“Setiap orang adalah unik.
Setiap orang punya cara tersendiri untuk meraih kemenangan dengan lebih cepat.
Cara tersebut mungkin hanya berlaku pada dirinya dan tidak berlaku bagi orang
lain. Ya, unik seperti sidik jari. Sebut saja Sidik Jari Kemenangan.”
Kalimat di atas saya kutip
dari buku 7 keajaiban Rezeki karya Ippho Santosa. Sidik Jari Kemenangan adalah
istilah khas dari Ippho untuk menggambarkan bahwa setiap orang sejatinya
memiliki cara sendiri untuk meraih kemenangan. Kita boleh belajar tentang
bermacam strategi dan taktik, tapi dalam merealisasikannya bisa berbeda-beda
hasilnya. Misalkan anda berada dalam satu kelas training marketing yang diajar
oleh suhu marketing Hermawan Kertajaya. Jika dalam satu kelas mempraktekkan
ilmu Hermawan sama persis, hasilnya tidaklah akan sama. Anda berguru kepada
seorang pengusaha yang mencetak laba miliaran rupiah tiap hari dan langsung
mempraktekkannya, apakah hasilnya sama? Tidak juga. Ingat, ada sidik jari
kemenangan. Kita perlu melihat pada diri kita, berdasar pengalaman-pengalaman
lampau, berdasarkan minat dan bakat kita sehingga dapat menulis kalimat demi
kalimat mengenai kehebatan kita untuk meraih kemenangan. Dengan cara ini, anda
akan tahu bahwa cara sukses anda berbeda dengan orang lain.
Menurut Ippho, apapun bentuk
sidik jari kemenangan anda, dibutuhkan beberapa pendukung untuk dapat meraih
keajaiban rezeki. Saya tidak dapat merangkum semua isi buku itu dalam satu
halaman artikel ini. Saya akan menyampaikan poin menarik yang sepengetahuan
saya belum disampaikan oleh pengarang lainnya.
Yaitu tentang sepasang bidadari.
Ippho menyebutkan, ada sepasang bidadari yang akan membantu anda meraih
keajaiban dalam hidup. Siapakah dia?
Dikisahkan seorang sahabat
ingin membeli satu unit rumah di sebuah kompleks perumahan. “Saya ingin membeli
rumah ini untuk investasi, tapi saya juga ingin membiayai ibu saya menjalankan
ibadah umrah. Saya jadi bingung ngatur
duitnya” kata calon pembeli.
Sang penjual mengatakan, “kalau begitu tunda dulu beli rumahnya, kapan lagi dapat membahagiakan sang ibu kalau bukan sekarang?” (Penjual ini agak aneh, ada pembeli potensial kok malah menyuruh menunda beli rumah hehe).
Singkat cerita pembeli
tersebut akhirnya memutuskan akan tetap membiayai umrah sang ibunda tercinta
dan tetap berniat membeli rumah. Rupanya si penjual sangat beruntung, menyuruh
calon pembeli mendahulukan yang lain malah tetap dapat pembeli.
Kemudian apa yang terjadi?
Tidak disangka-sangka, pembeli tadi malah memenangkan salah satu doorprize yang memang disediakan dan
diundi untuk setiap pembeli. Anda mau tahu doorprizenya? Satu unit sepeda motor
senilai biaya umrah. Luar biasa, yang awalnya mau dapat satu malah dapat
semuanya. Begitulah, berbakti pada orang tua tidak akan berakhir dengan
sia-sia.
Itu adalah bidadari pertama,
yaitu ibu. Pesan utama dari cerita ini, kalau anda serius ingin meraih
kemenangan, berbaktilah pada orang tua. Iphho menegaskan, berbakti pada orang
tua akan menguak langit dan memanggil rejeki. Doa orang tua membuat rezeki
betul-betul tercurah. (Dan hati-hati karena yang sebaliknya juga berlaku,
cerita Malin Kundang adalah contohnya). Begitu doa orang tua selaras dengan doa
kita, maka energi doa akan berlipat ganda. Orang tua adalah bidadari pertama.
Siapakah bidadari kedua?
Tidak lain adalah pasangan kita. Percaya atau tidak, adanya pasangan akan
membuat rejeki bertambah. Banyak kaum muda menunda pernikahan karena alasan
belum siap secara ekonomi. Mereka mensyaratkan punya rumah sebelum menikah.
Setelah punya rumah, ingin punya perangkat rumah sebelum menikah, selanjutnya
ingin kendaraan dan seterusnya.
Untuk anda yang belum punya
pasangan dan mempertimbangkan kesiapan ekonomi, disarankan untuk segera menikah
dalam keadaan ekonomi sulitpun, karena dengan menikah akan terbuka pintu
rezeki. Lihat buktinya di kanan kiri anda. Betapa banyak orang yang menunda
pernikakan akhirnya malah tidak dapat mengumpulkan uang, sebaliknya yang berani
menikah dalam keterbatasan, secara bertahap mereka dapat “memanggil rejeki”.
Ini terjadi karena adanya keselarasan impian di dalam pasangan tersebut.
keselarasan impian akan diikuti dengan keselarasan doa.
Jika anda sudah punya impian
kemenangan, sampaikankah pada sepasang bidadari agar menyelaraskan doa mereka
dengan doa anda. Kekuatan doa akan mengalirkan energi kebaikan dan kesuksesan.
Kembali ke sidik jari
kemenangan, Ippho Santosa dalam bukunya memberikan halaman kosong yang harus
diisi oleh pembaca mengenai sidik jari kemenangan. Setahu saya memang belum ada
teknologi yang dapat memotret sidik jari kemenangan setiap individu. Untuk anda
yang ingin meraih kemenangan, mulailah menulis keunikan anda, keunggulan anda
dan bagaimana cara anda meraih kemenangan yang mungkin berbeda dengan
orang-orang di sekitar anda. Selanjutnya sampaikan kepada sepasang bidadari
agar keduanya mendukung dan mendoakannya.
Selamat meraih kemenangan.