Melihat iklan
Pemda DKI yang sangat gencar di TV bulan lalu, yang merupakan kampanye sang incumbent
Fauzi Bowo alias Foke, saya memprediksi Fauzi sangat sulit dikalahkan oleh Jokowi atau cagub lain. Apalagi suara
warga DKI yang anti Foke terpecah dalam 5 calon Gubernur yang lain. Sahabat
saya Prof Jasmal Syamsu dari Unhas ketika bertemu saya di Makasar bulan lalu
juga meneguhkan prediksi saya.
Kata dia, “kalau
seorang incumbent kalah, sebenarnya dia keterlaluan. Soalnya semua fasilitas
kampanye sudah tersedia dengan baik. Mau pake strategi apapun, logistik sudah
siap”. Ah benar juga kata profesor ini. So, prediksi saya, Jokowi yang saya
nilai memiliki paling memenuhi syarat untuk bisa memajukan Jakarta, saat ini
mungkin belum waktunya bagi dia menjadi sang pemenang. Biarlah impian Jokowi
disimpan dulu.
Namun Rabu 11
Juli, hampir semua warga DKI terhenyak melihat hasil quick Count. Ketika perhitungan
cepat dimulai dan Jokowi berada di posisi teratas, saya masih belum
yakin. Mungkin karena baru 3 persen. Namun ternyata hingga sistem hitung cepat
yang dilakukan berbagai lembaga selesai, Jokowi tetap berada di posisi teratas,
mengalahkan sang incumbent.
Karena kemenangan Jokowi dalam putaran pertama itulah saya langsung berniat menulis mengenai profil Jokowi di blog saya ini. Anda tahu siapa
Jokowi? Nama lengkapnya Ir. Joko Widodo. Nama Jokowi adalah pemberian seorang pengusaha mebel
Prancis yang menjadi buyer dari produk mebel Jokowi. Ia lahir
di Kota Surakarta (Solo) 21 Juni 1961. Jokowi kecil adalah anak seorang
"tukang kayu". Setelah lulus dari SMA, ia melanjutkan kuliah di Fakultas
Kehutanan Universitas Gajah Mada . Setelah lulus kuliah tahun 1985, Jokowi merantau ke Aceh dan
bekerja di salah satu BUMN. Kemudian kembali ke Solo dan bekerja di Perusahaan
yang bergerak di bidang perkayuan, CV. Roda Jati. Setelah merasa cukup ilmu dan pengalaman,
pada tahun 1998, ia memutuskan berhenti
bekerja dan memulai berbisnis sendiri. Dengan kerja keras, ketekunan dan
keuletan, akhirnya Jokowi berhasil mengembangkan bisnisnya dan menjadi seorang
eksportir mebel.
Menjadi Walikota Solo
Pada tahun 2005, Jokowi memutuskan
untuk mencalonkan diri sebagai Walikota Solo dengan partai politik PDI
Perjuangan sebagai kendaraan politiknya. Keputusan ini membuahkan hasil.
Di bawah kepemimpinannya, Solo
mengalami perubahan yang pesat. Branding untuk kota Solo dilakukan dengan slogan
"Solo: The Spirit of Java". Langkah yang dilakukannya cukup progresif
untuk ukuran kota-kota di Jawa. Ia mampu merelokasi pedagang barang
bekas di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi
lahan hijau terbuka, memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan
kepentingan publik, melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan
oleh televisi lokal) dengan masyarakat. Taman Balekambang, yang terlantar
semenjak ditinggalkan oleh pengelolanya, dijadikannya taman. Jokowi juga tak segan
menampik investor yang tidak setuju dengan prinsip kepemimpinannya. Sebagai
tindak lanjut branding ia mengajukan Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi
Kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006.
Langkahnya berlanjut dengan
keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi organisasi tersebut pada
bulan Oktober 2008 ini. Pada tahun 2007 Surakarta juga telah menjadi tuan rumah
Festival Musik Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks Benteng Vastenburg yang
terancam digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan. FMD pada tahun
2008 diselenggarakan di komplek Istana Mangkunegaran
Sikap rendah hati Walikota solo ini
tidaklah dibuat-buat. Bagi Masyarakat Solo, Jokowi adalah sosok pemimpin yang
sangat peduli dengan kehidupan mereka. Di lorong pasar dan jalan-jalan di Kota
Solo, Pak Jokowi sering sekali mengobrol dan mendengarkan keluh kesah rakyat
tanpa jarak.
Ada satu fakta yang sangat mengejutkan,
Jokowi belum pernah mengambil gajinya selama menjabat sebagai seorang Walikota
dan Mobil yang ia pakai sebagai mobil dinas saat ini hanyalah
"warisan" mobil dinas pendahulunya yaitu Bapak Slamet Suryanto.
Pada pemilihan Walikota 2010-2015, Pak
Jokowi berhasil meraih 90% suara dari total pemilih. Sungguh fantastis seorang
pemimpin yang benar-benar dicintai masyarakatnya.