MUTIARA KEHIDUPAN

header ads

Sikapmu Menentukan Kesuksesanmu

Teruslah belajar, bukan hanya untuk meningkatkan kemampuan teknis, tapi agar bisa memiliki sikap yang lebih baik.

Jalan-jalan di kota Teknologi Shenzen, China

Perjalanan ke kota Teknologi Shenzen, China, 1 Mei 2019 dalam rangka Shenzen International Pet Fair.

Launching buku Menggali Berlian di Surabaya

Buku Menggali Berlian di Kebun Sendiri karya Bambang Suharno diluncurkan di acara Grand City Convex Surabaya, di tengah acara pameran internasional Indolivestock Expo.

Meraih sukses

Jika sukses harus diraih dengan kerja keras banting tulang siang malam, itu namanya sukses dengan mesin manual. Anda perlu belajar meraih sukses dengan mekanisme sukses otomatis (Suksesmatic.com).

Pengalaman Naik Kereta TGV di Perancis

Perjalanan ke Rennes Perancis dalam rangka menghadiri pameran internasional, naik kereta TGV dari Paris ke Rennes.

Tampilkan postingan dengan label emergenetics. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label emergenetics. Tampilkan semua postingan

Warna Warni Tipe Berpikir

Kemampuan membina hubungan antar manusia adalah kunci utama mencapai kebahagiaan (penelitian Harvard University).


Sejak tahun 1938 Harvard University melakukan penelitian untuk menjawab pertanyaan, tentang apa yang sebenarnya membuat manusia sehat dan bahagia. Tahukah Anda, apa kesimpulan dari penelitian tersebut ? Sederhana saja kesimpulannya; good life built with good relationship. Kehidupan yang baik dibangun dengan hubungan yang baik. Itu artinya, kemampuan membina hubungan antar manusia adalah kunci utama mencapai kebahagiaan.

Ngomong-ngomong soal membina hubungan yang baik, Agus E Purwanto seorang certified trainer Emergenetics International-Asia membuka rahasia tentang cara memahami tipe berpikir manusia sebagai modal awal untuk bisa berhubungan dengan orang lain, baik di rumah, di kantor, di dalam pergaulan bisnis maupun sosial. Pada seminar yang diselenggarakan PT Gallus Indonesia Utama (Penerbit Infovet, Info Akuakultur, Cat&Dog) beberapa waktu lalu, Agus mengungkapkan, banyak orang yang gagal membina hubungan baik dengan rekan kerja bahkan dengan pasangan hidupnya, karena belum memahami ragam tipe berpikir manusia. Dengan mengenal tipe berpikir maka kita akan mudah menjalin hubungan dengan orang lain baik yang tipe berpikirnya sama maupun yang berbeda dengan kita.

Agus mengenalkan tipe berpikir manusia dengan konsep Emergenetics yang diciptakan oleh Geil Browning dari Colorado Amerika Serikat. Browning melalui lembaganya, The Browning Group International  telah membuat perubahan yang signifikan dalam kehidupan ratusan ribu orang di berbagai negara melalui konsep Emergenetics.

Menurut Browning, siapa diri kita sekarang merupakan hasil watak tertentu yang emerged (muncul) dari pengalaman kehidupan kita, ditambah genetics (ciri-ciri genetis) kita. Interaksi antara nature dan nurture ini merupakan dasar Emergenetics.
Sebelumnya kita mengenal pembagian cara berpikir otak menjadi dua, yakni otak kiri yang identik dengan cara berpikir logis dan analitis, sedangkan otak kanan adalah identik dengan cara berpikir kreatif, tidak logis dan spontan.

Melalui penelitian tipe berpikir manusia selama puluhan tahun Geil Browning akhirnya menemukan empat kuadran tipe berpikir, dimana kuadran bagian kiri terdiri dari tipe berpikir analitycal (analitis) dan struktural, sedangkan bagian kanan terdiri dari tipe sosial dan konseptual.

Mari kita cermati empat warna pikiran manusia berikut ini.

Pertama, warna berpikir biru.
Melambangkan tipe berpikir analitis. Sesuai namanya, orang yang memiliki tipe berpikir analitis akan sangat suka berpikir tentang data dan alasan-alasan logis.  Jika berdiskusi untuk mengambil keputusan, mereka akan bertanya mana datanya, apa alasan logisnya. Kelompok ini biasanya tertarik pada iklan yang di dalamnya menyebutkan informasi mengenai alasan yang logis tentang mengapa produk yang diiklankan perlu anda beli.

Kedua, warna berpikir hijau.
Menggambarkan tipe berpikir struktural. Orang yang cara berpikirnya struktural menyukai peraturan yang jelas dalam organisasi, komposisi produk, agenda kegiatan yang rapi, jadwal deadline yang jelas, Standard Operating Procedure (SOP), keputusan rapat dan sejenisnya. Kelompok ini menyukai iklan yang menampilkan komposisi sebuah produk.

Ketiga, warna berpikir merah.
Menggambarkan tipe berpikir sosial. Orang-orang yang tipe berpikir merah lebih suka mempertimbangkan segala sesuatu berdasarkan empati dan relasi dengan orang lain. Misalkan akan melakukan PHK terhadap karyawan, pertimbangan utamanya bukan pada tata aturan perusahaan melainkan pertimbangan bagaimana dampaknya bagi keluarga karyawan yang di-PHK. Kelompok ini mudah terpengaruh oleh iklan yang menggambarkan hubungan antar manusia. Misalkan iklan susu untuk anak dengan foto keluarga harmonis.

Keempat, tipe berpikir kuning
Menggambarkan tipe bepikir konseptual. Tipe kuning mengutamakan intuisi dan imajinasi. Mereka suka pada ide-ide baru, tentang imajinasi dan suka berbicara tentang masa depan. Mereka dengan mudah berpikir tentang impian pergi ke bulan atau berwisata ke tempat yang aneh-aneh alias di luar mainstream. Misalkan liburan ke Pulau Nusakambangan, melihat situasi sel teroris, lokasi hukuman mati teroris atau ke pulau Buru tempat tawanan PKI.

Jika Anda akan memberi hadiah pada karyawan dengan tipe ini, mereka akan senang dikasih hadiah yang unik. Kelompok ini menyukai iklan yang unik, tidak perlu menonjolkan produk. Anda pernah melihat sebuah iklan yang menggambarkan produk susu tapi gambarnya beruang dan naga? Sangat mungkin iklan ini ditujukan untuk konsumen dengan tipe berpikir konseptual. Bagi kelompok yang tipe analitis, tentu akan bertanya, “ini iklan kok nggak nyambung, tidak ada penjelasan mengapa produk itu harus saya konsumsi?”. Sementara bagi tipe konseptual, akan berkomentar ,” wow ini baru iklan kreatif”.

Dengan memahami aneka warna cara berpikir manusia, dan terlebih memahami tipe berpikir kita sendiri, maka cara berhubungan dengan orang lain akan menjadi semakin baik dan hidup menjadi lebih bahagia.

Ternyata untuk meraih kebahagiaan, bisa dimulai dengan mengenal warna warni tipe berpikir manusia.***

Training emergenetics, Hubungi Gita Organizer 021. 7829689, 7884 1279  email gallusindonesiautama@gmail.com

Antara Berpikir dan Berperilaku


Perlakukanlah orang lain sebagaimana engkau mengharapkan orang lain memperlakukanmu, demikian petuah yang sering kita dengar. Boleh jadi sekarang kita perlu mengevaluasi petuah ini. Pasalnya, setiap orang sebenarnya memiliki kemauan yang berbeda-beda tergantung cara berpikir dan berperilaku.

Jika Anda senang diberi penghargaan di atas panggung, belum tentu staf Anda senang diperlakukan yang sama. Jika Anda senang dikasih bunga, belum tentu orang lain senang dikasih bunga. Jadi perlakukanlah orang lain sebagaimana mestinya, yaitu sebagaimana tipe orang tersebut.

Pesan ini disampaikan oleh Agus Purwanto, Certified Associate  Emergenetics International-Asia saat memberikan workshop emergenetics di depan pengurus ASOHI Pusat, pertengahan Agustus lalu. Agus mengatakan, Emergenetics  merupakan salah satu psychometrics tools berdasarkan pada brain research terkini. Saat ini di berbagai negara, Emergenetics  makin populer karena tool  ini dapat memberikan arah obyektif dalam mengembangkan individu dan tim. 

Keunggulan emergenetics adalah mampu secara jelas mendeteksi tipe setiap orang dalam hal berpikir dan bertingkah laku (thinking and behavior) yang diterjemahkan dalam bentuk diagram yang mudah dipahami.

Konsep Emergenetics diciptakan oleh Geil Browning PhD dari Colorado Amerika Serikat, yang kini mengembangkan lembaga The Browning Group International. Sebagai pendidik, peneliti, trainer, dan pembicara bereputasi internasional, ia telah membuat perubahan yang signifikan dalam kehidupan ratusan ribu orang melalui konsep Emergenetics.

Menurut Browning, siapa diri kita sekarang merupakan hasil watak tertentu yang emerged (muncul) dari pengalaman kehidupan kita, ditambah genetics (ciri-ciri genetis) kita. Interaksi antara nature dan nurture ini merupakan dasar Emergenetics.
Dengan memahami profil emergenetic, kita dapat lebih memahami diri sendiri dalam melakukan pendekatan pada situasi baru, cara kita menyelesaikan berbagai hal, cara orang lain melihat kita, cara meningkatkan hubungan dan cara berkomunikasi dengan orang yang tidak seperti kita.

Menerapkan Emergenetics di tempat kerja akan membuat kita bisa mengambil keputusan karier yang optimal, mendorong kreativitas dan kinerja, meningkatkan profit, membuat keputusan yang lebih baik, membentuk tim “penasihat” yang tepat, menulis kajian kinerja yang efektif, memberikan presentasi yang menarik, menjual kepada berbagai jenis pelanggan, dan memotivasi segala macam karyawan.

Melalui serangkaian kuesioner online, emergenetics dapat menilai cara berpikir kita ke dalam 4 jenis  yaitu Analitis (blue preference), Struktural (green preference), Sosial (social preference) dan Konseptual (yellow preference) . Sedangkan keunggulan perilaku kita dinilai dengan mengukur tingkat ekspresi (expressiveness) , Keasertifan (assertiveness), dan Fleksibilitas (flexibility).

Berbeda dengan konsep lainnya, dimana para pakar biasanya mencampuradukan antara berpikir dan berperilaku, pendekatan emergenetics memisahkan cara berpikir dan berperilaku.  Perbedaan lainnya adalah, emergenetics memastikan bahwa semua jenis manusia baik cara berpikir maupun berperilaku adalah sudah baik adanya.

Agus Purwanto, memberikan contoh tokoh dunia yang ternyata memiliki perbedaan dalam cara berpikir. Gregory Mendel, peletak dasar teori genetika modern, memiliki blue preference  alias cara berpikir analitis.  Jend. D. Eisenhower,  pemimpin operasi D-Day di pantai Normandia, 6 Juni 1942, memiliki green preference  alias cara berpikir struktural.  Bunda Theresa, pemimpin organisasi nirlaba yang menyantuni anak miskin di banyak negara, memiliki red preference  alias pola pikir social. Sedangkan Albert Einstein , penemu teori relativitas yang sangat menghebohkan, memiliki yellow preference alias berpikir secara konseptual.

Jadi janganlah menghakimi diri sendiri sebagai pribadi yang lebih jelek dari orang lain, karena semua orang hakekatnya adalah pribadi yang unggul. Jadilah Anda sebagai pribadi yang unggul dengan tipe emergenetics apapun.***
Bambang Suharno

Artikel ini dimuat di Majalah Infovet edisi September 2014