Miliarder Liem Sioe Liong atau yang dikenal dengan Sudono Salim
meninggal, Minggu, 10 Juni 2012 di Singapura. Ayah dari Anthoni Salim,
direktur utama PT
Indofood Sukses Makmur Tbk ini meninggalkan sejumlah
warisan bisnisnya yang menggurita.
Ia dekat dengan Soeharto di
awal kemerdekaan. Karier bisnisnya melesat di bawah kekuasaan Soeharto.
Namun, jatuh pada kerusuhan 1998, sehingga ia lari ke Singapura.
Pada 1969, Liem bersama Sudwikatmono, Djuhar Sutanto, dan Ibrahim Risjad yang dikenal
The Gang of Four ini mendirikan CV Waringin Kentjana. Liem sebagai
chairman dan Sudwikatmono sebagai
chief executive officer
(CEO). Perusahaan ini bergerak di bidang perdagangan, ekspor kopi,
lada, karet, tengkawang, dan kopra, serta mengimpor gula dan beras.
The Gang of Four
ini lalu mendirikan pabrik tepung terigu PT
Bogasari dengan modal
pinjaman dari pemerintah. Ketika pertama berdiri, PT Bogasari berkantor
di Jalan Asemka, Jakarta, dengan kantor seluas 100 meter persegi. Pada
1975, kelompok ini mendirikan pabrik semen PT Indocement Tunggal
Prakarsa.
Pria yang juga disapa Om Liem ini juga mendirikan
kerajaan
bisnis bidang otomotif di bawah bendera PT Indomobil Sukses
Internasional. Bahkan, bisnisnya merambah ke bidang perbankan dengan
mendirikan PT Bank Central Asia bersama Mochtar Riyadi.
Ketika
krisis moneter dan Soeharto lengser, usahanya ikut terpuruk. Pada saat
krisis moneter 1998, bisnis Grup Salim jatuh. Saat itu, Om Liem harus
menyerahkan sekitar 108 perusahaan kepada pemerintah guna membayar utang
Rp52,7 triliun. Rumahnya di Jalan Gunung Sahari, Jakarta dijarah massa.
Sejak saat itu, ia lalu tinggal di Singapura hingga akhir hayatnya.
Forbes
pernah menempatkan Liem Sioe Liong menjadi orang terkaya di Asia
Tenggara peringkat ke-23 pada 2005. Liem pada saat itu diperkirakan
memiliki harta US$750 juta.
Sumber kekayaannya berasal dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang
telah bertransformasi menjadi perusahaan Total Food Solution dengan
kegiatan operasional mencapai seluruh tahapan proses produksi makanan,
mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku menjadi produk akhir yang
tersedia di pasar.
Di Indofood terdiri atas empat grup usaha.
Pertama, produk konsumen bermerek atau
consumer branded products
(CBP), yang kegiatan usahanya dilaksanakan PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 7
Oktober 2010. Produk ini terdiri atas Divisi Mi Instan, Divisi Dairy,
Divisi Penyedap Makanan, Divisi Makanan Ringan, Divisi Nutrisi dan
Makanan Khusus.
Kedua, Grup Bogasari, yang memiliki kegiatan usaha utama memproduksi tepung terigu dan pasta.
Ketiga,
Grup Agribisnis yang terdiri atas Divisi Perkebunan, Divisi Minyak dan
Lemak Nabati. Di bidang agribisnis, kegiatan operasional dijalankan oleh
PT Salim Ivomas Pratama Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk yang
sahamnya tercatat di BEI dan merupakan anak perusahaan Indofood Agri
Resources Ltd (IndoAgri) yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Singapura.
Kegiatan usaha utama grup ini meliputi penelitian dan pengembangan,
pembibitan, pemuliaan, dan pengolahan kelapa sawit hingga produksi serta
pemasaran minyak goreng, margarin dan
shortening bermerek.
Keempat,
Grup Distribusi, yang memiliki jaringan distribusi paling luas di
Indonesia. Grup ini mendistribusikan hampir seluruh produk konsumen
Indofood dan anak perusahaannya, serta berbagai produk pihak ketiga.
Selamat Jalan Sudono Salim.
(Sumber:
VIVAnews, tokohindonesia.com, Indofood l art)