MUTIARA KEHIDUPAN

header ads

Sikapmu Menentukan Kesuksesanmu

Teruslah belajar, bukan hanya untuk meningkatkan kemampuan teknis, tapi agar bisa memiliki sikap yang lebih baik.

Jalan-jalan di kota Teknologi Shenzen, China

Perjalanan ke kota Teknologi Shenzen, China, 1 Mei 2019 dalam rangka Shenzen International Pet Fair.

Launching buku Menggali Berlian di Surabaya

Buku Menggali Berlian di Kebun Sendiri karya Bambang Suharno diluncurkan di acara Grand City Convex Surabaya, di tengah acara pameran internasional Indolivestock Expo.

Meraih sukses

Jika sukses harus diraih dengan kerja keras banting tulang siang malam, itu namanya sukses dengan mesin manual. Anda perlu belajar meraih sukses dengan mekanisme sukses otomatis (Suksesmatic.com).

Pengalaman Naik Kereta TGV di Perancis

Perjalanan ke Rennes Perancis dalam rangka menghadiri pameran internasional, naik kereta TGV dari Paris ke Rennes.

Launching Buku Menggali Berlian di Kebun Sendiri

Ketua Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI) Don P Utoyo mengapresiasi terbitnya buku Menggali Berlian Di kebun Sendiri karya Bambang Suharno. "Buku ini sangat penting untuk kita semua agar kita dapat berkarya dengan tekun dan ikhlas, berpikiran positif sehingga menghasilkan karya terbaik dan badan sehat", ujar Don yang saat ini usianya 76 tahun dan masih aktif di berbagai kegiatan asosiasi .

Don menyampaikan pandangan dalam acara seminar motivasi dan peluncuran buku Menggali Berlian di Kebun Sendiri di Grand City Convex Surabaya di area berlangsungnya Indolivestock expo & Forum, Kamis, 4 Juli 2019. Hadir dalam acara tersebut sejumlah tokoh perwakilan asosiasi antara lain GPPU, GOPAN, YAPPI, FMPI, ASOHI,  ADHPI, ISPI, PDHI, AINI, perwakilan perusahaan serta para pembaca setia karya Bambang Suharno dari berbagai kalangan

Dalam sesi tanya jawab Don menyampaikan sekilas perjalanan karirnya di Ditjen Peternakan yang sempat berkarya di beberapa provinsi hingga dipercaya menduduki jabatan eselon 2 yang beragam. .

"Saya di Ditjen Peternakan sudah pernah jadi Sekdit, Direktur Produksi, Direktur Bibit dan lain lain yang semuanya di eselon 2," ujarnya. Yang tak kalah pentingnya adalah setelah pensiun, dimana kita perlu tetap berkarya menyumbangkan pemikiran.

"Setelah pensiun, justru saya bisa jalan-jalan ke puluhan negara. Ini anugerah buat saya, saya sangat bersyukur. Jadi betul yang dipaparkan pak Bambang Suharno bahwa kita harus bekerja itu harus fokus, ihklas, banyak bersyukur, jangan mengeluh," tambahnya.

Selain Don, dalam acara ini juga tampil Pengurus GOPAN Setya Winarno  dan Syamsul (seorang peternak itik di Malang). Keduanya berkisah tentang karir dan bisnis masing-masing dengan berbagai liku-likunya yang sangat selaras dengan isi buku. Setya Winarno mengisahkan dirinya yang fokus di peternakan ayam, sedangkan Samsyul bercerita tentang beternak itik dengan belajar dari seminar-seminar di Indolivestock.

"Saya tekuni beternak itik, dan saya pernah coba beternak ayam ternyata sulit. Jadi saya terus menekuni itik," ujar Syamsul.

Acara Peluncuran

Beberapa peserta ikut foto bersama
Peluncuran buku diawali dengan sambutan Direksi PT Gallus Indonesia Utama oleh Drh Rakhmat Nuriyanto dan penyerahan buku secara simbolis dari penulis kepada Don P Utoyo sebagai perwakilan pembaca.

Dalam paparannya, Bambang Suharno menyampaikan bahwa di ruangan seminar ini sudah ada beberapa orang yang berhasil menggali berliannya masing masing. Antara lain Samsul Peternak Itik sukses terus menekuni usahanya yang tentunya melalui proses jatuh bangun, namun akhirnya bisa terus berkembang.

Dipaparkan juga kisah petani Afrika yang menjual tanah pertaniannya untuk mendapatkan berlian, namun gagal. Sementara yang membeli tanah petani itu justru mendapatkan berlian di lahan yang dibelinya dengan harga murah. Pelajaran dari kisah petani ini sangat penting untuk kita semua. Bambang juga menjelaskan metode praktis untuk memahami pola pikir sendiri dan orang lain dengan metode emergenetic (emergenetics.com).

Seminar dipandu oleh Anang Sam dari Infovet, disertai dengan beberapa games interaktif dengan peserta dengan topik keterlibatan, konsentrasi, semangat dan fokus cita-cita. Anang juga membacakan testimoni para tokoh tehadap isi buku Menggali Berlian di Kebun Sendiri, antara lain dari motivator no 1 Indonesia Andrie Wongso, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan  Dr. Drh. I Ketut Diarmita, Prof. Abdul Basith dan sebagainya

Filsuf Plato pernah mengatakan, hati-hati dengan pikiranmu, karena apa yang kamu pikir itu bisa terjadi. Kekuatan pikiran mampu sebagai obat sekaligus bisa sebagai racun. Jika dilandasi dengan serakah, iri, benci, pikiran menjadi racun yang keji. Sebaliknya jika dilandasi dengan cinta, ia adalah obat yang paling manjur.

Buku karya Bambang Suharno ini memberikan pencerahan bagi kita untuk mengelola kekuatan pikiran dan tindakan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu saya ucapan selamat untuk Pak Bambang Suharno," kata Anang membacakan endorsement dari Motivator No1. Indonesia Andrie Wongso yang dimuat di cover buku.


Materi seminar bisa diunduh dengan klik www.bit.ly/SEMINARMBKS

Sikapmu Menentukan Kesuksesamu


Saya setuju bahwa kesuksesan bisa terlihat dari sikap apa yang dipilih oleh seseorang. Sikap itu menentukan sukses atau tidaknya kita. Beberapa sudah ditulis pada artikel sebelumnya. Positive doing. Seperti gambar di atas, fokus pada kalimat nya ya. Orang-orang sering bertanya padaku bagaimana aku bisa tetap bersikap positif setelah kehilangan kedua kakiku, dan aku pun sering bertanya balik pada mereka, bagaimana mereka masih tetap bersikap negatif dengan kaki sempurna mereka? - Johnny Joey Jones. Tentu anda sepakat.

Saya jadi teringat pak Chozin. Pak Chozin itu hebat menurut saya. Saya kalau berada di posisi beliau saat itu belum tentu memilih sikap seperti beliau. Pak Chozin sebenarnya bisa saja memilih sikap untuk tidak melakukan apa yang dianjurkan oleh dr. Sigit Setyawadi. Potensi untuk menolaknya sebenarnya bisa lebih besar karena belum ada bukti saat itu. Kalau saya bisa melihat pak Chozin sebagai tujuan, namun beliau? Maka tak diragukan lagi bahwa beliau saat ini menjadi Emerald namun penghasilannya Diamond. Bobot bisnisnya besar, ada 7 peringkat terlewati dalam satu tahun fiskal Amway. Ini luar biasa.

Perlu diingat kembali. Kita hanya jangan melihat pak Chozin saat ini, freedom, jalan-jalan tapi bisnisnya jalan, tapi lihatlah pak Chozin dulu ketika berjuang mengalahkan dirinya sendiri, melawan keraguan, menjalankan 3 sistem MSO dengan konsisten. Pilihan sikap seperti itu yang harus dicontoh dari pak Chozin.

Saya yakin ketika anda menduplikasi apa sikap pak Chozin dulu sehingga terbangun pribadi seperti saat ini, anda akan mendapatkan apa yang pak Chozin dapatkan. Pilihannya ada pada diri kita. Mau memilih sikap seperti halnya pak Chozin yang dapat dipastikan bahwa kesuksesan menghampiri anda atau malah sebaliknya. Mari bertumbuh dan menguat. Saya yakin anda pasti bisa hanya perlu terbiasa. Anda pasti bisa karena anda terpilih.

Semoga Hidup Makin Berkah Berlimpah Bahagia

RichAnton
Sumenep, 7/1/20. 20:15
Go Founders Crown Ambassador

BERPIKIR POSITIF

Saat kelas 2 SMP (1968), saya melihat di almari buku ayah saya, sebuah buku berjudul BERPIKIR POSITIF (Norman Vincet Peale). Buku itu saya baca, dan isi buku itu terus menjadi pedoman hidup saya sampai sekarang.

Sebenarnya buku itu terletak di "bagian terlarang" dari almari yg buku bukunya masih belum waktunya saya baca. Tetapi semakin dilarang semakin semangat dan ingin tahu isinya apa. Akhirnya buku itu diberikan ke saya.

Di bab awal dari buku itu diceriterakan, ada seorang pengusaha meminta ijin bertemu Peale setelah selesai memberi seminar. Pengusaha itu masuk ke kamar hotel dengan kepala tertunduk. Dengan sedih dia mengatakan bahwa hidupnya telah hancur. Perusahaan yg telah dia bangun selama puluhan tahun bangkrut. Hampir seluruh hartanya habis, tinggal rumah yg dia tempati.

Seperti biasa, di akhir cerita, pria tadi menanyakan _:"Apa yg harus saya lakukan ?"._

Peale menanyakan, bagaimana kesehatannya dan pria paro baya tadi menjawab dia sehat seperti kuda. Seminggu 3x dia lari 10 km. "Bagaimana kabar isterinya ? Apakah dia meninggalkan pria tadi setelah kebangkrutan ini ?". Pria tadi menjawab bahwa isterinya justru semakin dekat dengannya krn dia tidak sibuk lagi.

Begitulah satu persatu Vincent Peale menanyakan tentang temannya, anak dll. Setiap kali pria itu menjawab, biasanya diakhiri kalimat "Tetapi untuk apa ? Saya sdh tidak punya apa apa lagi. Perusahaan saya sdh bangkrut".

Kemudian Vincent Peale menyerahkan kertas yg sejak tadi ditulis sambil mewawancarai pria tadi. Kertas itu terbagi 2, disebelah kiri atas tertulis HAL HAL YANG SAYA PUNYAI.  Disana ada kesehatan prima, isteri setia, anak anak yg baik dan bersedia membantu, teman teman yg baik, kepercayaan dari bank, rumah, ilmu bisnis, ide ide cemerlang dan masih banyak lagi.

Di sisi kanan atas, tertulis HAL HAL YG HILANG. Hanya ada 1 kata, yaitu *Perusahaan.*

Peale mengatakan kepada pria itu _:"Anda masih memiliki jauh lebih banyak hal dibanding yg hilang."_ Pria itu menangis membaca daftar itu. Bukan tangisan sedih tetapi lebih pada perasaan sesal dan sekaligus bersyukur. Sama seperti bbrp orang yg bertemu dan mengeluh ke saya bahwa hidupnya sudah hancur dan dia tidak tahu lagi apa yg harus dilakukan. Umumnya menangis setelah sy tunjukkan kenyataan bahwa masih JAUH LEBIH BANYAK YG TERSISA DIBANDING YG HILANG.  Biasanya saya katakan _:"Bagaimana jika sisi kiri dan kanan itu ditukar ? Anda mendapatkan yg kanan tetapi kehilangan yg kiri ?"_  Selama ini tidak ada satupun yg mau.

Pria itu, seperti halnya pria dan wanita yg keluar dari rumah saya. Berjalan keluar dengan wajah cerah dan badan yg lebih tegak.

Syukurilah apa yg sudah Anda miliki saat ini. Itu akan membuat Anda lebih mudah mendapatkan apa yg  belum Anda miliki saat ini.

copast

Meningkatkan Plafon Rejeki

Pada tanggal 5 Mei 2019 saya mendapat pengetahuan baru, yakni tetang Plafon Rejeki atau Takaran Rejeki. Pengetahuan ini saya dapatkan dari seorang dokter, namanya dr Sigit Setyawadi SPoG, yang sejak beberapa tahun lalu sudah pensiun sebagai dokter dan menjadi seorang investor yang katanya hidup lebih santai dengan mendapatkan passive income yang besar.

Kata dokter Sigit, banyak orang hidupnya jungkir balik karena tidak mengerti hal ini. Mereka sudah bekerja keras seumur hidupnya untuk bisa meningkatkan taraf hidupnya. Tetapi nasib seperti selalu membawanya turun kembali.

Penyebabnya cuma satu, yaitu *Plafon Rejekinya yang rendah*.

"Saya dulu sama seperti yang lain, bekerja keras nyaris seumur hidup. Baru pada usia 49 tahun saya menemukan jalan dan dua tahun kemudian saya bisa pensiun dini dan sekaligus menutup tempat praktek saya," ujar dokter Sigit.
(tuh kan, banyak orang yang pengin banget jadi dokter agar hidupnya layak, ini kok dokter buru-buru pensiun supaya hidup lebih indah "hehe)

" Banyak orang yang menyayangkan hal itu, tetapi kalau saja mereka tahu apa yang saya tahu. Saya yakin mereka akan mengikuti jejak saya", tambahnya.

Jika sekarang ini banyak yang tidak kaya, berarti ada yang salah. Yang paling dominan dari orang kaya dibanding orang miskin adalah mereka (orang kaya) berorientasi pada hasil.

Mereka tidak peduli jenis bisnis atau pekerjaannya apa.

Sepanjang tidak bertentangan dengan agama dan hasilnya baik, maka akan dikerjakan.

Ini sangat berlawanan dengan rata rata orang pada umumnya yang lebih mengutamakan proses dibanding hasil.

Mereka memilih milih bisnis dan pekerjaan. Mereka mau menjadi tenaga honorer di sebuah kantor meskipun tidak digaji. Yang penting nampak keren.

Pekerjaan atau bisnis yang tidak bergengsi, umumnya ditolak. Dunia bekerja atas peniruan. Kita bisa berjalan dan berbicara karena meniru orang di sekitar kita.

Jika kita ingin kaya, maka tinggal meniru orang kaya. Bagaimana mereka berpikir dan bertindak. Tidak semua perantau kaya. Tapi hampir semua orang kaya adalah perantau.

Merantau itu untuk meningkatkan plafon rejeki/takaran rejekinya.

Dengan cara bergaul belajar dengan orang kaya.

Jika merantau kemudian tetap bergaul dengan orang yang tingkatannya sama, atau dekat orang kaya tetapi sudah menutup pikirannya, misalnya pembantu rumah tangga, maka tidak akan ada perubahan apa apa.

Penghasilan tergantung kepada plafon rejeki.

Penghasilan bisa naik sementara namun  kemudian diturunkan di bawah plafon rejeki oleh pikiran bawah sadar.

Agar penghasilan naik permanen, plafon rejeki harus dinaikkan terlebih dahulu.

Bagaimana caranya?

Contoh ilustrasi rejeki kita terpengaruh orang di sekitar kita yang mempengaruhi pola pikir kita.

Walaupun orang tidak tahu secara sadar penghasilan orang yang mengitarinya,

Tetapi "pikiran bawah sadar" tahu dan berusaha saling mencocokkannya. Penghasilan orang yang memiliki *plafon rejeki rendah selalu naik turun.*

Andaikata naik akan turun lagi di bawah plafon rejekinya. Terus menerus begitu.

Jika ingin penghasilannya tetap tinggi, maka *plafon rejekinya harus dinaikkan* dulu. Jika sudah naik plafon rejekinya maka dengan sendirinya kehidupan mengarah ke kehidupan yang dituju (misal memiliki penghasilan pasif 100 juta per bulan).*

Namun bukan tiba tiba.  Tetapi bertahap.

Akan ditunjukkan jalannya dengan bertemu orang tepat yang mengajak ke arah tersebut.

Semua terjadi seperti kebetulan saja. Kehidupan sekarang adalah hasil pola pikir 5-10 tahun yang lalu.

Kehidupan 5 -10 tahun yang akan datang adalah hasil pola pikir sekarang.

Kehidupan kita tidak akan pernah berubah jika pola pikir kita tidak diubah.

Kita adalah robot.  Punya pola pikir sadar (10%) yang ingin kaya tapi dikuasai pola pikir di bawah sadar (90%) yang ingin miskin yaitu tidak punya uang. Sehingga terbentuk life map miskin.

Akibatnya tidak sinkron dan yang selaku menang adalah pola pikir bawah sadar (yang dianggap sebagai kebutuhan).

Sehingga kebutuhan adalah miskin dan bekerja keras mencari uang, dan sebanyak apapun uang diperoleh akan dihabiskan utk menikmati hidup.

Ini adalah hasil life map miskin. Dimana uang tidak mudah masuk atau jika mudah masuk juga mudah keluar.

Jika berbisnis sesuai *yang kita sukai (passion)* maka hanya akan merubah dari miskin tipe 1 menjadi miskin tipe 2.

Hal ini pula yang berperan membentuk kehidupan keuangan sekarang.

Jika mau berubah, maka harus mencari mentor dan mengikuti arahan mentor *melakukan hal hal yang tidak disukai.*

Merubah nasib dengan cara menghilangkan  life map miskin.

Ingat bahwa nasib tidak akan berubah jika kita tidak mau merubahnya sendiri.
Senjata rahasia agar bisa merubah life miskin dan meningkatkan plafon rejeki :*

1. Mendengarkan 2 ATBS (Audio Terapi Bawah Sadar)

2. Berkumpul dengan orang kaya melalui seminar inspirasi dan mendengarkan audio inspirasi.

Kalau jaman dulu kita harus merantau secara fisik kalau ingin menjadi orang kaya. Maka cara menjadi kaya zaman sekarang adalah merantau secara mental,  dengan merubah pola pikir kita.

Nampaknya mudah tetapi sebenarnya sulit, sehingga nabi saya mengatakan bahwa

Perang terbesar adalah melawan diri kita sendiri.

Kita perlu direnggangkan yaitu melakukan hal yang tidak kita sukai, melewati batas yang kita percayai selama ini (bekerja keras mencari uang).

*Diregangkan agar mendapatkan kekayaan (kemakmuran).*

Ketertarikan terhadap bisnis akan selalu sesuai dengan pola pikir atau program di pikiran bawah sadar kita.

Mereka yg memiliki pola pikir miskin dan bekerja keras mencari uang, akan tertarik kepada bisnis yg sifatnya bekerja mencari uang atau penghasilan aktif, yaitu kuadran E dan S.

*Sebaliknya mereka yg memiliki pola pikir kaya akan tertarik dengan bisnis yg sifatnya membangun aset, yaitu kuadran B dan I (lihat kecerdasan finansial).*

Kadang kadang ada ketertarikan semu atau palsu dari mereka yg memiliki pola pikir miskin pada bisnis yg sifatnya membangun aset.

Ini karena ajakan seseorang atau setelah ikut seminar tertentu.

Biasanya hanya bertahan sebentar saja karena tidak bisa bertahan dari

Tekanan bawah sadarnya sendiri

Untuk bisa mengerjakan bisnis yang sifatnya membangun aset, seseorang harus
dinaikkan dulu citra dirinya menjadi citra diri kaya atau memiliki program pikiran kaya.

Jika pola pikir bawah sadar berpenghasilan pasif 100jt per bulan sudah terinternalisasi menjadi program pikiran kita maka :

1. Jika punya mentor maka akan lurus ke tujuan.

2. Jika memakai cara sendiri maka akan zig zag mencapai tujuan

Jika tidak punya impian maka akan berputar putar seperti yang dulu.

Mau tahu cara meningkatkan Plafon rejeki secara gratis?  Silakan klik disini 
dan ketik plafon rejeki#sebut nama #kota anda

Balaslah Dengan kebaikan

Ada seorang petani mempunyai seorang tetangga yang berprofesi sebagai pemburu yang mempunyai anjing-anjing galak.

Anjing-anjing milik pemburu itu sering melompati pagar dan mengejar domba-domba petani. Demi menjaga domba-domba peliaharaanya, petani itu meminta sang pemburu untuk menjaga anjing-anjingnya, tapi ia tidak mau peduli.

Suatu hari anjing-anjing itu melompati pagar dan menyerang beberapa domba, sehingga terluka parah.

Petani itu merasa tak sabar, dan memutuskan untuk pergi ke kota untuk berkonsultasi pada seorang hakim yang dikenal adil dan bijaksana.

Hakim itu mendengarkan cerita petani itu dan  memberikan pernyataan yang menarik, "Saya bisa saja menghukum pemburu itu,  dia harus merantai dan mengurung anjing-anjingnya, tapi Anda akan kehilangan seorang sahabat dan mendapatkan seorang musuh. Mana yang kau inginkan, sahabat atau musuh yang jadi tetanggamu?”_

Petani itu menjawab dengan tegas bahwa ia sejatinya lebih suka mempunyai seorang tetangga yang bersahabat.

"Baik, saya akan menawari anda sebuah solusi yang mana anda harus menjaga domba-domba anda, supaya tetap aman dan ini akan membuat tetangga anda tetap sebagai teman”.

Mendengar solusi pak hakim, petani itu setuju.
Ketika sampai di rumah, petani itu segera melaksanakan solusi pak hakim.

Dia mengambil tiga domba terbaiknya dan menghadiahkannya kepada 3 anak tetangganya itu. Anak pemburu itu menerima dengan sukacita dan mulai bermain dengan domba-domba tersebut.

Untuk menjaga mainan baru anaknya, si pemburu itu mengkerangkeng anjing pemburunya. Sejak saat itu anjing-anjing itu tidak pernah mengganggu domba-domba petani.

Sebagai rasa terima kasih atas kedermawanan petani kepada anak-anaknya, pemburu itu sering membagi hasil buruan kepada petani.

Sebagai balasannya, petani mengirimkan daging domba yang sudah dimasak buatannya untuk tetangganya yang berprofesi sebagai pemburu.
Dalam waktu singkat tetangga itu menjadi Sahabat yang baik.

*****

Mutiara kehidupan dari kisah ini adalah tetaplah berbuat baik. Percayalah kebaikan akan menghasilkan kebaikan.
Jangan buru-buru emosi kepada sahabat apalagi tetangga. Selalulaj berpikir tentang bagaimana caranya agar selalu bisa bersaudara dengan tetangga.

Dimanakah Berlianmu?

Orang yang sukses “menggali berlian” telah berhasil menemukan jalur hidupnya yang cemerlang (kata mutiara kehidupan)

Alhamdulilah buku Menggali Berlian di Kebun Sendiri sudah resmi diluncurkan di acara seminar di Indolivestock Expo & Forum 4 Juli 2019. Istilah “menggali berlian” tiba tiba menjadi populer dalam beberapa perbincangan para peserta seminar. Terima kasih atas kehadiran para pimpinan asosiasi, sejumlah pelaku bisnis dan para pembaca buku saya.

Untuk Anda yang belum sempat membaca buku saya, dapat saya ringkas cerita seorang petani di Afrika di awal abad 20 yang sangat tergoda dengan kisah beberapa orang kaya mendadak gara-gara menemukan tambang berlian. Ia tertarik untuk menjadi penggali berlian, sehingga ia putuskan menjual tanah pertaniannya untuk biaya mengembara. Malangnya, dengan pengetahuan yang sangat minim, ia tak berhasil menemukan tambang berlian. Sementara itu orang yang membeli lahan pertaniannya justru mendapatkan berlian di tanah yang ia beli dengan harga murah.

Kisah tragis petani ini mengajarkan pada kita untuk lebih cermat mengamati apa yang ada di dalam diri kita atau lingkungan terdekat kita sebelum memutuskan untuk mencari sesuatu yang belum jelas dimana dan seberapa besar nilainya.
Kini pelajaran menggali berlian menjadi bahasan umum. Kita bisa melihat orang orang yang konsisten mampu menggali berlian di dalam perjalanan hidupnya.

Coba kita tanyakan, dimanakah berlian pak Jacob Utama? Sebagian besar dari kita tentu akan menjawab Kompas dan Gramedia. Meski dalam pengembangan bisnis, Jacob Otama kemudian masuk ke beberapa jenis bisnis lain, namun karya yang mencorong sekelas berlian adalah Kompas Gramedia.

Orang yang telah sukses menggali berlian adalah yang telah berhasil menemukan jalur hidupnya yang cemerlang. Mereka sudah pada point on no return, titik dimana mareka tidak akan putar balik, sepahit apapun situasinya.

Saya pernah menulis tentang Bangun Dioro, seorang anggota TNI yang di tengah tugasnya meluangkan waktu untuk beternak kambing. Ketika seorang perwira mendengar ada anak buahnya mengisi waktu beternak kambing, ia tidak marah, justru tertarik dengan kegiatan beternaknya. Mulai dari sini kisah berlian berkembang, Bangun dititipkan untuk magang dan belajar beternak di Balai Penelitian Peternakan (Balitnak) Bogor, hingga kemudian mendapat bimbingan langsung dari Prof Kusuma Diwyanto kepala Puslitbang Peternakan. Singkat cerita ia mendapat dukungan modal dari sang Jenderal hingga usaha peternakan kambingnya terus membesar. Saking majunya usaha ternak kambing, ia dijuluki “Sersan berpenghasilan Jenderal”. Seorang presiden SBY pun sempat mengunjungi peternakannya di Cijeruk Bogor.

Begitu mencintai kambing, kemanapun pergi selalu memikirkan pengembangan kambing. Sempat mendapat protes dari keluarga (dengan setengah bercanda) ketika berada di luar kota, setiap telepon ke rumah, yang pertama kali ditanya bukan tentang keluarganya melainkan tentang kambingnya.
Bagi Bangun Dioro, meskipun ia kemudian mengembangkan usaha lainnya, kambing tetaplah sebagai berlian baginya.

Keberhasilan menggali berlian  akan menjadi merek (brand) bagi pribadi yang hebat. Prof Muladno di tengah kesibukannya sebagai dosen dan aktivis beberapa organisasi, sekitar sepuluh tahun berinteraksi dengan peternak sapi. Ia mencari pola apa yang cocok untuk mengamalkan ilmunya khususnya bidang genetika dan pemuliaan ternak. Tidaklah mudah menerapkan ilmu genetika di peternakan sapi rakyat. Waktu demi waktu ia kemudian berhasil membina peternak sapi rakyat, yang selanjutnya dibuat lembaga bernama Sekolah Peternakan Rakyat (SPR).

Banyak yang mengira, SPR itu sekedar pembinaan dan penyuluhan cara beternak dengan sedikit modifikasi saja. Ternyata tidak. Pola SPR terus berkembang dengan melibatkan kampus dan Pemda. Ini semacam kawah untuk mensinergikan lembaga kampus, pemerintah, industri untuk bisa menyatu untuk memajukan peternak sapi rakyat, sekaligus ada unsur peningkatan mutu genetik ternak yang akan dilihat hasilnya dalam jangka panjang.

Dari konsep SPR inilah konon yang membuat Muladno lolos seleksi Dirjen PKH tahun 2015. Tatkala jabatan Dirjen di tangannya, SPR dikembangkan lagi. Namun itu tidak lama, karena jabatan Dirjen hanya 13 bulan saja ia pegang.
Dirjen boleh berganti, namun SPR tidak boleh mati. SPR justru makin bersinar. Ia bahkan diundang ke Austria untuk menyampaikan konsepnya di forum internasional. Juga karena SPR-lah Muladno dilantik menjadi anggota AIPI (Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia), sebuah lembaga bergengsi yang isinya para peneliti papan atas yang jumlahnya tidak banyak.

Dalam acara launching buku Karya Prof Muladno yang berjudul “Realitas Di Luar Kandang jilid III” beberapa waktu lalu, saya menyampaikan dengan penuh keyakinan bahwa berlian milik Prof Muladno adalah SPR.
Kini makin mudah kita melihat berlian para tokoh populer. Ary Ginanjar Agustian konsep  ESQnya,  Kak Seto Mulyadi dengan dunia anak-anaknya, Habibie dengan konsep teknologi pesawat terbangnya, Rudi Hadisuwarno dengan dunia tata riasnya, Bob Sadino dengan konsep jadi cara goblok jadi pengusaha, Mohamad Ali dengan dunia tinjunya, Rudi Hartono yang melegenda dengan bulu Tangkisnya.

Mereka adalah yang orang-orang yang mengasah berlian hingga bersinar, dalam waktu lama dan jangkauan yang terus meluas. Mereka tidak tiba-tiba menjadi hebat, tapi melalui proses pencarian dan penggalian yang panjang dan sangat menantang.

Dimanakah berlianmu?***

Artikel ini dimuat di rubrik Refleksi Majalah Infovet edisi Agustus 2019

Singkatan yang Sulit Dihafal (HPDKI, SNMPTN, PPVPP, KPBP2SI dll)

Nama adalah brand alias merek. Itu sebabnya kalau ada nama yang sulit dilafalkan dan dihafalkan, secara reflek saya sering memberi komentar. Itu adalah bentuk kepedulian saya.

Di lembaga pemerintah banyak nama yang aneh-aneh dan sangat menyulitkan masyarakat untuk mengingatnya.
Di era kepemimpinan menteri Anton Apriantono, Kementerian Pertanian mendirikan Pusat Perizinan dan Investasi, disingkat PPI. Beberapa tahun lalu ini nama ini "disempurnakan" menjadi Pusat Perlindungan Varietas dan Perizinan Pertanian, disingkat PPVPP. Sejauh mana Anda mampu mengingat-ingat singkatan tersebut? Sampai hari ini saya masih sering sulit mengingatnya. Tak sedikit juga wartawan yang salah ketik.  Kenapa?

Karena secara umum otak manusia mudah mengingat singkatan yang terdiri dari 2 atau 3 huruf. Kita mudah mengungat SD, SMP, SMA, ITB, IPB. Tapi coba perubahan nama UMPTN, SNMPTN, SBMPTN  dan sebagainya. sulit kan?

Maka nama partai pun jarang yang terdiri dari 4 huruf. Mereka tampaknya paham, singkatan nama partai harus mudah diingat. Rata-rata 3 huruf saja, misalkan PPP, PKB, PBB, PAN, PKS, PDI (sekarang PDI-P), Jika sulit menyingkat dengan huruf, dibuat akronim berupa kata baru, Gerindra, Nasdem.

Di bidang peternakan, banyak organisasi masyarakat yang singkatannya 4 huruf, misalnya GPMT, GPPU, PDHI, ISPI. Yang menyulitkan adalah PPSKI (Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia) , HPDKI (Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia). Dua yang saya sebut terakhir seringkali menyulitkan masyarakat. bahkan sesama asosiasi peternakan yang sering ketemu saja, masih banyak yang salah ucap.

Di pemerintahan, ketika sebuah lembaga berubah status, singkatan nama juga ikut berubah. Ini juga merepotkan publik untuk menghafalkannya. Hal ini menyebabkan jika ada surat dari swasta yang salah ketik dalam menulis nama, surat  bisa dikembalikan oleh pejabat pemerintah yang merasa berkuasa.

Sebuah lembaga milik Kementerian Pertanian di Gunung Sindur Bogor dulu namanya Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan , disingkat BPMSOH. Nama ini susah dihafal kan? Lantas status Balai ini berubah menjadi Balai Besar.
Menurut saya, singkatannya tak harus diubah, tetap BPMSOH, singkatan dari Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan. Namun pemerintah punya aturan sendiri, sehingga  harus berubah menjadi BBPMSOH. Nah tambah susah kan menghafalnya ? Kalau Anda ke Gunung Sindur, tanya ke masyarakat dimana letak kantor BBPMSOH, hampir pasti warga setempat kebingungan, itu nama apa kok panjang banget. Tapi kalau anda tanya dimana "Laborat" hampir semua warga tahu lokasinya.

Ini karena warga sejak awal sulit menyebut BPMSOH (apalagi BBPMSOH). Lebih praktis sebut saja Laborat. Repot amat sih.

Begitu pula Balai Penelitian Veteriner singkatannya Balitvet, sekarang menjadi Balai Besar Penelitian Veteriner disingkat BBalitvet.
Kalau saya teruskan beberapa contoh, anda akan pusing dengan berbagai singkatan milik pemerintah.

Repotnya orang swasta tanpa sengaja bikin singkatan yang tak kalah menyulitkan. Coba Anda masuk ke facebook, disana banyak komunitas yang membuat singkatan yang sulit dihafal. Ada Komunitas Peternak Bebek Petelur dan Pedaging Seluruh Indonesia, disingkat KPBP2SI (Mudah-mudahan saya nggak salah tulis hehe).

Ada juga Komunitas Peternak Bebek Petelur dan Pedaging Seluruh Nusantara, disingkat KPBP2SN (buat anggota komunitas, saya minta maaf kalau salah ketik).
Ada lagi Komunitas Peternak Bebek Seluruh Nusantara Indonesia, disingkat KPB-SNI. (yang ini masing mending, disingkat, dipenggal jadi dua, saya lebih mudah menghafalnya)

Terus terang saya menjadi peduli dengan singkatan dan akronim , karena bagi saya, menyingkat itu ditujukan untuk memudahkan. Faktanya banyak menyulitkan. Padahal kalau kita salah tulis mereka marah atau tersinggung.
Singkatan yang menyulitkan, tentunya berdampak banyak. Para wartawan misalnya, akan sangat berhati-hati dalam menulis. Kalau sedang dikejar deadline, dia akan memilih sebuah penjelasan semampunya daripada menulis singkatan tapi salah. Atau lebih memilih tidak menulis sama sekali.

Nah, omong-omong soal singkatan dan akronim, saya mengenal Dr. Soehadji (alm), Dirjen Peternakan era order baru. Ia sangat kreatif membuat akronim sehingga sampai sekarangpun saya masih hafal, Ketika ada kemarau panjang tahun 1990an, ia mengusulkan ke Presiden Operasi Penanggulangan Dampak Kekeringan, disingkat Operasi Pendekar. Konon karena namanya keren begini, Presiden Soeharto langsung setuju dengan operasi tersebut. Soehadji juga membuat program Gerakan Pembangunan Sentra Perbibitan Pedesaan alias Gerbang Serba Bisa dan berbagai ide kreatif dalam menjalankan ide pembangunan peternakan.

Coba bandingkan singkatan program pemerintah sekarang, Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab). Hanya karena sudah berulang-ulang saja sehingga saya sudah hafal dan tidak salah ketik. Anda yang baru dengar mungkin sulit juga menghafalnya.

Akronim tidaklah harus persis menyingkat beberapa kata, tapi memudahkan kita menyebutnya. Tahun 2010, saya dan beberapa media peternakan mendirikan organisasi atau forum media media peternakan. Saya mengusulkan namanya jangan AMPI (Asosiasi Media Peternakan Indonesia) atau singkatan lainnya , tapi FORMAT (Forum Media Peternakan). Mudah diingat dan mencerminkan istilah media.

Anak-anak muda sekarang tampaknya lebih kreatif dalam membuat singkatan dan akronim. Alun Alun Kidul (Jogja) disingkat Alkid. Komunitas Pencinta dan Pemerhati Motor, disingkat Kompetitor.
Banyak juga akronim sekaligus plesetan sehingga kita lebih mudah kita menghafalnya. Misalkan Kejora (Kelompok Jomblo Ceria), Ijo Tomat (Ikatan Jomblo Terhormat), Gunawan (Gundul Namun Menawan), Titi DJ Dedi Dores (Hati Hati di Jalan, Dengan Disertai  Doa dan restu), Antapani (Antara Cinta Tapi Tue Wani) hehehe


Sekian dulu ya.

Bambang Suharno
Pengamat Peternakan
Ketua Umum Forum Media Peternakan (Format) tahun 2010-2016
Pengelola MajalahInfovet.com dan Agribiznetwork.com

Mekanisme Sukses Otomatis

Setiap makhluk memiliki semacam _servomechanism_ di dalam dirinya.

Ikan Salmon setelah berumur 5 tahunan kembali ke tempat dilahirkan meskipun tidak pernah diberi contoh oleh induknya.

Seekor tupai di Eropa yang lahir di musim semi, menjelang musim dingin sudah otomatis mengumpulkan biji bijian meskipun belum pernah mengalami musim dingin.

Manusia juga memiliki "perangkat" yang sama dengan makhluk apapun di dunia.

Tetapi lebih canggih dan kompleks karena tujuan hidup manusia bukan hanya makan minum dan berkembang biak saja.

Ada tujuan lain yang dari waktu ke waktu berbeda.

Tujuan ini harus diinstall dulu ke pikiran bawah sadarnya.

Selama ini yang sudah diinstallkan oleh lingkungan kita adalah:
*bekerja keras mencari nafkah.*  Setiap ditanya
"kalau besar menjadi apa ?" Maka jawaban yang diharapkan adalah nama nama pekerjaan seperti menjadi dokter, pilot, presiden dsb.

Untuk mencapai tujuan itu, maka kita dibuat untuk *selalu tidak punya uang supaya mau bekerja keras*.

Ada 2 cara yaitu uang dibuat sulit masuk dan mudah keluar.

*Akibatnya, ada yang sudah bekerja keras bertahun tahun penghasilannya begitu begitu saja. Ada juga yg sudah berpenghasilan besar bertahun tahun tabungannya segitu gitu saja.*

Dapat uang sedikit saja sudah  muncul dorongan tak tertahankan untuk mempercantik rumah, nambah kendaraan dsb.

Jika tidak begitu, bisa saja tiba tiba anak sakit, orang tua sakit, ditipu orang dsb.

Pokoknya uang Anda harus habis !!

*Grup wa Building  The Dream (BTD)* bertujuan untuk MEMBERI TUJUAN BARU, yaitu

*berpenghasilan pasif besar dan hidup nyaman dengan penghasilan pasif besar.*

Dengan metode ilmiah mendengarkan *2 Audio Terapi Bawah Sadar 21x*.

Jika program baru di bawah sadar kita sudah terbentuk, maka Mekanisme Sukses Otomatis di dalam diri kita akan segera mengejarnya.

Kita tinggal membuka hati dan pikiran saja. Kita akan diketemukan dengan orang yang tepat disaat yang tepat. Tiba tiba saja kita bisa mencapainya.

Dalam bahasa sehari hari kita sering mengatakan bahwa Tuhan tidak memberi apa yg kita inginkan, tetapi memberi apa yang kita butuhkan.

Yang kita butuhkan itu sebenarnya adalah segala sesuatu yang ada *di pikiran bawah sadar kita*.

Sesederhana itu 🙏🙏

Catatan Perjalanan ke Shenzhen : Tentang Seekor Anjing Yang Disiplin di Kota Teknologi

Rabu, 1 Mei 2019, akhirnya sampai juga saya di kota Shenzhen, China setelah menempuh perjalanan 5 jam menggunakan pesawat China Shouthern Airlines. Seharusnya saya tiba di Shenzhen tanggal 1 Mei pukul 7 pagi, namun karena ada delay 2 jam lebih (kabarnya ada angin taifun) jadinya jam 9 lebih baru tiba di Bandara Shenzhen. Ditambah dengan waktu antrian keluar pesawat dan antrian mengambil bagasi, kami rombongan 9 orang dari Indonesia baru keluar dari Bandara Shenzhen menuju Hotel Vienna sekitar pukul 10, dan tiba di Hotel Vienna sekitar jam 11 siang.

Pagi itu cuaca di Shenzhen  lumayan nyaman dan sejuk. Suhu udara sekitar 20-25 derajat celcius, mirip dengan sejuknya kota Bandung. 

Perjalanan malam hari memang cukup membuat badan lebih penat. Kami sudah berkumpul di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta sekitar jam 10 malam tanggal 30 April 2019. Kami berkordinasi terlebih dahulu, berbagi tugas dan sedikit briefing mengenai acara di sana. Ada hikmahnya juga, karena mestinya jam 12 malam sudah boarding, kami jadi punya waktu berkeliling bandara 2 jam. Sebagian ada yang ngopi ada yang berkeliling ambil foto selfi yang menarik. 

Kedatangan kami ke Shenzhen adalah dalam rangka berkunjung ke Shenzhen International Pet Fair yang berlangsung tanggal 2-5 Mei 2019. Rombongan kami meliputi wakil dari dokter hewan praktisi, perusahaan obat hewan, perusahaan makanan hewan, pet breeder, asosiasi penyayang hewan, media dan stakeholder lainnya di bidang pet industry, Saya sendiri hadir mewakili majalah Cat & Dog, majalah khusus yang mengulas dunia kucing dan anjing.

Dari Kota Nelayan ke Kota Teknologi
Shenzhen bertetangga dengan HongKong, jauh dari Beijing

Kota Shenzhen terletak di Zhusanjiao atau Sungai Pearl, berbatasan dengan Hong Kong di selatan, Huizhou di utara dan timur laut, Dongguan di utara dan barat laut. Lingdingyang dan Sungai Pearl di barat serta Mirs Bay di timur dan kira-kira 100 kilometer (62 mil) di tenggara dari ibukota provinsi GuangzhouKota ini luasnya 2 ribu kilometer persegi (769 sq mi) termasuk daerah perkotaan dan pedesaan, dengan total populasi 12,5 juta  tahun 2018. Memiliki bentuk memanjang, berukuran 81,4 kilometer dari timur ke barat sedangkan dari utara ke selatan hanya 10,8 kilometer.


  

henzhen, kota nelayan jadi modern
x

Menurut sejarahnya, Shenzhen City awalnya hanyalah desa nelayan yang biasa bahkan termasuk desa miskin pada tahun 1970 dengan jumlah penduduk hanya ribuan orang. Ketika dikembangkan menjadi Daerah Ekonomi Khusus (DEK) pada tahun 1980, kota ini berubah menjadi Kota Industri. Konon Shenzhen City dibangun untuk menyaingi Hong Kong yang pada waktu itu masih berada di bawah Pemerintahan Inggris. Faktor utama kemajuan Shenzhen yang sangat pesat adalah kebijakan  "reformasi dan keterbukaan " di akhir 1979 oleh pemerintahan China, yang memungkinkan investasi asing. Shenzhen kini dianggap salah satu kota dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Dikenal juga sebagai ibukota teknologi China, karena di kota inilah berbagai macam teknologi berkembang, termasuk teknologi IT. 

Karena begitu cepatnya China membangun Shenzhen di tahun 1990-an, Shenzhen digambarkan dengan perumpamaan membangun,"Satu highrise sehari dan satu boulevard setiap tiga hari". Kalau di Indonesia, pembangunan Shenzhen itu ibarat kisah Roro Jonggrang yang membangun 1000 candi dalam semalam.

Shenzhen After Construction Boom

Anjing Pun Disiplin 

Kesan pertama ketika tiba di Shenzhen adalah kita masuk ke kota di Asia yang modern dan disiplin. Mirip dengan Singapura, pada umumnya trotoar di jalan raya ini lebarnya bisa untuk dua bus berpapasan.
Pastinya di sini tidak ada pedagang kaki lima berderet yang mengganggu pejalan kaki. Yang ada adalah para pejalan kaki dan pesepeda, dan beberapa pedagang buah di beberapa sudut yang jumlahnya sangat terbatas (pasti diatur dengan ketat oleh pemerintah kota).
Sewa sepeda, tinggal scan barcode via Hp. 

Nah ini yang menarik, sepanjang jalan banyak sepeda diparkir. Ini adalah sepeda sewa yang bisa dipakai siapa saja dan diparkir di trotoar jalan . Seorang karyawan dari rumah tinggal naik MRT dan dari stasiun MRT menuju kantor bisa sewa sepeda ontel atau sepeda listrik/motor listrik.

Sewa sepeda ini semuanya dengan menggunakan aplikasi. Pengguna tinggal scan barcode dengan telepon seluler dan sepeda langsung bisa diaktifkan. Pembayaran ya jelas pakai uang virtual juga. 

Pedagang buah di pinggir jalan

Ini bukan hanya berlaku di sepeda tapi juga untuk naik kereta, belanja di toko maupun makan di warung. Anak-anak Tiongkok tampaknya kini tak ada yang bawa uang tunai. 

Namun jangan harap Anda bisa naik taksi dan ojek online bermerk Grabcar atau Gojek . Anda juga tidak bisa buka medsos facebook, whattapps, atau instagram atau mesin pencari google. Masyarakat di sini wajib menggunakan media internet buatan lokal, antara lain WeChat untuk medsos dan aplikasi pembayaran dan Baidu untuk mesin pencari yang mirip google.

Sebagian besar restoran juga tidak menerima pembayaran kartu kredit berlogo visa atau mastercard (yang dijanjikan penerbitnya bisa dipakai di seluruh dunia). Kartu kredit juga harus buatan lokal. Saya simpulkan, pemerintah China mendorong rakyatnya menggunakan buatan dalam negeri termasuk dalam bermedsos dan berbelanja dengan kartu kredit. 
Salah satu pusat belanja di Shenzhen

Untungnya kami rombongan Indonesia masih diperbolehkan membeli paket data asal Indonesia (telkomsel, indosat, xl dan yang lainnya) dan ternyata setelah beli paket data Indonesia kami bisa berkomunikasi antar anggota rombongan maupun keluarga di Indonesia dengan aplikasi whattapps dan bisa share foto dan berita di facebook dan instagram. Jadinya kami tetap bisa mencintai produk Indonesia, eh bukan ya, ini produk Amerika hehe. Wi-fi gratis dari hotel tidak dimanfaatkan, karena berpotensi wa langsung non aktif.

Karena kartu kredit nggak laku, sepanjang 3 hari di Shenzhen tampaknya yang bawa duit mata uang Yuan tunai hanya para turis saja, termasuk rombongan saya.

Kesan lainnya adalah kedisiplinan warga setempat. Di malam hari seekor anjing berjalan sendirian, sampai di lampu merah dia berhenti. Ketika lampu hijau menyala , anjing itu langsung menyeberang jalan. Sungguh ini pemandangan yang menakjubkan, seekor anjing pun sudah dilatih untuk patuh pada rambu lalu lintas.
Trotoar yang luas

Jika anjing saja bisa disiplin, tentu saja warga setempat juga disiplin. Yang agak kurang mengasyikan adalah sepeda di sini justru tidak mengikuti rambu lalu lintas. Ia bebas menyelinap di tengah kerumunan atau lalu lalang manusia. Mereka berjalan di sepanjang trotoar.  Sepeda maupun sepeda motor semuanya tidak terdengar suaranya, karena menggunakan energi listrik. Begitupun taksi, mobil pribadi, bus kota tak ada satupun yang mengeluarkan asap. Kota ini menjadi bersih meskipun padat.

Dengan penduduk sebanyak 12,5 juta, Shenzhen memang cukup ramai, tapi tidak mengalami kemacetan parah sebagaimana Jakarta. Kota ini dirancang secara futuristik, sehingga segala pergerakan manusia sudah difasilitasi dengan angkutan umum yang murah.
MRT di Shenzhen, mirip dengan MRT Jakarta

Menggunakan MRT dari lokasi pameran ke pusat perbelanjaan Dong Men hanya 3 Yuan atau sekitar Rp. 6.000 saja. MRT nya juga tidak terlalu padat, setidaknya ketika saya mencoba menjajal angkutan umum tersebut.

Hanya saja di daerah ini jarang sekali orang bisa berbahasa Inggris. Kerap kali untuk naik taksi harus menggunakan "bahasa Tarzan". Selain kesulitan bahasa, juga belum tentu mereka bisa membaca huruf latin. Maka jika anda jalan jalan, sebaiknya minta kartu nama hotel yang biasanya ada huruf Latin dan China, sehingga jika balik lagi ke hotel tinggal menunjukan kartu nama hotel kepada supir taksi.

Di sini lalu lintas dan kendaraan menggunakan aturan Amerika, dengan setir kiri. Maka hati-hati tengok kiri kanan kalau menyeberang di lokasi yang tidak ada jembatan penyeberangan.

Untuk colokan listrik, sebagaimana kalau kita ke luar negeri sebaiknya siapkan colokan 3 lubang, supaya anda nggak bingung saat  mengisi batere (charge) hp.

Shenzhen Pet Fair Tampilkan Potensi Bisnis Negara Mitra


Salah satu sudut Shenzhen Pet Fair
Shenzhen Internasional Pet Supplies Exhibition (Shenzhen Pet Fair)  berlangsung di sebuah convention hall di pusat kota. Kami menginap di Vienna Hotel yang jaraknya hanya 4 km dari lokasi. Penyelenggara menyediakan shuttle bus gratis untuk berjalan dari hotel ke lokasi pameran. Di hotel ini juga ada rombongan dari Malaysia (dan mungkin ada dari negara lain) 

Pameran ini kabarnya merupakan pameran Pet terbesar no 2 atau 3  di China. Dari laporan penyelenggara, pameran ini baru yang kelima kalinya, namun pertumbuhan peserta maupun pengunjung sangat pesat. CEO Shenzhen Pet Fair Steven Song, saat saya tanya suasana hari pertama , sangat optimis bisa mendatangkan 100 ribu pengunjung selama 4 hari pameran (2-5 mei) sebagaimana yang ditargetkan.
Delegasi Indonesia

"Kemarin hari pertama tercatat 30 ribu pengunjung, padahal untuk hari pertama dan kedua untuk B to B (Business to Business) jadi saya yakin sampai hari minggu 5 Mei bisa 100 ribu pengunjung , Sabtu Minggu biasanya pengunjung membludak, karena dibuka untuk umum," ujarnya sembari tersenyum bangga ketika saya temui di lokasi pameran di hari kedua.

Tidak lupa ia menyampaikan terima kasih atas kehadiran rombongan dari Indonesia, dan pihaknya siap berkunjung ke Indonesia di Pameran Pet bulan Agustus di ICE BSD.

Dari acara yang berlangsung, saya menangkap kreativitas di saat opening ceremony. Di sini acara pembukaan tidak menghadirkan para pejabat setingkat Dirjen atau Menteri sebagaimana di Indonesia. Para exhibitor tidak begitu peduli dengan kehadiran pejabat, yang penting pengunjung pameran sesuai target, baik jumlah maupun profil.


Kreativitas yang saya tangkap adalah, pada saat opening, pihak penyelenggara memberikan presentasi kinerja pameran, perkembangan dari tahun ke tahun. Setelah itu disusul presentasi dari negara mitra, dalam hal ini Thailand, Malaysia dan Indonesia. Ketiga negara ini menyampaikan perkembangan pet industry di negara masing-masing. Indonesia diwakili oleh Drh. Rijanti, praktisi dokter hewan senior, dan Didit Siswodwiatmoko, CEO IIPE.

Dengan menampilkan profil tersebut, para peserta pameran (exhibitor) memberikan apresiasi atas capaian perkembangan pameran dan dapat melihat peluang pasar di negara lain khususnya wilayah ASEAN.

Menurut penyelenggara, pasar hewan kesayangan di Asia berkembang dengan kecepatan yang luar biasa. Pada 2017, pasar industri hewan kesayangan China mencapai 134 miliar yuan, dengan tingkat pertumbuhan industri sebesar 30,9%/tahun. Diperkirakan market akan melampaui 200 miliar yuan pada 2019 (lebih dari Rp 400 triliun, dengan asumsi 1 Yuan = Rp, 2.200)
Dengan pertumbuhan pet industry di ASEAN, maka Asia menjadi pasar hewan peliharaan yang paling pesat di dunia. Tidak heran jika pameran Pet di negara China bertumbuh pesat. Ratusan pameran besar dan kecil berlangsung di berbagai provinsi di negara China dalam setahun.

Indonesia adalah salah satu negara yang mengalami pertumbuhan pesat di dunia bisnis hewan kesayangan. Setidaknya tampak dari adanya 2 pameran pet animal per tahun di  Jakarta (Indonesia International Pets Expo/IIPE dan Jakarta Indonesia Pets Show/JIPS) dan berbagai macam event lomba, kontes dan pameran di berbagai daerah.

Oya mengenai produk yang dipamerkan di event ini hampir sama dengan pameran di Indonesia, meliputi petfood, obat hewan, aksesoris hewan, peralatan peliharaan, permainan, teknologi digital. Bedanya di sini, hampir semua produk yang dipamerkan adalah produk dalam negeri China.

Begitulah catatan perjalanan saya ke Shenzhen, China. Silakan nikmati video Instagram tentang suasana Shenzhen City dan suasana pameran karya Alexander Aditya Darma yang ikut dalam rombongan kami. Semoga bermanfaat. ***

Terima kasih atas foto-foto dari group wa Shenzhen Pet Fair Tour, khususnya kepada Pak Arman Hermawan, Pak Didit Siswodwiatmoko, Drh. Rajanti Fitriani, Drh. Rusminie, Pak Lamhot Simanungkalit, Pak Aditya Darma, Pak Patria Sandi, Pak Ricky.