MUTIARA KEHIDUPAN

header ads

Sikapmu Menentukan Kesuksesanmu

Teruslah belajar, bukan hanya untuk meningkatkan kemampuan teknis, tapi agar bisa memiliki sikap yang lebih baik.

Jalan-jalan di kota Teknologi Shenzen, China

Perjalanan ke kota Teknologi Shenzen, China, 1 Mei 2019 dalam rangka Shenzen International Pet Fair.

Launching buku Menggali Berlian di Surabaya

Buku Menggali Berlian di Kebun Sendiri karya Bambang Suharno diluncurkan di acara Grand City Convex Surabaya, di tengah acara pameran internasional Indolivestock Expo.

Meraih sukses

Jika sukses harus diraih dengan kerja keras banting tulang siang malam, itu namanya sukses dengan mesin manual. Anda perlu belajar meraih sukses dengan mekanisme sukses otomatis (Suksesmatic.com).

Pengalaman Naik Kereta TGV di Perancis

Perjalanan ke Rennes Perancis dalam rangka menghadiri pameran internasional, naik kereta TGV dari Paris ke Rennes.

KEBERUNTUNGAN SEORANG PETANI MISKIN

 

Ada seorang petani miskin memiliki seekor kuda putih yang sangat cantik dan gagah. Suatu hari, seorang saudagar kaya ingin membeli kuda itu dan menawarkan harga yang sangat tinggi. Sayang si petani miskin itu tidak menjualnya. Teman-temannya menyayangkan dan mengejek dia karena tidak menjual kudanya itu.

 

Keesokan harinya, kuda itu hilang dari kandangnya. Maka teman-temannya berkata,”sungguh jelek nasibmu, padahal kalo kemarin dijual kamu kaya, sekarang kudamu sudah hilang”. Si petani miskin hanya diam saja.

 

Beberapa hari kemudian, kuda si petani kembali bersama 5 ekor kuda lainnya. Lalu teman-teman nya berkata, “wah beruntung sekali nasibmu, ternyata kudamu membawa keberuntungan”. Si petani hanya diam saja.

 

Beberapa hari kemudian, anak si petani yang sedang melatih kuda-kuda baru mereka terjatuh dan kakinya patah. Teman-temannya berkata,”rupanya kuda-kuda itu membawa sial, lihat sekarang anakmu kakinya patah”. Si petani tetap diam tanpa komentar.

 

Seminggu kemudian terjadi peperangan di wilayah itu, semua anak muda di desa dipaksa untuk berperang, kecuali si anak petani karena tidak bisa berjalan. Teman-temannya mendatangi si petani sambil menangis,” beruntung sekali nasibmu karena anakmu tidak ikut berperang, kami harus kehilangan anak-anak kami.

 

Si petani kemudian berkomentar,”Janganlah terlalu cepat membuat kesimpulan dengan mengatakan nasib baik atau jelek, semuanya adalah suatu rangkaian proses. Syukuri dan terima keadaan yg terjadi saat ini, apa yang kelihatan baik hari ini belum tentu baik untuk hari esok. Apa yang buruk hari ini belum tentu buruk untuk hari esok. Tetapi yg PASTI : Tuhan paling tahu yg terbaik buat kita.. Bagian kita adalah "Mengucap syukurlah dalam segala hal"...

(By Bambang Suharno, sumber dari sebuah milis)

 

Farrah Gray - Milyarder Termuda Sejak Umur 14 Tahun

Farrah Gray adalah seorang anak yang berasal dari kalangan minoritas di Amerika, dan sekarang pun ia masih menjadi bagian dari kalangan minoritas. Bedanya, kalau dahulu Gray adalah seorang keturunan Afrika-Amerika miskin, yang merupakan minoritas di Amerika, maka sekarang ia telah menjelma menjadi milyarder muda, yang juga merupakan minoritas di dunia ini, karena ia telah menjadi bagian dari 1% penduduk dunia yang menguasai peredaran uang. Perjalanan Gray menuju kesuksesan bisa dibilang begitu “instant”.



Tapi, mungkin lebih tepat lagi kalau disebut “ngebut”, karena ia benar-benar mencapai impiannya dengan usahanya sendiri, dan tentunya dukungan dari keluarga dan rekan-rekannya. Gray ialah seorang anak muda yang begitu menginspirasi banyak orang. Dahulu, pria kelahiran tahun 1984 ini tinggal bersama keluarganya di sebuah apartemen kelas bawah, yang toiletnya sering macet dan banyak dihuni kecoak. Rasa sayangnya terhadap keluarga membuatnya ingin memberi yang terbaik bagi mereka, seperti apa yang sering ia lihat di layar televisi.

Pikiran Farrah Gray yang sudah begitu berpandangan ke depan membuatnya berkeputusan untuk mencari uang dengan cara berjualan ketika berusia 6 tahun. Apa yang ia jual waktu itu pun cukup sederhana, yaitu batu yang ia lukis sendiri sebagai ganjalan pintu. Ia berjualan keliling dari rumah ke rumah, dan bahkan membuat kartu namanya sendiri. Di dalam kartu nama tersebut, ia menyebut dirinya sebagai “CEO Abad 21”.

Suatu saat, ia memberi kartu namanya pada seseorang yang bernama Roy Tauer. Tentu saja ia terkesan dengan kartu nama bertuliskan “CEO Abad 21” yang dimiliki oleh seorang anak yang berusia sekitar 8 tahunan waktu itu. Tauer kemudian melihat adanya ambisi entrepreneurship dalam diri Gray, sehingga ia mengajaknya mendirikan sebuah klub bisnis yang diberi nama U.N.E.E.C ( dibaca Unique, singkatan dari Urban Neighborhood Economic Enterprise Club). Klub itu sendiri adalah sebuah organisasi yang mendorong anak-anak muda menjadi pengusaha.

Perjalanan bisnis Farrah Gray terus saja mengalir, dan bahkan Gray berhasil memiliki kantor di Wall Street, sehingga ia menjadi orang termuda di sana!

Di usianya yang ke-11, Farrah Gray kemudian mendapat wawancaranya yang pertama di KVBC Channel 3. Tiga tahun kemudian, di usianya yang ke-14, Gray secara resmi berhasil menjadi seorang milyarder muda dari penjualan yang menembus $1.5 juta dolar dari perusahaan Farr-Out Food miliknya. Kerajaan bisnisnya bertambah lagi ketika ia mengakuisisi majalah Innercity di usia 19 tahun.

Berkat kiprah Farrah Gray dalam bidang bisnis dan juga kepemimpinan & integritasnya, ia mendapat gelar Doktor kehormatan dari Allen University. Buku-buku yang ditulisnya pun laris manis, dan buku yang melambungkan namanya yang berjudul Reallionaire telah dipuji berbagai kalangan, termasuk mantan presiden A.S. Bill Clinton serta pengarang Chicken Soup For The Soul, Jack Canfield dan Mark V. Hansen.

Dengan berbagai prestasinya yang luar biasa dan usianya yang masih muda itu, Gray tentunya masih memiliki banyak cita-cita. Gray mengatakan bahwa tujuan hidupnya adalah untuk terus tumbuh, berkembang, dan memberi sumbangan atau kontribusi pada masyarakat. Jiwa sosialnya ini telah ia buktikan dengan berdirinya Farrah Gray Foundation, sebuah yayasan yang fokus pada pendidikan entrepreneurship bagi anak muda, di mana ia menyumbangkan honornya sebagai seorang pembicara.

Farrah Gray adalah seorang pemuda yang dinamis dan optimis, yang senantiasa percaya akan kata-kata neneknya yang berbunyi:

“’If better is possible, than good is just not enough.(Jika kita bisa melakukan yang lebih baik, maka bagus saja belum cukup.)
 
sumber: kolom-biografi.blogspot.com

KEKAYAAN BERNAMA KESALAHAN


Saat artikel ini disusun, Ujian Nasional tengah berlangsung, para pelajar sedang melakukan upaya amat sangat serius untuk menghindari kesalahan dalam menjawab soal ujian. Sekalipun demikian sangat jarang seorang siswa dapat memperoleh angka 100 alias betul 100%. Penyebabnya bisa karena memang tidak tahu sama sekali jawabannya. Bisa juga sudah pernah tahu tapi lupa. Kadang juga  menemukan soal yang baru tadi pagi dipelajari dan ketika menemukan soal serupa di ujian, langsung lupa. Dan ada pula yang merasa bisa, tapi ternyata salah ngisi. Begitulah ujian nasional. Begitu pulalah ujian dalam internasional alias ujian kehidupan dunia.

Kesalahan dalam konteks kehidupan adalah milik semua orang. Kita hidup untuk belajar dari kesalahan dan agar sesedikit mungkin melakukan kesalahan.

Dalam buku Becoming A Star, Mario Teguh menyatakan, kita membutuhkan kesalahan untuk mencapai kualitas hasil yang lebih tinggi. Terimalah kemungkinan akan adanya kesulitan, masalah dan kesalahan. Karena jika anda bersungguh sungguh bekerja keras, sebetulnya juga sedang bersungguh-sungguh menyediakan kesempatan bagi timbulnya kesalahan.

"Bagaimanapun kesalahan kita butuhkan untuk mencapai hasil yang lebih baik, karena timbulnya kesalahan adalah tanda diperlukannya cara-cara yang lebih baik," kata Mario "Super" Teguh.

Membuat kesalahan, dan bahkan gagal dalam melakukan sesuatu yang berguna, adalah lebih baik daripada tidak pernah salah karena tidak melakukan apapun. Banyak orang terpelajar sangat teliti dan hati-hati memulai sesuatu, mereka melakukan perencanaan matang, melakukan analisa dan review berulang-ulang, tapi tak juga berani memulai karena takut salah. Padahal seandainya segera memulai, mungkin lebih banyak pelajaran yang diperoleh, baik itu berhasil maupun gagal.

Masih menurut Mario teguh, kesalahan dan kegagalan yang tidak kita hadapi dengan sungguh-sungguh, akan timbul lagi pada tempat dan kesempatan lain, bahkan dalam skala yang lebih besar. Mario mengatakan kesalahan mempunyai bakat mengajak “kakaknya” (skala yang lebih besar) dalam kesempatan berikutnya bila kita sengaja menghindarinya. Dalam bahasa sederhana, jika kita “lari dari kenyataan”, maka makin buruklah kenyataan yang harus kita hadapi.

Kesalahan dalam konteks kepemimpinan, apabila ada seorang pemimpin yang kemarahannya adalah tentang hal-hal yang sama selama bertahun-tahun, maka ia adalah orang yang sedang memimpin organisasi yang sedang dalam perjalanan turun, artinya dia beserta timnya tidak belajar dari kesalahan.

Karena kesalahan selalu memberikan pelajaran untuk mencapai cara cara yang lebih baik, maka tidak penting apakah itu kesalahan kita atau kesalahan orang lain. Jadi bila kita jeli belajar dari kesalahan orang lain maka kita dapat lebih menghemat waktu .

Kita membutuhkan kunci pembuka pintu kesungguhan untuk menghadapkan wajah ini ke wajah kesalahan kita, untuk berdiri gagah di atas kesedihan dan ketakutan, dan mulai melakukan sesuatu yang akan mengeluarkan kita dari masalah, menuju keadaan yang lebih baik.

Bila anda melakukan kesalahan, anda memang tidak mencapai keberhasilan hebat, namun tak usah khawatir,  masih ada keberhasilan baik, keberhasilan lumayan, keberhasilan cukup, lalu...hampir berhasil, baru kemudian "...nggak apa-apa kok!", anda dimaafkan, yang penting belajarlah dari kesalahan agar lebih baik di kemudian hari.

Kesalahan adalah milik kita. Seorang anak kecil yang baru berlatih berjalan, tidak pernah putus asa untuk terus berlatih sampai ia bisa berjalan normal. Ia jatuh berkali-kali dan selalu bangkit, mencoba dan mencoba lagi. Ia berkali-kali salah melangkahkan kakinya, dan nalurinya mengatakan bahwa ia bisa memperbaikinya.

Kesalahan, sungguh sesuatu yang unik. Ia adalah salah satu kekayaan kita. Kita bisa dibuat marah olehnya, juga bisa sukses karenanya.***

Salam  Keberuntungan 
www.bambang-suharno.blogspot.com

Rumput Tetangga

 
Rumput tetangga tampak lebih hijau dibanding rumput di halaman sendiri. Itulah manusia, yang mungkin berbeda dengan sapi yang tetap lahap menikmati rumput yang dihidangkan untuknya, tanpa menoleh ke rumput milik sapi lain. Melihat rumput tetangga yang lebih hijau, pertanda kita belum cukup mensyukuri apa yang kita terima.

Dalam beberapa kasus, rumput tetangga yang lebih hijau kelihatan karena kita belum memahami situasi apa yang sebenarnya terjadi di ”halaman rumput ” tetangga tersebut.

Alkisah Rina, seorang mahasiswa berkonsultasi dengan dosen pembimbingnya. ”Pak saya tidak bisa berkonsentrasi belajar sehingga semester ini nilai saya jelek”.

”Apakah ada masalah keluarga atau karena kesibukan lain?” tanya dosennya.

”Terus terang akhir-akhir ini konsentrasi saya terganggu karena melihat teman satu kost saya yang sudah punya pacar. Saya melihat teman kost saya lebih semangat, kemana-mana ditemani pacarnya. Sedangkan saya kemana-mana sendiri,” urainya terus terang.

Sang dosen memberinya beberapa petuah untuk menenangkan hati mahasiswi bimbingannya.

Seminggu kemudian Rika, yang juga mahasiswi bimbingannya datang kepadanya. ”Pak saya sulit belajar dengan tenang. Waktu saya habis bersama pacar saya. Tiap saya belajar yang terpikir pacar saya saja. Saya pikir-pikir lebih enak teman kost saya yang belum punya pacar. Dia kelihatannya lebih tenang dan punya banyak waktu untuk belajar”.

”Siapa teman kost kamu? ”tanyanya. ”Rina, Pak,” jawabnya singkat.

Begitulah kalau kita selalu merasa bahwa yang dimiliki orang lain lebih baik dari milik kita.

Kita dapat melihat rumput tetangga lebih hijau, pada saat yang sama pemilik halaman rumput tadi merasa terganggu oleh rumput tersebut.
Beginilah contohnya. Ada dua pasien rumah sakit jiwa. Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, "Desi, Desi,..!"

Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini.

Si dokter menjawab, "Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Desi." Si pengunjung manggut-mangggut, tetapi begitu lewat sel lain ia terkejut melihat penghuninya terus menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak , " Desi...Desi...! "

”Orang ini juga punya masalah dengan Desi ?" tanya pengunjung itu
keheranan. Dokter kemudian menjawab, "Ya, dialah yang menikah dengan Desi.... ".

Kadangkala kita merasa lingkungan kita tidak adil terhadap kita. Sering kita dengar keluhan, ”saya sudah bekerja lebih keras di perusahaan ini, kenapa pimpinan memberi ke saya hanya ini, sedangkan si A yang kerjanya cuma begitu, mendapat sesuatu lebih hebat”.

Berikut ini saya kutip kisah  dari sebuah situs internet tentang motivasi. Alkisah, ada seorang hartawan di suatu negeri meninggal dunia dan meninggalkan wasiat tentang pembagian harta untuk kedua orang putranya.

Sepanjang hidup, si hartawan mengumpulkan hartanya satu per satu dengan sangat teliti sehingga ia sangat mengenal semua harta miliknya. Oleh karena itu ia dapat membagi semua hartanya menjadi dua dengan nilai
kurang lebih sama. Akan tetapi karena jenis-jenis harta itu tidak persis
sama yang diterima oleh masing-masing anaknya maka keduanya dengan penuh iri menganggap bahwa anak yang lain mendapatkan warisan lebih banyak dibanding dirinya.

Sepeninggal ayahnya, kedua putra tersebut saling ribut dan bersikeras bahwa orang tuanya telah bertindak tidak adil karena anak yang lain mendapatkan harta warisan yang lebih banyak dari dirinya.

Karena keributan yang tak kunjung selesai dan bahkan makin memuncak,
orang-orang sekitar mengusulkan keduanya untuk membawa masalah mereka ke pengadilan.

Di pengadilan Sang Hakim yang dikenal sangat pandai dalam menangani kasus-kasus yang rumit, dengan sabar dan hati-hati mendengarkan keterangan dari kedua orang putra orang kaya tersebut secara bergantian.

Lantas, sang Hakim berkata, "Tuliskanlah semua harta kekayaan yang dikatakan oleh orang tuamu telah diwariskan untuk kalian masing-masing. Jangan sampai ada yang ketinggalan karena harta yang ternyata tidak tercantum dalam tulisan tersebut akan menjadi milik umum". Demikian teliti keduanya dalam menuliskan semuanya dalam daftar masing-masing.

Setelah selesai, hakim kemudian meminta keduanya untuk saling bertukar daftar dan memeriksa secara teliti daftar dari saudaranya. "Apakah kalian masih merasa bahwa warisan dari saudaramu lebih banyak dari yang kalian terima untuk diri masing-masing ?".

Tanpa ragu keduanya segera menjawab, "Iya Pak Hakim, orang tua saya memang tidak adil. Harta yang diwariskan kepada saudara saya jauh lebih banyak daripada yang kuperoleh. Kami meminta penyelesaian yang seadil-adilnya".

"Baiklah, karena kalian masing-masing menganggap bahwa daftar harta yang dimiliki oleh saudara kalian jauh lebih banyak dari daftar kalian sendiri maka silakan untuk saling menukarkan daftar masing-masing dan harta dalam daftar tersebut sekarang menjadi milik kalian".

Sungguh suatu penyelesaian yang sangat sederhana akan tetapi pandai dan adil. Sang Hakim mengecoh kedua putra yang tamak dengan keserakahan mereka sendiri.

Rumput tetangga selalu kelihatan lebih hijau daripada rumput sendiri. Padahal setelah pindah ke rumah tetangga dan memiliki rumput tersebut, ternyata tidaklah sehijau rumput sendiri sebelumnya.

Kita kadang sulit berbahagia pada saat mendapatkan sesuatu lantaran kita ingin lebih dari yang baru saja kita dapatkan. Kita menjadi sulit bersyukur karena kita sendiri menetapkan syarat-syarat untuk bahagia yang terlalu berat. Padahal dalam posisi apapun kita saat ini, ada orang yang sedang menginginkan menjadi ”seperti kita”.

Kita sendirilah yang akhirnya menyulitkan gerakan kita untuk maju. Petuah yang sederhana, jika mau maju, bergeraklah maju, tak perlu terlalu sering menoleh kanan-kiri.***

PERUBAHAN PARADIGMA


Suatu hari Minggu di kereta bawah tanah New York. Para penumpang sedang duduk dengan tenang. Sebagian membaca surat kabar, sebagian sedang melamun, sebagian lagi menikmati istirahat dengan mata terpejam.

Tiba-tiba, seorang pria dan anak-anaknya masuk kedalam gerbong. Anak -anak tersebut begitu berisik dan ribut tak terkendali sehingga segera saja keseluruhan suasana berubah. Pria tersebut duduk di sebelah saya dan memejamkan matanya, agaknya tidak peduli akan situasi saat itu. Anak-anaknya berteriak-teriak, melemparkan barang-barang, bahkan merenggut koran yang dibaca orang. Sungguh, sangat mengganggu. Anehnya, pria yang duduk di sebelah saya tidak berbuat apapun. Sulit untuk tidak merasa jengkel. Saya tak mengerti ia dapat begitu tenang membiarkan anak-anaknya berlarian liar seperti itu dan tidak berbuat apapun untuk mencegah mereka, sama sekali tidak bertanggung jawab. Sangat terlihat bagaimana semua orang di dalam gerbong merasa terganggu.

Demikian Stephen R Covey mengawali kisah pengalamannya yang tidak terlupakan dalam sebuah bukunya. Dengan rasa sabar dan pengekangan diri yang luar biasa, Steven menoleh ke arah lelaki itu dan berkata, ”Tuan, anak-anak anda benar-benar mengganggu banyak orang. Dapatkah anda mengendalikan mereka?”

Orang itu mengangkat dagunya seolah baru tersadar akan situasi di sekitarnya lalu berkata dengan sedih, ”Oh, anda benar. Saya kira saya harus berbuat sesuatu. Kami baru saja dari rumah sakit dimana istri saya meninggal beberapa jam yang lalu. Saya tidak tahu harus berbuat apa, dan saya kira mereka juga tidak tahu harus bagaimana menghadapi kenyataan ibunya telah tiada.” 

Seketika itu perasaan Stephen berubah seratus delapan puluh derajat. Kejengkelan Stephen hilang seketika. Ia tidak lagi perlu mengendalikan kesabaran, karena perasaan jengkelnya telah berubang menjadi simpati. ”Oh, saya turut berduka, apa yang dapat saya lakukan untuk membantu anda?” ujar Stephen spontan.

Stephen telah mengalami perubahan fundamental dalam cara berpikir tentang kejadian di sekitarnya, yaitu tentang seorang Bapak dan anak yang membuat gaduh dalam gerbong kereta.

Peristiwa ini adalah gambaran tentang perubahan paradigma. Anda pernah mengalami hal serupa? Sungguh beruntung, bila kita dapat mengambil hal-hal positif dari sebuah kekuatan perubahan paradigma. Dalam pergaulan manusia, kekuatan ini dapat membuat perubahan yang fantastis dalam diri seseorang. Banyak pertengkaran antar manusia, pergolakan antar kelompok, peperangan maupun percintaan mengalami perubahan drastis akibat perubahan paradigma.

Jaman kolonialisme, negara yang menjadi kolonial sangat bangga akan dirinya. Lantas terjadilah perubahan paradigma tentang perdamaian dunia, sehingga negara yang mengekspoatasi penderitaan negara lain dikucilkan. Kita sering mengatakan ”jaman telah berubah”, dan itu adalah hasil dari perubahan paradigma. Kata Stephen, bila ingin mengalami perubahan kecil, kita dapat merubah sikap dan perilaku kita. Sedangkan jika ingin mengalami perubahan besar, yang harus dirubah adalah paradigmanya.

Perubahan paradigma yang populer setidaknya sejak negeri ini mengalami reformasi tahun 1997, pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Khun dalam bukunya yang amat berpengaruh, The Structure Of Scientific Revolution. Kuhn mengatakan, hampir setiap terobosan penting dalam bidang keilmuan, merupakan pemutusan tradisi pola pikir lama.

Ratusan tahun lalu, Ptolomeus mengatakan bumi adalah pusat alam semesta. Kemudian semenjak Copernicus mengatakan matahari sebagai pusat alam semesta, segala cara pandang tentang alam semesta langsung berubah, dan terjadilah perubahan besar dalam kajian ilmu alam sejak itu.

Demikian pun dalam ilmu kedokteran. Sebelum teori bakteri dikembangkan, banyak anak dan wanita meninggal dalam proses persalinan dan tak seorang pun mengerti penyebabnya. Dalam pertempuran lebih banyak prajurit yang meninggal karena luka kecil dibanding dengan kematian akibat serangan di garis depan. Segera setelah teori bakteri dikembangkan, sebuah paradigma baru yang lebih baik, dapat meningkatkan pemahaman tentang apa yang sebenarnya terjadi yang membuat terjadinya perubahan dramatis dan sangat berarti dalam dunia kedokteran dan kedokteran hewan.

Dalam soal mikro di perusahaan, di keluarga dan hubungan antar manusia, kita dapat mengalami perubahan paradigma terhadap sesuatu masalah, tatkala kita mendapatkan informasi yang sebelumnya tersimpan entah dimana. Sama seperti kisah Stephen di kereta tadi. Kita bisa membenci tokoh masyarakat dan berubah menjadi kagum karena perubahan paradigma.

Perubahan paradigma bukan saja karena ketidaksengajaan. Kita dapat merubah dengan menggali informasi lebih dalam.***