Tanggal 7-10 Februari lalu saya berkesempatan mengunjungi Negeri Gajah Putih alias Thailand. Saya berangkat bersama rombongan delegasi Indonesia yang akan mengikuti pameran Ildex (International Livestock and Dairy Expo) yang berlangsung di Queen Sirikit National Convention Center.
Dalam tulisan ini saya tidak berkisah mengenai acara konferensi, seminar dan pameran tersebut, melainkan pandangan saya mengenai suasana kota Bangkok yang saya kunjungi.
Sebelumnya saya berkunjung ke Bangkok tahun 2003. Waktu itu bandaranya masih di Don Muang, sekarang sudah pindah ke Bandara Swarnabhumi yang sangat luas. Dibanding 9 tahun lalu, tentu Bangkok sudah lebih modern dan lebih padat.
Bangkok mirip Jakarta. Kemacetan terjadi di pagi dan sore hari. Bedanya, Bangkok lebih rapi. kemacetannya masih terbilang normal, masih kategori padat merayap, bukan macet total sebagaimana sering terjadi di jakarta.
Jalan raya lebih rapi. Harga barang di pinggir jalan dengan di Mall relatif sama. Pedagang kaki lima tampak lebih rapi. Pedagang makanan di pinggir jalan lebih bersih dan tampak sekali mereka menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah di sembarang tempat. Beda dengan sebagian (besar) pedagang kaki lima di Jakarta yang terkesan kotor dan jorok.
Di pagi hari sekitar jam 6 pagi saya coba berjalan ke jalan-jalan sekitar Hotel Landmark tempat saya menginap. Saya melihat beberapa orang berbaris antri untuk membeli sarapan. Ini berbeda sekali dengan suasana di Jakarta dimana para pembeli berkerumun dan kadang yang datang belakangan minta dilayani lebih dahulu.
Dari perjalanan bersama rombongan, hampir semuanya berkesan bahwa dalam hal wisata, Indonesia sejatinya jauh lebih indah dibanding Thailand. Bedanya, para pelaku bisnis dan pemerintah Thailand dangat pintar menjual keindahan Thailand.
Istana Raja, Grand Palace, tak pernah sepi dari pengunjung. Di hari kerja pun, wisatawan harus berdesakan untuk melihat keindahan istana, yang kira-kira sama dengan keindahan Keraton Yogyakarta. Makan malam di kapal yang berlayar di sungai Chaop Raya menjadi pilihan para wisatawan dari berbagai negara. Bayangkan, untuk sekedar makan malam di kapal, wisatawan harus rela antri menunggu sekitar 1 jam. Sungai yang membelah kota Bangkok inilah yang menjadi ":jualan" pelaku bisnis wisata di sana.
Wisata belanja, baik makanan dan cindera mata yang ada di pasar tradisional maupun di mall juga dikemas menjadi wisata yang sangat menggiurkan kaum wisatawan dari berbagai negara.
sekian dulu ya tulisan saya. salam