Shirley. Dr. Arun Gandhi, cucu
mendiang Mahatma Gandhi bercerita : Pada masa kecil ia pernah berbohong kepada ayahnya. Saat itu ia terlambat
menjemput ayahnya dengan alasan mobilnya belum selesai diperbaiki, padahal
sesungguhnya mobil telah selesai diperbaiki hanya saja ia terlalu asyik
menonton bioskop sehingga lupa akan janjinya. Tanpa sepengetahuannya, sang ayah sudah menelpon bengkel lebih dulu sehingga sang ayah tahu ia berbohong. Lalu wajah ayah tertunduk sedih; sambil menatap Arun sang ayah berkata : "Arun, sepertinya ada sesuatu yang salah dengan ayah dαƖαm mendidik dan membesarkan kamu, sehingga kamu tidak punya keberanian utk berbicara jujur kepada ayah. Untuk menghukum kesalahan ayah ini, biarlah ayah pulang dengan berjalan kaki; sambil merenungkan di mana letak kesalahannya" Dr. Arun berkata : Sungguh saya begitu menyesali perbuatan saya tersebut. Sejak saat itu seumur hidup, saya selalu berkata jujur pada siapapun. Seandainya saja saat itu ayah menghukum saya, mungkin saya akan menderita atas hukuman itu, dan mungkin hanya sedikit saja menyadari kesalahan saya.Tapi dengan tindakan mengevaluasi diri yang dilakukan ayah, meski tanpa kekerasan, justeru memiliki kekuatan luar biasa utk mengubah diri saya sepenuhnya. RUBAH SEGERA, HINDARI KEBOHONGAN. KEBOHONGAN HANYA AKAN MENAMBAH KEBOHONGAN LAGI. YG PADA AKHIRNYA MELUKAI ORG YG KITA CINTAI, JUGA DIRI KITA. Sumber: ISWARDENI di milis mega mind potensials.7 juni 2012 |
Sikapmu Menentukan Kesuksesanmu
Teruslah belajar, bukan hanya untuk meningkatkan kemampuan teknis, tapi agar bisa memiliki sikap yang lebih baik.
Jalan-jalan di kota Teknologi Shenzen, China
Perjalanan ke kota Teknologi Shenzen, China, 1 Mei 2019 dalam rangka Shenzen International Pet Fair.
Launching buku Menggali Berlian di Surabaya
Buku Menggali Berlian di Kebun Sendiri karya Bambang Suharno diluncurkan di acara Grand City Convex Surabaya, di tengah acara pameran internasional Indolivestock Expo.
Meraih sukses
Jika sukses harus diraih dengan kerja keras banting tulang siang malam, itu namanya sukses dengan mesin manual. Anda perlu belajar meraih sukses dengan mekanisme sukses otomatis (Suksesmatic.com).
Pengalaman Naik Kereta TGV di Perancis
Perjalanan ke Rennes Perancis dalam rangka menghadiri pameran internasional, naik kereta TGV dari Paris ke Rennes.
PELAJARAN DARI MAHATMA GANDHI
Setting Gmail di Microsoft Outlook 2007
By BEMBI Senin, Mei 28, 2012
bambang suharno, Microsoft Outlook, Setting Gmail, Setting Gmail di Microsoft Outlook 2007 No comments
Karena setiap hari penulis seringkali buka tutup e-mail untuk melihat informasi mengenai pekerjaan atau non pekerjaan, akhirnya penulis membuat tulisan di blog ini dengan judul setting gmail di microsoft outlook 2007. Kenapa di setting di Microsoft outlook? Karena penulis bisa membuka dan membaca email tersebut kapan saja secara offline ( tanpa akses internet) Hehe..
Tetapi pada awalnya penulis harus terkoneksi dulu dengan
internet untuk menerima email-email yang masuk. Mau tahu cara nya? yup, kita
langsung saja..
Langkah-langkah nya sebagai berikut :
- Login di Gmail dan masukan account anda.
- Setelah berada di gmail anda, lihat di pojok atas sebelah kanan ada ikon opsi.
- Klik Opsi - Setelan Mail.
- Pada kotak dialog setelan, klik tab Penerusan dan POP/IMAP.
- Beri tanda/ ceklist aktifkan POP untuk semua email, lalu pilih simpan salinan di gmail inbox.
- Kemudian klik Simpan Perubahan.
Nah, teman2 baru saja selesai
mengaktifkan / setting POP gmail, kemudian langkah berikutnya :
- Buka Ms. Outlook 2007
- Klik tab Tools lalu klik Account Settings.
- Pada kotak dialog account setting, klik New.
- Klik Microsoft Exchange, POP3, IMAP or HTTP, lalu klik Next.
- Isi Nama & E-mail, Password dan Konfirmasi Password anda.. lalu klik Next.
- Perhatikan proses Konfigurasi yang sedang berlangsung..
- Konfigurasi anda berhasil jika seperti ini :
- Lalu klik Finish.
Setelah itu teman2 kembali buka MS. Outlook 2007 :
- Klik ikon Send/Receive.
Nah, sekarang teman2 tinggal
menunggu penerimaan email yang masuk pada inbox MS. Outlook 2007 sampai
selesai, baru teman2 boleh memutuskan koneksi internetnya. Gimana, mudah bukan?
Nikmati membaca email secara offline.. selamat mencoba
NB
terima kasih buat https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmSWIQR8P3YNg1OZwY_WCtHK430YocqOPpBN8FQdNh4ZfYAXFmU6HIBx6n9tm99LUMI3fnqYtGodwRBOyu0xgz5f2XwuNntXXZKKmAaGxlRrF_F4GrUQbOqSQYMHa_IEbn9mHg0xuhSw/s320/6.jpg yang telah menyusun artikel ini sehingga saya bisa membuat email lebih praktis untuk personal maupun untuk bisnis. Bambang Suharno
Menyelesaikan Pertandingan
By BEMBI Senin, Mei 07, 2012
bambang suharno, John Stephen Akhwari, kompetisi, MOTIVASI, wiraswasta, wirausaha, wirausaha sukses No comments
Dalam dunia kompetisi termasuk di dunia olah raga, sang pemenang adalah bintang yang
senantiasa dijadikan teladan dan idola bagi
masyarakat. Mereka adalah simbol kerja keras, simbol pantang menyerah
dan simbol kesuksesan. Itu hal
yang lumrah.
Hal yang berbeda
terjadi di arena olimpiade
bulan oktober 1968.
Seorang pelari yang kalah, bahkan menjadi pelari “paling
lambat” di kelasnya dibanding para pesaingnya, justru menjadi inspirator keberhasilan
bagi dunia. Waktu itu
berlangsung nomor lomba lari marathon di stadion olimpiade Mexico City. Lebih dari satu jam sebelumnya pelari Ethiopia Mamo Wolde sudah mencapai garis finish dan
sudah disahkan sebagai juara,
tapi sebagian penonton masih setia menunggu pelari terakhir asal
tanzania yang bernama John
Stephen Akhwari. Hari mulai gelap dan dingin.
Saat yang dinanti-nanti penonton olimpiade itu akhirnya
tiba. John lari terhuyung-huyung
mencapai garis finish
dalam kondisi kaki berdarah akibat luka. Orang bersorak-sorai
dan bertepuk tangan
melihat semangat John untuk tetap menyelesaikan pertandingan itu. Sebagian
penonton tak kuasa menitikan air mata.
Di arena ini, meski Juara olimpiade Mamo Wolde, tapi John Stephen Akhwari tak kalah
populer. Bukan karena ia berada di paling belakang, melainkan karena
kegigihannya untuk mencapai garis finish dengan keadaan berdarah-darah (dalam
arti sebenarnya). Ia disanjung seperti pahlawan perang yang tetap maju melawan
musuh sampai titik darah penghabisan.
Wartawan mengerubuti John dan sudah pasti pertanyaannya
adalah “Mengapa John yang sudah pasti kalah dan dalam keadaan berdarah-darah
tetap menyelesaikan lari hingga garis finish?”
Dengan peluh di sekujur tubuh dan luka yang berdarah, John
menjawab, "Negara
saya tidak mengirim saya untuk mendapat medali, melainkan untuk menyelesaikan pertandingan"
***
Inspirasi kesuksesan rupanya bukan hanya datang dari kemenangan,
begitu kesimpulan saya membaca cerita di atas. Memang benar kemenangan adalah
tujuan, dan untuk itulah ada “sejuta teknik” meraih kemenangan. Sejuta teknik
ini tatkala dilaksanakan tidaklah selalu berjalan mulus. Seperti kita mau
melakukan perjalanan jauh. Meskipun sudah dipersiapkan segala sesuatunya, kita
tidak dapat memastikan semuanya dapat berjalan dengan lancar. Bisa saja terjadi
ban kempes di jalan sepi di tengah malam. Atau bisa saja kehilangan barang
ketika istirahat. Itu semua harus disikapi dengan sikap terbaik. Rintangan
dalam perjalanan hidup ini juga begitu aneka rupa dan tidak mudah untuk
ditebak. Dalam berbisnis, kita berupaya menggali bermacam ilmu agar produk laku
di pasaran. Itu juga tidak menjamin barang tersebut langsung laris manis.
Kadang ada proses benturan dinding yang memusingkan kepala entah itu penolakan
oleh agen, distribusi tidak lancar ataupun penyebab lainnya.
Untunglah, lingkungan kita tidak melupakan orang-orang
yang bekerja keras dan tuntas meski belum menghasilkan medali kejuaraan. Coba
kita ingat di sekitar kita. Tak sedikit seorang tokoh organisasi yang kalah
dalam pemilihan ketua umum, justru mendapat pujian hebat lantaran ia segera
mengakui kekalahan dan mendukung program-program pesaingnya yang kini jadi pemenang.
Pimpinan yang kalah ini membuat masyarakat sangat menghargainya.
Demikian pula halnya dengan John Stephen Akhwari yang tidak
memenangkan nomor lari marathon, namun menunjukan kegigihan untuk menyelesaikan
pertandingan. Ia menjadi simbol kegigihan menjalankan tugas hingga tuntas.
John C Maxwell dalam bukunya The Success Journey mengatakan dalam hidup ini tujuan kita adalah menyelesaikan
pertandingan, dengan melakukan
yang terbaik yang bisa kita lakukan.
Maxwell mengatakan, John
Stephen Akhwari adalah orang
yang tetap konsisten dalam memandang tujuan. Ia menggunakan istilah “berfokus
pada gambar besarnya”. Gambar besar di sini adalah menyelesaikan pertandingan,
bukan “meraih medali”. Jika pelari Tanzania ini
fokus pada perolehan medali semata, maka dengan kondisi kaki terluka dan
berdarah, ia memilih untuk berhenti di tengah jalan. Buat apa meneruskan,
bukankah sudah jelas ia tak mungkin dapat medali di kejuaraan olimpiade ini?
Pelari
ini juga tidak mencari-cari alasan untuk berhenti di tengah jalan meski ia
berhak untuk melakukannya. “Sembilan puluh sembilan persen kegagalan datang
dari orang yang mempunyai kebiasaan membuat alasan,” demikian kata George
Washington Carver. Orang-orang yang sulit meraih sukses, umumnya pintar membuat
alasan atas kekurangberhasilan yang mereka peroleh. Sebaliknya orang sukses
tidak suka mencari-cari alasan atas kegagalannya meskipun ia berhak untuk
melakukannya.
Dari
kisah John Stephen Akhwari, saya lebih paham arti sebuah kegigihan dalam menyelesaikan kompetisi hidup.
Bahwa kegagalan bukanlah peristiwa yang memalukan, buktinya
John menjadi simbol orang sukses di dalam peristiwa “kegagalannya”. ***Bambang Suharno.
Masih tersedia buku kumpulan artikel
motivasi dan refleksi “Jangan Pulang Sebelum Menang” karya Bambang Suharno.
Dapatkan di Gramedia, atau pesan ke GitaPustaka, telp: 021.7884 1279.
MENGELOLA GAJI MENJADI BISNIS
By BEMBI Senin, Maret 19, 2012
bambang suharno, business solution, entrepreneur, keberuntungan, kiat meraih keberuntungan, usaha sukses, wirausaha, wirausaha sukses No comments
Berapakah pendapatan anda saat ini? Berapapun yang anda peroleh, semuanya bisa berpotensi dilipat gandakan. Anda yang merasa berpenghasilan pas-pasan kemungkinan mengatakan, "mana mungkin saya bisa melipatgandakan penghasilan melalui bisnis, sedangkan setiap bulan saya harus pinjam sana sini untuk menutupi kekurangan biaya hidup?"
Wahai para pembaca yang budiman, bila anda masih bermental karyawan, berapapun uang yang anda peroleh, hutang anda akan bertambah banyak. Bila anda punya gaji satu juta rupiah, anda pasti kekurangan haji. Anda akan membayangkan bahwa gaji Rp 2 juta akan lebih baik. Ternyata, ketika gaji anda 2 juta, keinginan anda malah melebihi 2 juta. Anda harus membeli sepeda motor dengan cara kredit. Gaji anda naik lagi menjadi 3 juta, anda mulai ambil kredit rumah. Gaji naik 4 juta dan seterusnya, anda mulai membayar cicilan mobil tiap bulan. Semakin tinggi gaji anda, hutang pun semakin banyak. Itulah mental pegawai.
Sebuah survey menunjukan bahwa eksekutif yang gajinya 15-20 juta, terancam jatuh miskin karena pengeluaran konsumtifnya sangat tinggi. Bahkan 60% dari pendapatannya tersebut digunakan untuk membayar cicilan hutang. Hutang konsumtif pula. Mental pegawai identik dengan mental konsumtif.
Berapapun pendapatannya, akan digunakan untuk meningkatkan gaya hidup dimana semuanya memakan tambahan biaya berikutnya. Yang dibeli pegawai selalu meminta biaya. Semakin mahal mobil yang anda beli, semakin tinggi pula biaya yang diperlukan untuk pemeliharaan. Beli rumah? Sama saja, makin mewah rumah yang anda beli, biaya pemeliharaannya juga semakin mahal. Lantas bagaimana sebaiknya mengelola penghasilan yang kita sebut gaji ?
Sebagaimana yang saya sampaikan di buku saya "Langkah Jitu Memulai Bisnis dari Nol", orang bermental entrepreneur berbeda dengan orang yang bermental pegawai dalam hal cara mengeluarkan uang. Orang bermental pegawai selalu mengeluarkan uang untuk kepentingan konsumtif, sedangkan orang bermental entrepreneur selalu berusaha agar uang yang keluar bisa kembali lagi dalam jumlah yang lebih banyak. Dengan demikian orang bermental entrepreneur uangnya selalu diupayakan untuk produktif, karena pengeluaran konsumtif sebenarnya hanya meliputi sandang (pakaian), pangan dan papan (tempat tinggal).
Orang bermental pegawai selalu bekerja keras untuk mencari uang dan menghabiskannya untuk belanja barang konsumtif. Sedangkan orang bermental entrepreneur selalu berusaha sebagian uangnya bisa menjadi uang lagi. Orang bermental pegawai semua hutangnya dibayar dengan gaji, karena hutangnya berupa hutang konsumtif, sedangkan orang bermental entrepreneur boleh punya hutang, tapi hutangnya berupa hutang produktif, yakni hutang yang dibayar dari hasil bisnis.
Misalnya, hutang ke bank untuk membeli ruko, selanjutnya ruko digunakan untuk bisnis yang dapat menghasilkan sehingga dapat membayar cicilan hutang ke bank.Bagaimana caranya agar anda yang terbiasa hidup dengan pengeluaran yang konsumtif menjadi produktif?
Ikuti langkah berikut ini: 1. Disiplin untuk menyisihkan penghasilan anda, minimal 10%. Lakukanlah sekarang. Sisihkan setiap anda menerima gaji dengan memasukkan pada tabungan. Kebanyakan orang mau berniat menabung apabila ada sisa uang. Kenyataannya hampir tidak mungkin ada sisa uang yang bisa ditabung. Cara berpikirnya harus dibalik, sisihkan dulu uang untuk ditabung, barulah sisanya digunakan untuk kebutuhan harian.
2. Carilah peluang usaha yang memungkinkan anda tidak perlu mengelolanya setiap hari. Anda bilang sulit? Ya, sulit itu artinya pasti ada solusinya. Maka, carilah ilmu kepada orang yang berpengalaman mengelola bisnis tanpa harus mengelolanya setiap hari. Bacalah media tentang wirausaha, baca iklan peluang bisnis, ikuti seminar wirausaha. Kelak anda akan bertemu dengan banyak orang punya bisnis yang bisa membantu kesulitan anda.
3. Bergaullah dengan orang-orang yang telah memiliki mental entrepreneur. Dengan bergaul dengan orang bermental entrepreneur, anda akan mudah untuk mengembangkan mental entrepreneur, yakni mental untuk membuat orang menjadi produktif.
4. Sedekahlah. Sumbangan merupakan wujud atau bukti bahwa anda memiliki rasa syukur atas rejeki yang anda peroleh. Sedekah juga membuat anda merasa punya kelebihan dibanding orang lain, dan kelak akan membuat anda lebih mudah dan bersemangat menggali penghasilan baru. Percaya atau tidak, lakukanlah, kelak anda akan merasakan banyak manfaatnya.
Banyak orang yang mendambakan pendapatan pasif dengan cara deposito di bank. Ini bisa dilakukan oleh orang-orang yang sudah terlanjur "kaya"sejak kecil. Bagi anda yang memulai karir dengan kondisi pas-pasan dan tidak mendapat warisan yang pantas didepositokan, tak perlu memikirkan cara menabung untuk mendapatkan passive income deposito.Karena berdasarkan perhitungan bunga bank normal, katakanlah 8% per tahun, maka untuk mendapatkan bunga deposito sebesar gaji anda sekarang, anda butuh waktu untuk menabung selama 25 tahun lebih dengan menyisihkan 20% penghasilan anda setiap bulan.
Apakah anda sanggup menyisihkan 20% gaji anda setiap bulan selama 25 tahun tanpa pernah diambil serupiahpun? Kemungkinannya sangat kecil bukan? Maka sebagaimana disebut di muka, anda harus disiplin menyisihkan uang penghasilan anda, yang kelak dapat digunakan untuk membuka bisnis. Itulah jalan terbaik untuk melipatgandakan penghasilan anda saat ini***
Berbuat Baiklah Kepada Mertua (dan orang lain juga)
By BEMBI Kamis, Februari 23, 2012
jangan pulang sebelum menang, training wirausaha, wirausaha No comments
Alkisah,
di sebuah desa di Negeri Tiongkok hiduplah sepasang suami istri bersama
ibu dari sang suami. Ibu ini bagi sang menantu putri adalah seorang
mertua yang kejam. Sebaliknya bagi sang ibu mertua, menantunya adalah
seorang anak yang kurang berbakti pada ibu mertuanya, apalagi setelah
menikah beberapa tahun, belum juga ia memberikan seorang cucu. Kerap
kali keburukan sang menantu ia ceritakan kepada tetangganya.
Begitulah,
apapun yang dilakukan oleh sang menantu, ibu mertuanya hampir selalu
mencelanya. “Berbuat sopan, dicemooh, apalagi berbuat tidak baik,”
demikian anggapan sang menantu putri itu.
Karena sudah sedemikian jengkel dan emosi terhadap
mertuanya itu, ia tanpa pikir panjang memutuskan untuk membunuh ibu
mertuanya dengan cara memberi racun. Diam-diam, ia pergi ke sebuah toko obat untuk membeli racun dengan harapan esok hari ibu mertuanya
meninggal.
“Tuan,
tolonglah saya. Saya sudah tidak tahan lagi hidup bersama ibu mertua
saya. Tiap hari saya dimaki, apapun yang saya lakukan, selalu dianggap
salah. Tolong berikan saya racun yang dapat membunuh mertua saya,” ujar
ibu muda ini kepada pemilik toko obat.
“Saya
mengerti apa yang kamu rasakan. Saya akan memberikan racun kepadamu
agar keinginanmu terwujud,” jawab sang pemilik toko obat. Legalah hati
sang menantu ini.
Tapi,
kata pemilik toko obat melanjutkan,” jika saya memberi racun yang
langsung bereaksi, pasti kamulah yang dituduh membunuh mertuamu. Saya
akan memberimu racun yang reaksinya sekitar 6 bulan. Mulai hari ini,
abaikanlah apa yang dikatakan ibu mertuamu. Berbuat baiklah kepadanya.
Tiap pagi dan sore, berilah ia minum teh kesukaannya, dan campurkan
serbuk racun ini ke dalamnya. Saya yakin jika 6 bulan lagi ibu mertuamu
meninggal, tak ada yang mencurigaimu sebagai pembunuhnya.
“Baiklah tuan, saya siap melaksanakan saran tuan,” kata ibu muda tadi. Dan bergegaslah ia pulang dengan wajah gembira.
Mulai
hari itu ia berusaha berbuat baik kepada ibu mertuanya. Tiap pagi dan
sore, ia menghidangkan teh kesukaannya, disertai “racun” yang dibelinya
di toko obat. Pada awalnya tentu saja, ibu mertua mencibir kebaikan
menantunya. Tapi lama-kelamaaan ia melihat bahwa menantunya selalu sabar
dan ramah, meski mendapat omelan. Satu bulan berlalu, ibu mertua
menyadari bahwa menantunya adalah orang yang sabar dan patuh pada suami.
Iapun mulai berubah menjadi baik dan makin menyayangi menantunya.
Jika
sang mertua ke pasar, tak lupa ia membeli makanan kesukaan menantu.
Demikian sebaliknya sang menantu sering menyisihkan uangnya untuk
membeli makan dan pakaian untuk ibu mertuanya.
Singkat
cerita tibalah saatnya 6 bulan berlalu. Sang menantu mencoba merenungi
perjalanan hidup selama 6 bulan bersama mertuanya, yang ternyata telah
berubah drastis. Ibu mertuanya kini berubah menjadi sangat menyayangi
dirinya. Ia tak lagi membeberkan keburukan dirinya kepada tetangga,
malah sebaliknya ia sering memuji menantu putrinya kepada tetangganya.
Beberapa temannya yang datang dan melihat kebaikan mertuanya selalu
bilang ,” bersyukurlah kau punya seorang ibu mertua yang baik dan
menyayangimu,”.
Malam
itu dikala merenung, ia menangis, menyesali perbuatannya. Ia mohon
ampun kepada Tuhan karena ia telah memberi racun. Ia tidak rela ibu
mertuanya meninggal. Ia menangis, dan menangis.
Maka
pagi harinya, secara diam-diam ia pergi ke toko obat. “Tolonglah tuan.
Sesuai dengan saran tuan, saya telah memberi racun setiap hari ke ibu
mertua saya. Sekarang sudah 6 bulan. Tapi ibu mertua saya sekarang
sangat menyayangi saya. Tolonglah saya diberi penawar racun supaya ibu
saya tidak meninggal,” ujar ibu muda itu.
“Anak
muda, saya tahu bahwa akhirnya kalian berdua akan saling menyayangi.
Jadi tak usah khawatir, yang saya berikan 6 bulan lalu bukanlah racun,
tapi obat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Jadi mulai sekarang,
teruskanlah menjaga hubungan baik dengan mertuamu,” kata pemilik toko
yang bijak tersebut.
Sungguh
menyentuh kisah kuno yang saya kutip dari talkshow motivator Andrie
Wongso ini. Sebuah cerita yang mengandung pesan mengenai hubungan antar
manusia yang selalu diliputi berbagai kesalahpahaman dan perselisihan.
Tak
hanya di kehidupan keluarga kasus seperti di atas terjadi. Dalam
kehidupan antar karyawan, pebisnis, pejabat, politisi, artis atau
siapapun kesalahpahaman yang menjadi perselisihan dan pertengkaran dapat
dan sering terjadi.
Pernah
terjadi perselisihan antar percetakan dengan penerbit mengenai lamanya
waktu mencetak. Pihak percetakan mengatakan sanggup mencetak buku selama
4 hari. Pada hari keempat penerbit menagih janji hasil cetakan.
Jawabannya ,” ya, buku sudah selesai dicetak, tinggal dijilid saja,
besok dikirim”
Rupanya
terjadi kesalahpahaman tentang istilah “selesai cetak”. Bagi percetakan
selesai cetak adalah selesai dari mesin cetak, belum dijilid. Sedangkan
bagi penerbit “selesai cetak” maksudnya adalah sudah selesai sampai
dijilid dan diantar ke alamat pemesan.
Acapkali
penyelesaian terhadap masalah seperti itu berlarut-larut karena bukan
pokok masalahnya yang diselesaikan tetapi dengan bertengkar soal
komitmen, atau bahkan fokus pada sifat personal.
Ternyata
cara penyelesaian semacam ini sangat boros energi dan waktu. Banyak
orang menyelesaikan masalah dengan perasaan marah pada satu orang,
sehingga inti persoalannya tidak terpecahkan. Padahal seorang pakar SDM
mengatakan, jika anda memfokuskan diri pada solusi, maka terjadi
penghematan energi dan waktu yang sangat banyak.
Fokus
pada solusi akan membuat masalah segera terpecahkan. Seandainya tidak,
minimal hati jadi lebih tenang. Dalam kasus di atas, pemilik toko obat
tahu bahwa masalahnya bukan pada mertua yang kejam, tapi pada cara
mereka berhubungan. Solusinya adalah menantu harus berkomunikasi dengan
baik dengan sang mertua. Jika itu yang dilakukan niscaya terjadi
perbaikan hubungan.
Maka berbuat baiklah pada ibu mertua, dan juga pada orang lain.***
dikutip dari buku karya Bambang Suharno JANGAN PULANG SEBELUM MENANG.