MUTIARA KEHIDUPAN

header ads

Sikapmu Menentukan Kesuksesanmu

Teruslah belajar, bukan hanya untuk meningkatkan kemampuan teknis, tapi agar bisa memiliki sikap yang lebih baik.

Jalan-jalan di kota Teknologi Shenzen, China

Perjalanan ke kota Teknologi Shenzen, China, 1 Mei 2019 dalam rangka Shenzen International Pet Fair.

Launching buku Menggali Berlian di Surabaya

Buku Menggali Berlian di Kebun Sendiri karya Bambang Suharno diluncurkan di acara Grand City Convex Surabaya, di tengah acara pameran internasional Indolivestock Expo.

Meraih sukses

Jika sukses harus diraih dengan kerja keras banting tulang siang malam, itu namanya sukses dengan mesin manual. Anda perlu belajar meraih sukses dengan mekanisme sukses otomatis (Suksesmatic.com).

Pengalaman Naik Kereta TGV di Perancis

Perjalanan ke Rennes Perancis dalam rangka menghadiri pameran internasional, naik kereta TGV dari Paris ke Rennes.

Tampilkan postingan dengan label artikel Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label artikel Motivasi. Tampilkan semua postingan

DIMANAKAH ALAMAT SUKSES ?



 Semua orang memiliki alamat sukses sendiri-sendiri. 
Carilah itu dan bergegaslah ke sana.
(Bambang Suharno)

Mari kita pahami sukses sebagai sebuah perjalanan, sebagaimana yang disampaikan John C Maxwell. Manakala  kita meraih sukses tertentu, maka perjalanan berikutnya telah menanti agar kita mencapai titik sukses berikutnya. Ketika wisuda sarjana pimpinan perguruan tinggi menyampaikan hal senada.

“Wisuda bukanlah akhir sebuah perjalanan sukses, melainkan awal untuk memasuki kesuksesan baru. Universitas yang sesungguhnya bukanlah kampus melainkan ketika anda memasuki dunia bermasyarakat. Di sanalah anda menghadapi ujian yang sebenar-benarnya, ujian yang tidak diumumkan kapan waktunya dan seberapa berat soal-soalnya,” katanya.

Akhir adalah awal bagi sesuatu kegiatan lain. Maka ibarat sebuah perjalanan, ketika kita mengawali langkah baru, kita tengah melangkah menuju sebuah alamat yang dapat kita sebut sebagai “alamat sukses”.

Setiap orang memiliki alamat sukses sendiri-sendiri. Kita tidak perlu meniru-niru alamat sukses orang lain.  Misalkan anda dalam perjalanan menuju alamat sukses, tiba-tiba tertarik meniru sukses orang lain, saat itu anda sedang berbelok ke jalan berliku hingga anda menyadari bahwa jalan yang anda tempuh itu salah. Anda harus kembali ke jalan semula, jalan yang benar menuju alamat sukses milik anda.

Berikut kisah seorang yang menghabiskan waktu mencari alamat sukses. Alkisah, ada seorang kawan yang awalnya membuka usaha warung makan. Ketika usaha sudah mulai menghasilkan, ia melihat kawannya sukses jual beli sepeda motor. Melihat peluang yang bagus, ia mencoba ikut-ikutan buka usaha jual beli sepeda motor. Sementara usaha warung makan kurang terurus, toko sepeda motornya pun belum menghasilkan. Di tengah kesulitan yang mendera, datanglah seorang kawan yang sukses menjalankan bisnis Multi Level Marketing (MLM) produk luar negeri. Melihat penampilan kawan yang mentereng dengan mobil bagus, ia tertarik bergabung. Apalagi modalnya sangat terjangkau, hanya bayar iuran dan membeli sejumlah produk.

Selama beberapa bulan, ia harus mengikuti banyak kegiatan MLM  yang sering mengharuskan pulang tengah malam. Meskipun yang ditawarkan adalah “hidup bebas berpenghasilan banyak tanpa terikat waktu” faktanya ia merasakan betapa beratnya menghasilkan sesuap nasi. Ia merasa terjerat dengan kewajiban merekrut anggota dan melakukan presentasi siang malam. Akhirnya ia putuskan untuk menyerah.

Dan kembalilah ia ke dunia yang selama ini memberikan rejekinya, usaha kuliner, warung makan. Ia tersadar dari warung itulah ia bisa hidup dengan riang gembira, meski hasilnya tidak menyilaukan. Ia telah menemukan alamat suksesnya. Dan mulailah membuka mata bahwa usaha kulinernya punya peluang untuk berkembang menjadi usaha besar, jika dikelola dengan profesional.

Pesan yang penting dari cerita ini adalah, ketahuilah dimana alamat sukses Anda dan segeralah bergegas ke sana.

Dimanakah alamat sukses itu berada? Bagaimana cara memutuskan alamat sukses tersebut dan bagaimana cara menuju kesana? Arvan Pradiansyah mengatakan bahwa manusia itu memiliki peran berbeda-beda di dunia. Jika anda sudah menemukan jati diri anda untuk berperan seperti apa di dunia, maka anda akan mudah untuk menetapkan target sukses anda dalam kebahagiaan. Sedangkan Ipho Santoso membuat istilah sidik jari kemenangan untuk menggambarkan bahwa kita semua diciptakan berbeda dalam meraih kemenangan. Jika anda sudah memahami sidik jari kemenangan, maka terjadilah penghematan waktu dan energi untuk mencapai “alamat” sukses.

Pernahkah Anda melihat orang yang hidupnya sepertinya mampu meraih sukses seperti otomatis begitu saja? Ia seperti mengendarai mobil matic. Tanpa energi yang banyak, bisa mencapai tujuan dengan kondisi badan yang tidak lelah?

Jika anda amati lebih dalam, mereka pada umumnya sudah memahami sidik jari kemenangan dan sudah tahu, dimana alamat suksesnya. Mereka yang sukses dengan suka cita, adalah karena ketika mengerjakan pekerjaannya dengan suka cita. Tiada kata lelah baginya, yang ada adalah ia bekerja dan perlu istirahat agar badan lebih fit dan pekerjaannya lebih produktif.

Maka berbahagialah jika Anda sudah tahu alamat sukses Anda. Bergegaslah ke sana dengan riang gembira.***

APAKAH MENYUSUN ARTIKEL OPINI DAN ILMIAH POPULER MEMBUTUHKAN "ANGLE"?

Sebagaimana sharing saya beberapa waktu lalu, kualitas sebuah berita sangat ditentukan oleh "angle" yang dipilih oleh wartawan. Coba kita perhatikan, jika puluhan wartawan mengikuti konferensi perss, bahan yang diterima untuk menulis begitu banyak. Wartawan bertugas memilih bagian mana layak dipilih sebagai angle berita.

Misalnya di akhir tahun Menteri Pertanian mengadakan konferensi pers untuk menyajikan kinerja selama setahun. Yang muncul di berita media umum, mungkin saja yang ditonjolkan adalah soal impor daging sapi yang melibatkan petinggi PKS. Berita tentang hortikultura, jagung dan padi tidak mendapat sorotan. Angle itu dipilih karena saat itu yang paling menarik untuk disajikan adalah soal daging sapi.

Bagaimana dengan artikel ilmiah populer? Apakah perlu menetapkan angle atau berpatokan pada gaya penulisan ilmiah yang dimulai dengan latar belakang, tujuan, pembahasan dan penutup? Kalau kita lihat ulasan pakar di media masa dalam bentuk ilmiah populer, kita akan melihat bahwa karya ilmiah populer membutuhkan angle yang tajam juga.

Jika anda ingin mengulas tentang bagaimana berbandingan sistem produksi peternakan di Australia dan Indonesia, maka akan menjadi menarik jika diawali dengan cerita singkat tentang kisruh impor daging. Dari situ anda bisa memulai dengan perbandingan sistem budidaya dan juga kebijakan pemerintah dalam mengembagan peternakan sapi. Jika anda langsung pada pendahuluan yang tidak menyinggung kisruh impor daging, pembahasan menjadi kurang menarik.

Begitupun jika anda akan menulis bagaimana sistem penerbangan pesawat yang aman. Lebih menarik jika diawali dengan kasus hilangnya pesawat Malaysia, umpamanya.
Dengan demikian, menulis artikel ilmiah populer tetap perlu memenuhi syarat sebagaimana layaknya berita. Jika anda ingin menulis mengenai Pemilu, saatnyalah sekarang, jangan menunggu orang lain bicara topik yang lain.

Begitulah kira-kira sharing saya mengenai Rahasia Penulis Pemula (RPP). Semoga bermanfaat.
Salam sukses

Artikel Motivasi: Tingkat Penerimaan Sukses



Hal terpenting bukanlah apa yang kita harapkan, melainkan apa yang bisa kita terima.
(Adam Khoo dan Stuart Tan)

Jika anda ingin meraih kesukseskan, buatkan impian yang jelas dan sampaikanlah impian itu ke orang lain. Jangan takut untuk bermimpi dan jangan takut dicemooh orang. Silakan anda bercita-cita berpenghasilan setinggi mungkin, bercita-cita keliling dunia bersama keluarga, bercita-cita membangun tempat ibadah dan sekolah gratis. Apapun. Kata Bung Karno, “Gantungkan cita-citamu setinggi bintang di langit”.

Yang perlu diingat, dalam pencapaian atas cita-cita tersebut, ada satu faktor yang sangat penting, yaitu tingkat penerimaan anda.

Dalam buku Master Your Mind Design Your Destiny, Adam Khoo, seorang motivator asal Singapura, menegaskan , hal terpenting adalah bukan yang kita harapkan melainkan apa yang kita bisa terima dalam hidup. Itulah yang disebut “tingkat penerimaan”.

Begini kira-kira penjelasan singkatnya.  Umpamanya Anda memimpikan penghasilan bersih 100  juta per bulan, rumah bagus di tengah kota, mobil mewah dan sejumlah simbol kekayaan lainnya. Akan tetapi dengan latar belakang keluarga dan pengalaman anda selama ini, anda masih bisa menerima pendapatan 3 juta/bulan.  Pendapatan sebesar 3 juta itulah yang disebut tingkat penerimaan anda.

Tingkat penerimaan ini menjadi begitu penting karena faktanya, pada umumnya pendapatan kita berada di sekitar tingkat penerimaan itu. Misalkan suatu saat penghasilan anda kurang dari 2juta, maka pikiran bawah sadar anda akan menyentuh “tombol panik” dan anda akan melakukan berbagai kreativitas agar memperoleh pendapatan di atas “tingkat penerimaan” tadi.

Dari banyak kasus, ternyata kondisi panik ini akan membuat orang lebih kreatif dan berhasil menaikkan pendapatan minimal sesuai tingkat penerimaan.

Bukan hanya soal pendapatan, tingkat penerimaan berlaku dalam banyak hal di kehidupan kita sehari-hari. Anda ingin  mengunjungi 100 negara dalam 10 tahun? Jika keinginan ini hanya sebatas keinginan dan anda merasa tidak apa-apa jika hanya bisa pergi ke kawasan ASEAN, maka tingkat penerimaan ini cenderung akan membuat impian 100 negara hanya tercapai sampai wilayah ASEAN saja.

Nah, di sinilah kita perlu mengkaji ulang, antara cita-cita besar dan tingkat penerimaan. Cita-cita besar dan kerja keras belumlah cukup untuk menghasilkan keberhasilan yang nyata, kalau anda memiliki tingkat penerimaan yang rendah.

Itu sebabnya, tatkala kita memiliki cita-cita yang tinggi, kita perlu menaikan tingkat penerimaan secara bertahap, sehingga secara bertahap target kita akan tercapai. Naikkanlah tingkat penerimaan anda, maka anda akan lebih dekat dengan impian anda.

Proses menaikkan tingkat penerimaan adalah proses yang membutuhkan kemampuan menangani stress. Bukan hanya kerja keras yang anda perlukan. Dibutuhkan langkah inovasi. Jangan lupa anda perlu berdoa meminta jalan terbaik dari-Nya.

Brad Sugar, pebisnis  asal Australia menambahkan saran  yang sangat baik, dan menurut saya bisa mendukung pandangan Adam Khoo. Ia mengatakan, nasib ada 5 tahun lagi tergantung pada apa yang anda pelajari, dengan siapa saja anda berteman/bekonsultasi, dan aksi apa yang anda lakukan sehari-hari. Dapat  dikatakan, jika kita sudah menaikkan tingkat penerimaan, selanjutnya lakukan 3 hal sebagaimana saran  Brad Sugar.

Misalkan anda ingin berkunjung ke 100 negara, anda perlu mempelajari soal travelling, tempat wisata, jasa wisata, harga tiket, harga sewa hotel dan sebagainya. Anda perlu sering bersilaturahmi dengan rekan-rekan yang pernah keliling dunia untuk memotivasi dan mendapat pengetahuan tentang “kiat meraih impian keliling dunia”. Dan anda perlu melakukan aksi mengumpulkan dana untuk meraih impian anda.

 Tingkat penerimaan, adalah pertanda sebuah keharusan, bukan anjuran. Adam Khoo mengatakan, sebagian besar manusia ingin meraih impian tapi jarang yang menganggap sebagai keharusan. Cita-cita itu hanya sebatas sebagai anjuran saja. Jikalau cita-cita hanya berupa anjuran saja, maka anda akan mudah berhenti ketika hambatan menghadang.

Bagaimana dengan Anda?***