantuan robot kucing dari abad 22 yang bernama Doraemon, melainkan dari karya manusia sendiri. Dan semua keinginan yang menjadi kenyataan, senantiasa disertai pesan, “jangan menyalahgunakannya, karena kelak engkau akan menemui masalah yang lebih besar”.

Ayo kita bernyanyi lagi: Aku ingin begini, aku ingin begitu.......ingin ini ingin itu banyak sekali..........***