Dalam beberapa diskusi membahas upaya-upaya melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik, kerap kali terdengar uraian yang sekilas terdengar cerdas. Sebagian mengatakan,” masalahnya adalah kita belum punya grand design yang jelas mengenai gagasan ini”. Ada juga yang mengatakan,” masalahnya tim kita terlalu sedikit, sehingga tidak mungkin mencapai target yang kita tuju”.
”Masalahnya adalah dana perusahaan masih kurang,” demikian sela yang lain.
Sungguh menarik pola pikir kebanyakan dari kita. Semakin cerdas dan pintar, semakin mendalami masalah yang kelak akan dihadapi. Celakanya, dengan pola pikir bahwa disetiap rencana sesuatu yang selalu dilihat adalah bagian masalah, maka semakin hari yang kita pikir adalah bagian besar yang kita sebut sebagai masalah.
Memang, kemanapun kita pergi, kita akan bertemu masalah. Jika ada orang bersedih bahwa “hidupku penuh dengan masalah” maka sebetulnya ia berkata benar. Hidup memang dipenuhi dengan aneka ragam masalah. Yang membedakan satu orang dengan yang lainnya adalah cara menghadapi masalah.
Orang yang tidak memiliki masalah adalah yang tidak sedang menikmati kehidupan, kata Elbert Hubbard. Maka, masalah bukan hanya untuk dihadapi, tapi juga dinikmati sebagai bagian dari indahnya hidup ini.
Orang yang hidup dengan kedamaian dan kebahagiaan bukanlah berarti karena situasi yang mereka hadapi selalu membahagiakan. Seseorang yang bahagia bukanlah orang yang berada dalam keadaan yang pasti melainkan orang yang selalu memiliki sikap yang pasti (Hugh Downs).
Artinya yang menjadi masalah bukanlah masalah itu sendiri dmelainkan cara kita menghadapi masalah.
Norman Vincent Pale, seorang pendeta, yang meninggal tahun 1993 di usia 95 tahun, sangat dikenal sebagai tokoh yang sangat getol memberi petuah agar kita tidak risau dengan bermacam masalah yang kita hadapi dari hari ke hari.
Ia mengatakan, kita tinggal memilih di antara dua hal, yaitu merasa nyaman atau merasa kacau dengan kehidupan kita. Kebanyakan orang secara tidak sadar memilih yang kedua. Bagi yang memilih nyaman, maka hidup ini akan terasa nyaman dan membahagiakan, dan sebaliknya yang telah memilih kacau, maka apapun yang kita hadapi sehari-hari seakan-akan dunia ini akan kiamat besok pagi.
Lantas bagaimana kita bisa memilih hidup nyaman, sementara kenyataannya setiap hari banyak copet dan pencuri berkeliaran, banyak orang curang dalam berdagang, banyak pengemis di jalanan, banyak pengendara yang ugal-ugalan dan berbagai situasi negatif lainnya.
Inilah kisah favorit Norman Vincent Pale bersama sahabatnya George (saya kutip dari buku Chicken Soup For The Soul karya Jack Canfield dan Mark Victor Hansen) yang relevan dengan soal masalah.
Saya sedang berjalan ketika melihat teman saya George mendekat. Wajahnya tampak sarat dengan beban kehidupan. Ia kelihatan sedang kalut pikirannya.
”Apa Kabar George?” kata saya, sekedar basa basi.
Meski basa basi, George menanggapinya dengan sangat serius. Selama 15 menit ia menceritakan betapa susahnya kehidupan dia. Semakin lama ia bercerita semakin sedih hati saya.
Akhirnya saya berkata kepadanya,” George, saya ikut sedih melihatmu dalam keadaan tertekan seperti ini. Mengapa kamu bisa seperti ini?” Dia kemudian menceritakan banyak sekali masalah yang membuatnya sangat sulit..
”Ini karena masalah-masalah saya,” katanya.
”Saya muak dengan semua masalah ini. Jika kau dapat menghilangkan semua masalah yang saya hadapi, saya menyumbang 5 ribu dollar untuk yayasan amalmu,” ujar George serius.
”Bagus!” pikir saya. Saya tidak akan mengabaikan penawaran seperti ini.
”Kemarin saya pergi ke tempat tinggal ribuan orang. Sejauh yang saya tahu tidak seorangpun dari mereka yang punya masalah. Kau ingin pergi kesana?” Kata saya bersemangat.
”Kapan kita bisa pergi? Kedengarannya ini cocok untukku,” kata george.
”Jika demikian George, saya akan dengan senang hati mengajakmu ke pemakaman di ujung kota ini, di sanalah satu-satunya tempat dimana orang sudah tidak memiliki masalah”.
Norman Vincent Pale mengajarkan kita bahwa selama hayat masih di kandung badan, sebenarnya selama itulah kita akan berhadapan dengan masalah atau problem. Istilah problem atau masalah sudah terlanjur kita pandang dengan sesuatu yang negatif, yang seharusnya tidak ada dalam kehidupan kita. Padahal, problem asal usulnya berarti ”untuk mencapai kemajuan”. Itu artinya semua masalah yang kita hadapi adalah dalam rangka mencapai kemajuan. Semakin banyak masalah yang kita hadapi, berarti ujian dalam rangka kita akan naik kelas yang lebih baik. Percayalah, jika anda berkumpul dengan puluhan orang kaya raya yang penuh wajah kesuksesan, anda sedang berhadapan dengan orang-orang yang menghadapi beragam masalah dan berhasil menghadapinya. Mereka kerap kita sebut sudah makan asam garam dunia ini, sudah malang melintang dalam kehidupan.
Bila, saat ini anda merasa sedang dirundung masalah yang sangat berat, tak usah khawatir, semua masalah itu wajar adanya. Anda pasti punya solusinya.
”Jika anda merasa tidak mempunyai masalah, anda dalam bahaya besar,”kata Norman.
Setuju! Karena jika anda tidak memiliki masalah, berarti sama dengan saudara kita yang sudah di alam kubur.***
Email: bambangsuharno@yahoo.com
0 Comments:
Posting Komentar