MUTIARA KEHIDUPAN

header ads

Sikapmu Menentukan Kesuksesanmu

Teruslah belajar, bukan hanya untuk meningkatkan kemampuan teknis, tapi agar bisa memiliki sikap yang lebih baik.

Jalan-jalan di kota Teknologi Shenzen, China

Perjalanan ke kota Teknologi Shenzen, China, 1 Mei 2019 dalam rangka Shenzen International Pet Fair.

Launching buku Menggali Berlian di Surabaya

Buku Menggali Berlian di Kebun Sendiri karya Bambang Suharno diluncurkan di acara Grand City Convex Surabaya, di tengah acara pameran internasional Indolivestock Expo.

Meraih sukses

Jika sukses harus diraih dengan kerja keras banting tulang siang malam, itu namanya sukses dengan mesin manual. Anda perlu belajar meraih sukses dengan mekanisme sukses otomatis (Suksesmatic.com).

Pengalaman Naik Kereta TGV di Perancis

Perjalanan ke Rennes Perancis dalam rangka menghadiri pameran internasional, naik kereta TGV dari Paris ke Rennes.

DIMANAKAH ALAMAT SUKSES ?



 Semua orang memiliki alamat sukses sendiri-sendiri. 
Carilah itu dan bergegaslah ke sana.
(Bambang Suharno)

Mari kita pahami sukses sebagai sebuah perjalanan, sebagaimana yang disampaikan John C Maxwell. Manakala  kita meraih sukses tertentu, maka perjalanan berikutnya telah menanti agar kita mencapai titik sukses berikutnya. Ketika wisuda sarjana pimpinan perguruan tinggi menyampaikan hal senada.

“Wisuda bukanlah akhir sebuah perjalanan sukses, melainkan awal untuk memasuki kesuksesan baru. Universitas yang sesungguhnya bukanlah kampus melainkan ketika anda memasuki dunia bermasyarakat. Di sanalah anda menghadapi ujian yang sebenar-benarnya, ujian yang tidak diumumkan kapan waktunya dan seberapa berat soal-soalnya,” katanya.

Akhir adalah awal bagi sesuatu kegiatan lain. Maka ibarat sebuah perjalanan, ketika kita mengawali langkah baru, kita tengah melangkah menuju sebuah alamat yang dapat kita sebut sebagai “alamat sukses”.

Setiap orang memiliki alamat sukses sendiri-sendiri. Kita tidak perlu meniru-niru alamat sukses orang lain.  Misalkan anda dalam perjalanan menuju alamat sukses, tiba-tiba tertarik meniru sukses orang lain, saat itu anda sedang berbelok ke jalan berliku hingga anda menyadari bahwa jalan yang anda tempuh itu salah. Anda harus kembali ke jalan semula, jalan yang benar menuju alamat sukses milik anda.

Berikut kisah seorang yang menghabiskan waktu mencari alamat sukses. Alkisah, ada seorang kawan yang awalnya membuka usaha warung makan. Ketika usaha sudah mulai menghasilkan, ia melihat kawannya sukses jual beli sepeda motor. Melihat peluang yang bagus, ia mencoba ikut-ikutan buka usaha jual beli sepeda motor. Sementara usaha warung makan kurang terurus, toko sepeda motornya pun belum menghasilkan. Di tengah kesulitan yang mendera, datanglah seorang kawan yang sukses menjalankan bisnis Multi Level Marketing (MLM) produk luar negeri. Melihat penampilan kawan yang mentereng dengan mobil bagus, ia tertarik bergabung. Apalagi modalnya sangat terjangkau, hanya bayar iuran dan membeli sejumlah produk.

Selama beberapa bulan, ia harus mengikuti banyak kegiatan MLM  yang sering mengharuskan pulang tengah malam. Meskipun yang ditawarkan adalah “hidup bebas berpenghasilan banyak tanpa terikat waktu” faktanya ia merasakan betapa beratnya menghasilkan sesuap nasi. Ia merasa terjerat dengan kewajiban merekrut anggota dan melakukan presentasi siang malam. Akhirnya ia putuskan untuk menyerah.

Dan kembalilah ia ke dunia yang selama ini memberikan rejekinya, usaha kuliner, warung makan. Ia tersadar dari warung itulah ia bisa hidup dengan riang gembira, meski hasilnya tidak menyilaukan. Ia telah menemukan alamat suksesnya. Dan mulailah membuka mata bahwa usaha kulinernya punya peluang untuk berkembang menjadi usaha besar, jika dikelola dengan profesional.

Pesan yang penting dari cerita ini adalah, ketahuilah dimana alamat sukses Anda dan segeralah bergegas ke sana.

Dimanakah alamat sukses itu berada? Bagaimana cara memutuskan alamat sukses tersebut dan bagaimana cara menuju kesana? Arvan Pradiansyah mengatakan bahwa manusia itu memiliki peran berbeda-beda di dunia. Jika anda sudah menemukan jati diri anda untuk berperan seperti apa di dunia, maka anda akan mudah untuk menetapkan target sukses anda dalam kebahagiaan. Sedangkan Ipho Santoso membuat istilah sidik jari kemenangan untuk menggambarkan bahwa kita semua diciptakan berbeda dalam meraih kemenangan. Jika anda sudah memahami sidik jari kemenangan, maka terjadilah penghematan waktu dan energi untuk mencapai “alamat” sukses.

Pernahkah Anda melihat orang yang hidupnya sepertinya mampu meraih sukses seperti otomatis begitu saja? Ia seperti mengendarai mobil matic. Tanpa energi yang banyak, bisa mencapai tujuan dengan kondisi badan yang tidak lelah?

Jika anda amati lebih dalam, mereka pada umumnya sudah memahami sidik jari kemenangan dan sudah tahu, dimana alamat suksesnya. Mereka yang sukses dengan suka cita, adalah karena ketika mengerjakan pekerjaannya dengan suka cita. Tiada kata lelah baginya, yang ada adalah ia bekerja dan perlu istirahat agar badan lebih fit dan pekerjaannya lebih produktif.

Maka berbahagialah jika Anda sudah tahu alamat sukses Anda. Bergegaslah ke sana dengan riang gembira.***

JOKOWI DAN PRABOWO; SIAPAKAH PEMIMPIN LEVEL 5?

Saat ini, media masa Indonesia sedang begitu bergairah memberitakan 2 pasangan Capres-Cawapres untuk berlaga di Pilpres yang akan berlangsung 9 Juli 2014. Sebagian masyarakat sudah yakin akan pilihannya, sebagian lagi masih bimbang mau memilih Jokowi-JK atau Prabowo-Hatta.

Memilih pemimpin bukan perkara mudah bagi sebagian orang. Ada sebagian memilih berdasarkan panutannya atau kelompoknya, ada juga yang benar-benar mencermati track recordnya.

Untuk anda yang masih belum menentukan piihan, mari kita simak,  seorang pakar bernama Jim Collins yang telah mencurahkan sebagian waktunya untuk mendalami perusahaan-perusahaan yang maju dan kepemimpinannya.

Jim dan tim risetnya meneliti 1.435 perusahaan di Amerika untuk dilihat rekam jejak 40 tahun perjalanan perusahaan. Dari perusahaan sebanyak itu, Jim  dan kawan-kawan menemukan 11 perusahaan yang dikategorikan sebagai perusahaan hebat. Sebagai contoh Walgreens, dulunya dikenal di AS sebagai perusahaan yang biasa-biasa saja. Pada tahun 1975, terjadi “keajaiban”.  Walgreens menanjak, menanjak dan terus menanjak. Saham Walgreens mengalahkan bintang teknologi Intel hampir dua kali, General Electrics dengan hampir lima kali, Coca-Cola dengan hampir delapan kali, dan pasar saham umum NASDAQ dengan hampir 15 kali.

Dari analisanya, Jim menyimpulkan ada enam elemen kunci yang menyebabkan perusahaan biasa-biasa saja kemudian dapat bertransformasi menjadi perusahaan hebat, salah satunya adalah faktor leadership (kepemimpinan). Jim menyebutkan bahwa perusahaan-perusahaan yang hebat memiliki kepemimpinan level 5, sebuah kategori kepemimpinan yang menurutnya sebagai kategori kepemimpinan terbaik.

Ya, dari analisa hasil risetnya ini Jim menyimpulkan adanya 5 level kepemimpinan yang kini menjadi referensi penting bagi siapapun yang ingin menjadi pemimpin hebat.
Menurut Jim, level pertama kepemimpinan adalah highly capable individual, yaitu kepemimpinan yang berupa  individu yang sangat produktif, terampil dan kerja bagus. Dalam kacamata saya, mereka adalah orang-orang yang cenderung memimpin diri sendiri. Orang ini kalau memimpin banyak orang cenderung pusing tujuh keliling karena melihat anak buahnya tidak seterampil dia. Orang ini sangat trampil bekerja, tapi belum tentu mampu memajukan sebuah institusi akibat cara-cara memimpinnya yang justru lebih menyibukkan diri sendiri dibanding memberdayakan orang lain.

Level kedua adalah contributing team member. Pemimpin yang masuk kategori ini adalah Individu-individu yang  bekerja efektif dalam satu group. Jelas, level ini lebih baik dari yang pertama, tapi belum cukup untuk membuat institusi  hebat. Ia hanya mampu bekerja dalam satu tim untuk suatu tugas.

Selanjutnya Level ketiga yaitu competent manager, sekelompok orang yang efektif meraih goal. Lumayanlah, kalau kita punya manajer seperti ini. Tata kelola kegiatan sudah mulai bagus, ada perencanaan, aksi dan evaluasi. Tapi yang inipun hanya mampu membuat sebuah institusi yang dia pimpin menjadi baik, bukan institusi super alias hebat.

Level keempat lebih bagus, yaitu effective leader, pemimpin yang komitmen pada tujuan sangat bagus, punya standar luar biasa. Keunggulan pemimpin ini adalah banyak orang berminat untuk menjadi pengikutnya. Mereka yang termasuk kategori effective leader mampu secara efektif merumuskan cita-cita besar perusahaan dan meyakinkan banyak orang untuk ikut berkontribusi. Sayangnya, menurut Jim, pemimpin semacam ini hanya efektif selama ia memimpin saja, setelah ia pensiun perusahaan terancam mengalami banyak kesulitan.

Nah level kelima inilah yang membuat sebuah lembaga yang biasa bisa berkembang menjadi luar biasa. Mereka disebut sebagai  good to great leader. Mereka adalah  pemimpin yang mampu membangun kejayaan, tapi dengan kombinasi kesederhaan, personal humility dan keinginan profesional yang sangat kuat. Ciri khas kepemimpinan level 5 adalah sederhana dan rendah hati. Mereka  adalah orang-orang yang tampil biasa-biasa saja. Tapi, punya kemampuan hebat dalam melakukan perubahan dari institusi  yang tadinya biasa-biasa saja menjadi institusi yang hebat.

Bedanya level 4 dengan level 5 adalah pada kemampuan regenerasi. Pemimpin level keempat, jika dia pensiun, institusi tempat ia mengabdi bisa goncang, sedangkan pemimpin level 5 sangat memperhatikan upaya agar institusi dapat berjalan lama dan terus berkembang meskipun dia sudah berhenti. Pemimpin kategori ini adalah seperti seorang panutan yang menginspirasi dan mampu membangun sistem kaderisasi yang mantap. Ia menjadi pemimpin yang rendah hati, tidak menampilkan diri sebagai pemimpin yang kuat dan ambisius, serta  tidak membuat  institusi yang dipimpin bergantung 100% pada dirinya.

Perusahaan yang masuk kategori good to great sangat fokus pada hasil, memiliki kapasitas eksekusi yang baik (good executor) dan cenderung low profile.

Sekarang, silakan Anda menilai, siapakah Capres yang masuk pemimpin kategori level 5?


DAYA UNGKIT KESUKSESAN



Berilah  saya tempat berpijak  dan pengungkit yang cukup panjang , maka akan saya pindahkan seluruh bumi (Archimedes , 278-212 SM)


Tahukah anda bahwa Campina adalah sebuah usaha berbadan hukum koperasi? Ya, Campina adalah salah satu koperasi terbesar di Eropa. Tahun 2009 lalu jumlah anggotanya lebih dari 7.700 orang. Penyebaran anggotanya meliputi 3 negara yaitu Belanda, Belgia dan Jerman.  Koperasi ini berdiri tahun 1979 dengan produk susu segar, yoghurt, mentega, keju, kue cream dan berbagai makanan berbagan dasar susu.

Volume usaha Campina tahun 2005 sebesar USD 4,2 miliar dan masuk Koperasi terbesar peringkat ke-53 menurut  ICA (International Cooperative Aliance). Di Indonesia, Campina terkenal dengan produk es krimnya.

Sementara itu di Jepang, ada koperasi Zen-Noh, yang merupakan koperasi terbesar di dunia. Data tahun 2009, koperasi ini beranggotakan 10 koperasi pertanian tingkat sekunder , 43 koperasi sekunder khusus, 66 koperasi berbagai jenis, 1010 koperasi primer serta 4,4 juta orang anggota perorangan.  Dengan Jumlah karyawan 12.500 orang lebih, Koperasi Zen-Noh menyediakan barang kebutuhan petani seperti alat dan mesin pertanian, bahan baku serta barang konsumsi yang dibutuhkan anggota. Volume usaha koperasi ini mencapai USD 63,4 miliar, dan masuk dalam peringkat pertama dari 300 koperasi terbaik dunia versi ICA.

Sayang sekali dari 300 koperasi terbaik dunia tersebut, tak ada satu pun koperasi Indonesia. Yang ada adalah koperasi negara tetangga yaitu Koperasi  Bank Kerjasama Rakyat (Malaysia) dan Koperasi jasa keuangan NTUC Income (Singapura).

Namun bukan berarti di Indonesia tidak ada koperasi sukses. Kita mengenal KPBS (Koperasi Peternakan Bandung Selatan), Koperasi SAE Pujon, Koperasi Batik dan sebagainya. Bahkan ada sebuah kegiatan arisan para ibu yang kini menjelma menjadi koperasi besar, yaitu Koperasi Setia Bhakti Wanita, Surabaya.  Bermula dari arisan yang hanya Rp. 2.000/anggota, kini omset mencapai lebih dari Rp 200 miliar /tahun dengan jumlah anggota lebih dari 10 ribu orang.

Kini masyarakat mulai paham bahwa  tidak berkembangnya koperasi  bukan karena lembaga koperasinya yang salah melainkan manajemennya yang perlu diperbaiki.

Yang  menakjubkan dari koperasi yang berkembang adalah banyak di antaranya yang dimulai dengan modal seadanya, hanya simpanan pokok dan simpanan wajib yang besarnya tidak seberapa. Setelah dikelola dengan menggali potensi dari anggotanya, koperasi berkembang dengan pesat.

Sebuah organisasi bisnis dapat berkembang pesat karena memiliki alat ungkit yang baik, demikian kata Mark Victor Hansen dan Robert G. Allen .  Kedua penulis buku sukses ini menyatakan, menggunakan pengungkit sama dengan meningkatkan kecepatan tumbuh. Kalau anda ingin menciptakan kesuksesan, anda perlu menggunakan pengungkit. Pengungkit sukses terdiri dari  3 bagian, yaitu pertama tujuan/impian para pendiri, kedua;  penopang pengungkit yaitu manajemen dan ketiga adalah pengungkitnya itu sendiri.  Agar impian besar itu dapat dicapai, maka alat ungkit harus panjang. Daya ungkit semakin baik, jika alat ungkitnya semakin panjang.

Daya ungkit apa saja yang diperlukan? Pertama, pembimbing . Organisasi-organisasi yang sukses, termasuk koperasi memiliki pembimbing yang baik, yang berpengalaman dan yang bisa melihat banyak hal yang perlu diperbaiki. Kedua adalah tim yang baik. Jika anda bekerja sendiri bisa menghasilkan 1 miliar, maka bekerja dalam 5 orang, harusnya mendapat lebih dari 5 miliar. Itulah tim.  Ketiga adalah jaringan (network).  Nilai sebuah jaringan adalah kuadrat dari jumlah orangnya. Jika koperasi beranggotakan 100 orang , maka masing-masing punya relasi 100 orang lagi sehingga nilai jaringannya adalah 10.000 orang.

Keempat adalah jaringan tak terhingga, yaitu hubungan jiwa atau rohani yang menghubungkan sesama anggota. Semangat kebersamaan adalah jaringan yang nilainya tak terhingga.

Kelima adalah peralatan dan ketrampilan. Ketika organisasi makin besar, manajemen perlu memanfaatkan teknologi yang tepat. Jika tidak, mereka akan mudah tenggelam dalam hiruk pikuk persaingan bisnis.***

 Bambang Suharno, Majalah Infovet April 2014

ALAM SEMESTA MENDUKUNG (Bambang Suharno)

Seorang mahasiswa yang menjadi pendiri dan pembina sebuah Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) di sebuah SMA swasta di Purwokerto Jawa Tengah sedang mengalami ujian berat. Ia bersama anak buahnya sudah terlanjur merencanakan kegiatan besar berupa seminar akbar tentang pangan dan gizi dalam rangka Hari Pendidikan Nasional. Untuk ukuran sebuah sekolah yang baru meluluskan siswa 2 kali, kegiatan itu dianggap terlalu ambisius. Apalagi modal kegiatan ini hanyalah dukungan dari Kepala Sekolah dan siswa anggota KIR tersebut, serta dukungan seorang dokter dan ahli nutrisi yang siap jadi pembicara tanpa perlu dikasih honor. Tak ada dana sepeserpun untuk kegiatan itu.

Ia bersama para siswa menghadap kepala dinas pendidikan, kepala yayasan pemilik sekolah, beberapa perusahaan dan tokoh masyarakat. Namun menjelang jadwal yang ditentukan, hanya 1 perusahaan kecil yang bersedia mendukung pencetakan brosur dan makalah. Sampai 2 minggu menjelang acara, belum ada dukungan yang sesuai harapan. Ada pemikiran untuk dibatalkan saja, tapi kepala sekolah mengatakan, “tidak mungkin, ini kegiatan yang baik, harusnya banyak yang mendukung”.

Suasana benar-benar kritis. Tiba-tiba muncul gagasan mencetak kaos berlogo kelompok ilmiah remaja untuk dijual ke para siswa dan guru. Gagasan ini langsung diimplementasikan. Hasilnya mulai tampak. Hari berikutnya ada kabar dari pengelola gedung pertemuan bahwa usulan menggunakan gedung secara gratis diterima. Pada hari yang sama ada surat tembusan dari Dinas Pendidikan yang mengimbau kepada sekolah di beberapa kabupaten untuk mengirimkan siswanya mengikuti seminar. Dua hari itu panitia sibuk menerima pendaftaran peserta. Keajaiban tiba-tiba muncul.

Hari selanjutnya, diperoleh kabar bahwa ibu-ibu yayasan pemilik sekolah akan menyumbangkan konsumsi untuk semua peserta seminar. Ibu Dharma Wanita dan pengurus Posyandu ikut membantu mengundang anggotanya untuk ikut seminar. Seorang wartawan lokal siap akan membawa teman-temannya untuk ikut meliput kegiatan seminar.

Menakjubkan, acara berjalan sukses, peserta membludak sampai 300an orang. Bahkan kegiatannya dimuat di media terkemuka di Jawa tengah, Yogyakarta,  RRI dan satu majalah nasional. Sungguh aneh, dalam kondisi kritis ada saja jalan keluar. Bukan hanya itu, seminar ini tak hanya mengangkat reputasi SMA, tapi juga anak-anak anggota memiliki kepercayaan diri bersaing dengan SMA negeri. Hasil yang tak kalah menyenangkan, para anggota bersama-sama mengadakan studi tour dengan menggunakan dana hasil seminar itu. Yang lebih menyenangkan lagi adalah bahwa ternyata mahasiswa itu adalah saya sendiri, di tahun 1989.

Ini adalah fenomena Mestakung, kata Yohanes Surya. Mestakung singkatan dari Semesta Mendukung. Menurutnya, dalam kondisi kritis, manusia dapat melakukan banyak hal yang jauh di atas kemampuan normal. Umpamanya, saat dikejar seekor anjing galak, seorang anak dapat lari 2 kali lebih cepat dari biasanya. Seorang ibu bisa memiliki keberanian menerobos kobaran api untuk menyelamatkan anaknya dari kebakaran rumah. Para prajurit Indonesia yang melawan penjajah, mampu berjalan ratusan kilometer dengan kondisi perut lapar.

Sebuah eksperimen fisika menunjukan, pada tekanan sekitar 218 tekanan udara normal dan suhu 374 derajat celcius, air berada pada kondisi kritis. Pada kondisi ini wujud air tidak bisa dibedakan antara cair dan gas. Jika sistem ini diganggu sedikit saja (misal dengan menaikan suhu sedikit saja), secara serentak, seluruh molekul mengatur dirinya merubah wujud air menjadi gas. Mestakung mengubah kondisi kritis, mengubah air menjadi gas dalam seketika. “Dalam fisika kejadian ini disebut fenomena kritis (critical phenomena),” kata Surya. Untuk Anda ketahui, Prof Yohanes Surya adalah ahli fisika yang berhasil membawa pelajar Indonesia juara olimpiade fisika.

Alam semesta, kata Surya, telah didesain oleh Sang Pencipta sedemikian rupa sehingga mampu membantu kita keluar dari kondisi-kondisi kritis. Semesta mempunyai cara-cara yang unik (melalui self organizing atau pengaturan diri) untuk membantu kita melewati masa-masa sulit ini. “Jangan takut dengan keadaan kritis, bahkan untuk mencapai sukses, anda harus berani menciptakan keadaan kritis. Alam semesta selalu mendukung siapapun yang ingin melepaskan diri dari kondisi kritis,”kata Yohanes Surya.

Mestakung terjadi dimana-mana. Pasir mengatur diri ketika dituangkan ke atas lantai. Mula-mula pasir membentuk satu bukit. Tapi ketika bukit pasir mencapai ketinggian tertentu yang kita namakan ketinggian kritis, pasir yang jatuh mulai mengatur diri.
Mereka menempati posisi-posisi sedemikian sehingga kemiringan bukit tetap sama.


Angsa-angsa yang bermigrasi berada pada kondisi kritis (lingkungan tidak sesuai lagi untuk hidup mereka), secara alamiah akan bermestakung. Mereka akan mengatur dirinya, terbang membentuk formasi huruf V. Dalam formasi ini angsa dapat terbang ribuan kilometer tanpa terlalu lelah.

Saya meyakini, para pembaca pasti pernah mengalami kejadian “lolos dari kondisi kritis”. Kejadian ini bisa berupa keberanian menyatakan “tidak” pada orang yang paling ditakuti, keberhasilan menjadi panitia tujuhbelasan, keberanian menghadapi calon mertua, atau apapun, dimana saat itu anda dalam kondisi kritis dan mampu melewatinya dengan sangat baik. Kejadian tersebut sangat pantas menjadi sumber motivasi ketika suatu saat menghadapi hal serupa.



Ketika suatu hari Anda merasa terjepit suatu masalah berat, ingatlah kejadian mestakung masa lalu. Anda akan mendapatkan energi baru untuk bangkit dan sukses. ***
Bambang Suharno

Artikel ini dikutip dari buku "Jangan Pulang Sebelum Menang" karya Bambang Suharno.
bambangsuharno@gmail.com 

APAKAH MENYUSUN ARTIKEL OPINI DAN ILMIAH POPULER MEMBUTUHKAN "ANGLE"?

Sebagaimana sharing saya beberapa waktu lalu, kualitas sebuah berita sangat ditentukan oleh "angle" yang dipilih oleh wartawan. Coba kita perhatikan, jika puluhan wartawan mengikuti konferensi perss, bahan yang diterima untuk menulis begitu banyak. Wartawan bertugas memilih bagian mana layak dipilih sebagai angle berita.

Misalnya di akhir tahun Menteri Pertanian mengadakan konferensi pers untuk menyajikan kinerja selama setahun. Yang muncul di berita media umum, mungkin saja yang ditonjolkan adalah soal impor daging sapi yang melibatkan petinggi PKS. Berita tentang hortikultura, jagung dan padi tidak mendapat sorotan. Angle itu dipilih karena saat itu yang paling menarik untuk disajikan adalah soal daging sapi.

Bagaimana dengan artikel ilmiah populer? Apakah perlu menetapkan angle atau berpatokan pada gaya penulisan ilmiah yang dimulai dengan latar belakang, tujuan, pembahasan dan penutup? Kalau kita lihat ulasan pakar di media masa dalam bentuk ilmiah populer, kita akan melihat bahwa karya ilmiah populer membutuhkan angle yang tajam juga.

Jika anda ingin mengulas tentang bagaimana berbandingan sistem produksi peternakan di Australia dan Indonesia, maka akan menjadi menarik jika diawali dengan cerita singkat tentang kisruh impor daging. Dari situ anda bisa memulai dengan perbandingan sistem budidaya dan juga kebijakan pemerintah dalam mengembagan peternakan sapi. Jika anda langsung pada pendahuluan yang tidak menyinggung kisruh impor daging, pembahasan menjadi kurang menarik.

Begitupun jika anda akan menulis bagaimana sistem penerbangan pesawat yang aman. Lebih menarik jika diawali dengan kasus hilangnya pesawat Malaysia, umpamanya.
Dengan demikian, menulis artikel ilmiah populer tetap perlu memenuhi syarat sebagaimana layaknya berita. Jika anda ingin menulis mengenai Pemilu, saatnyalah sekarang, jangan menunggu orang lain bicara topik yang lain.

Begitulah kira-kira sharing saya mengenai Rahasia Penulis Pemula (RPP). Semoga bermanfaat.
Salam sukses

TENTANG CAPRES JOKOWI; KEPUTUSAN BESAR SELALU ADA PRO KONTRA

Setiap keputusan besar mengundang reaksi pro kontra. Jika anda pemimpin (di level manapun), pasti paham dan merasakan betul pernyataan ini. Pemimpin adalah pengambil keputusan. Pekerjaan pemimpin adalah mengambil keputusan. Jika anda ketua RT, anda perlu mendengar saran warga, saran Lurah, saran ketua RW. lalu ambil keputusan. Setelah itu tunggulah orang yang akan mencemooh anda. Begitulah pemimpin .

Jika anda stress gara-gara dicemooh masyarakat, anda belum siap jadi pemimpin. Hidup ini tinggal pilih, mau bagian yang jadi tukang kritik atau sebagai pelaku sejarah, dengan resiko dikritik tanpa henti .

Satu contoh adalah tentang pencapresan Jokowi. Sebelum Megawati mengeluarkan pernyataan bahwa Jokowi jadi Capres, banyak orang yang berkata "kalau Mega mencalonkan diri, itu namanya tidak tahu diri. Faktanya Jokowi lebih hebat dari Mega".

Setelah mega mengambil keputusan untuk tidak mencapreskan diri dan menunjuk Jokowi sebagai capres, orang yang sama mengatakan," lho jadi Jokowi tidak bertanggungjawab dong, masak DKI baru mulai dibangun langsung ditinggal?"""

Itulah resiko pengambil  keputusan. Kita harus mengambil keputusan. Harus cepat menganalisa dan tajam intusinya.
Soal resiko, mau ambil keputusan  besar, keputusan kecil, semuanya mengandung resiko.
salam hormat

Artikel Motivasi: Tingkat Penerimaan Sukses



Hal terpenting bukanlah apa yang kita harapkan, melainkan apa yang bisa kita terima.
(Adam Khoo dan Stuart Tan)

Jika anda ingin meraih kesukseskan, buatkan impian yang jelas dan sampaikanlah impian itu ke orang lain. Jangan takut untuk bermimpi dan jangan takut dicemooh orang. Silakan anda bercita-cita berpenghasilan setinggi mungkin, bercita-cita keliling dunia bersama keluarga, bercita-cita membangun tempat ibadah dan sekolah gratis. Apapun. Kata Bung Karno, “Gantungkan cita-citamu setinggi bintang di langit”.

Yang perlu diingat, dalam pencapaian atas cita-cita tersebut, ada satu faktor yang sangat penting, yaitu tingkat penerimaan anda.

Dalam buku Master Your Mind Design Your Destiny, Adam Khoo, seorang motivator asal Singapura, menegaskan , hal terpenting adalah bukan yang kita harapkan melainkan apa yang kita bisa terima dalam hidup. Itulah yang disebut “tingkat penerimaan”.

Begini kira-kira penjelasan singkatnya.  Umpamanya Anda memimpikan penghasilan bersih 100  juta per bulan, rumah bagus di tengah kota, mobil mewah dan sejumlah simbol kekayaan lainnya. Akan tetapi dengan latar belakang keluarga dan pengalaman anda selama ini, anda masih bisa menerima pendapatan 3 juta/bulan.  Pendapatan sebesar 3 juta itulah yang disebut tingkat penerimaan anda.

Tingkat penerimaan ini menjadi begitu penting karena faktanya, pada umumnya pendapatan kita berada di sekitar tingkat penerimaan itu. Misalkan suatu saat penghasilan anda kurang dari 2juta, maka pikiran bawah sadar anda akan menyentuh “tombol panik” dan anda akan melakukan berbagai kreativitas agar memperoleh pendapatan di atas “tingkat penerimaan” tadi.

Dari banyak kasus, ternyata kondisi panik ini akan membuat orang lebih kreatif dan berhasil menaikkan pendapatan minimal sesuai tingkat penerimaan.

Bukan hanya soal pendapatan, tingkat penerimaan berlaku dalam banyak hal di kehidupan kita sehari-hari. Anda ingin  mengunjungi 100 negara dalam 10 tahun? Jika keinginan ini hanya sebatas keinginan dan anda merasa tidak apa-apa jika hanya bisa pergi ke kawasan ASEAN, maka tingkat penerimaan ini cenderung akan membuat impian 100 negara hanya tercapai sampai wilayah ASEAN saja.

Nah, di sinilah kita perlu mengkaji ulang, antara cita-cita besar dan tingkat penerimaan. Cita-cita besar dan kerja keras belumlah cukup untuk menghasilkan keberhasilan yang nyata, kalau anda memiliki tingkat penerimaan yang rendah.

Itu sebabnya, tatkala kita memiliki cita-cita yang tinggi, kita perlu menaikan tingkat penerimaan secara bertahap, sehingga secara bertahap target kita akan tercapai. Naikkanlah tingkat penerimaan anda, maka anda akan lebih dekat dengan impian anda.

Proses menaikkan tingkat penerimaan adalah proses yang membutuhkan kemampuan menangani stress. Bukan hanya kerja keras yang anda perlukan. Dibutuhkan langkah inovasi. Jangan lupa anda perlu berdoa meminta jalan terbaik dari-Nya.

Brad Sugar, pebisnis  asal Australia menambahkan saran  yang sangat baik, dan menurut saya bisa mendukung pandangan Adam Khoo. Ia mengatakan, nasib ada 5 tahun lagi tergantung pada apa yang anda pelajari, dengan siapa saja anda berteman/bekonsultasi, dan aksi apa yang anda lakukan sehari-hari. Dapat  dikatakan, jika kita sudah menaikkan tingkat penerimaan, selanjutnya lakukan 3 hal sebagaimana saran  Brad Sugar.

Misalkan anda ingin berkunjung ke 100 negara, anda perlu mempelajari soal travelling, tempat wisata, jasa wisata, harga tiket, harga sewa hotel dan sebagainya. Anda perlu sering bersilaturahmi dengan rekan-rekan yang pernah keliling dunia untuk memotivasi dan mendapat pengetahuan tentang “kiat meraih impian keliling dunia”. Dan anda perlu melakukan aksi mengumpulkan dana untuk meraih impian anda.

 Tingkat penerimaan, adalah pertanda sebuah keharusan, bukan anjuran. Adam Khoo mengatakan, sebagian besar manusia ingin meraih impian tapi jarang yang menganggap sebagai keharusan. Cita-cita itu hanya sebatas sebagai anjuran saja. Jikalau cita-cita hanya berupa anjuran saja, maka anda akan mudah berhenti ketika hambatan menghadang.

Bagaimana dengan Anda?***

Perbedaan Menulis Artikel Media Cetak, Menulis Buku dan Menulis Website

Apa perbedaan menulis artikel di media cetak dengan menulis buku dan menulis di website?
Ada perbedaan khusus yang perlu kita pahami, berikut ini.

1. Artikel media cetak (termasuk liputan) sangat mengandalkan "angle"/sudut pandang. Jika angle-nya tajam, artikel makin bagus. Menulis liputan berita maupun artikel opini, dibatasi oleh halaman media cetak. Umumnya satu artikel hanya sekitar 800 kata. Maka untuk membuat artikel yang bagus tidak mungkin dapat mengungkap semua opini dan informasi yang ada di diri penulis. Itulah sebabnya diperlukan angle artikel.
2. Menulis buku mengandalkan "outline". Ibarat sedang melakukan perjalanan jauh, outline sangat penting sebagai peta yang memberi arah kemana kita mau pergi. Bagi penulis buku, outline sangat penting karena dari outline inilah buku disusun secara bertahap. proses penulisannyapun tidak harus berurutan mulai dari halaman pertama. Kadang bisa dimulai dari bagian tengah atau akhir.
3. Menulis artikel website. Yang utama adalah "keyword"/kata kunci. Kata kunci terkait dengan SEO (search engine optimation). Maka di artikel web, mengulang-ulang kata kunci menjadi penting. sebaliknya dalam menulis di media cetak dan menulis buku, pengulangan kata yang terlalu sering bisa dianggap kurang kreatif mengolah kalimat. Keyword dan SEO adalah bahasa khas di dunia bisnis online. Saya akan membahasnya di lain waktu.


KEKUATAN KEYAKINAN



Keyakinan yang hebat dapat membuat orang biasa melakukan hal-hal luar biasa menakjubkan. Sebaliknya, keyakinan yang salah bisa melumpuhkan potensi orang berbakat. (Adam Khoo)

Ada sebuah riset menarik mengenai keyakinan yang dilakukan oleh Robert Merton, seorang professor Sosiologi dari Columbia University pada tahun 1957. Penelitian ini melibatkan seorang guru yang diinstruksikan oleh profesor untuk mengajar di sebuah kelas yang terdiri dari murid-murid berbakat. Guru itu tidak tahu bahwa sebenarnya murid-murid yang ada di kelas tersebut bukanlah murid-murid berbakat melainkan murid yang IQnya rendah dan berperilaku nakal, malas dan tidak sopan.

Ketika sang guru mulai mengajar, para murid mulai berperilaku buruk, tidak mau belajar dan memberi respon kurang baik terhadap guru. Namun karena guru  itu yakin bahwa murid-murid yang sedang ia ajar adalah murid berbakat, maka sebagai guru ia berusaha melakukan koreksi diri terhadap metode mengajar. Ia berpikir “murid berbakat perilakunya memang aneh, tidak mau belajar jika gurunya kelihatan bodoh. Saya harus melakukan sesuatu agar mereka tertarik terhadap materi pelajaran saya”.

Dengan berbekal ilmunya, ia mencoba melakukan inovasi teknik mengajar agar murid-murid tertarik, mulai dari teknik games, tugas kelompok, membuat diskusi dan berbagai metoda lainnya yang ia tahu.

Dengan keyakinan bahwa ia sedang berhadapan dengan murid berbakat, guru tersebut sama sekali tidak memperlakukan murid sebagai anak malas atau anak nakal. Jadi apa yang terjadi di kelas selalu dianggap sebagai hal wajar. Guru tersebut tidak marah, justru lebih banyak tersenyum melihat aneka perilaku aneh para murid.

Karena ia memberlakukan mereka sebagai murid berbakat, lambat laun guru mulai mampu mengendalika situasi. Suasana kelas yang tadinya berantakan tidak karuan, berubah menjadi kelas yang riang, penuh gairah.

Pada akhir tahun ajaran, nilai raport rata-rata murid di kelas  tersebut melonjak sangat tinggi. IQ rata-rata mereka meningkat 20-30 poin.

Mengapa bisa terjadi demikian? Prof. Robert Merton menyebutnya kejadian ini sebagai efek Pygmalion. Ini adalah efek psikologis yang dapat merubah keyakinan menjadi kenyataan.

Hasil riset ini menjadi sangat berguna untuk banyak hal. Bagi para orang tua, pesan dari hasil riset ini adalah; janganlah memperlakukan anak anda sebagai anak yang malas dan bodoh, karena jika anda memperlakukan seperti itu, maka anak anda bisa benar-benar menjadi bodoh. Sebaliknya jika anda yakin bahwa anak anda adalah anak hebat, maka mereka kelak akan menjadi orang hebat.

Banyak orang mengira bahwa para tokoh dunia yang dipandang hebat memiliki kemampuan yang berlipat ganda dari orang biasa. Itu semua tidak benar. Yang membuat mereka sangat hebat adalah keyakinannya yang mampu mengalahkan keyakinan kebanyakan orang.

Wright bersaudara, penemu pesawat terbang , sama sekali tidak memiliki keahlian luar biasa di bidang aerodinamis . Mereka hanyalah tukang memperbaiki sepeda. Namun karena keyakinannya itulah, membuat keluarga Wright terkenal seantero dunia sebagai penemu pesawat terbang.

Demikian pula Mahatma Gandhi, bukanlah berasal dari keluarga yang berpengaruh yang memungkinkan ia membangun basis kekuatan untuk memerdekaan India. Ia hanya seorang pengacara, yang dengan keyakinanannya yang sangat kuat, mampu meyakinkan masyarakat India untuk membebaskan diri dari penjajahan.

Begitu pula Bung Karno, Moh Hatta dan para pejuang kemerdekaan. Apakah mereka memiliki kemampuan finansial yang memadai untuk menyatukan para pemuda Indonesia yang menyebar di seluruh pesolok negeri? Tidak sama sekali. Apakah mereka memiliki kekuatan angkatan perang? Juga tidak. Sejak era kebangkitan nasional 1908 kemudian disusul Sumpah Pemuda 1928, mereka meyakini betul Indonesia harus bebas dari penjajahan. Dengan keyakinan itulah, mereka yang berasal dari berbagai penjuru nusantara dengan ratusan ragam bahasa dapat menyatukan diri dalam berkomunikasi dengan menggunakan satu bahasa, Bahasa Indonesia. Dan menyatakan diri satu tanah air dan satu bangsa yang bernama Indonesia.

Selamat Memperingati Sumpah pemuda.***