MUTIARA KEHIDUPAN

header ads

Sikapmu Menentukan Kesuksesanmu

Teruslah belajar, bukan hanya untuk meningkatkan kemampuan teknis, tapi agar bisa memiliki sikap yang lebih baik.

Jalan-jalan di kota Teknologi Shenzen, China

Perjalanan ke kota Teknologi Shenzen, China, 1 Mei 2019 dalam rangka Shenzen International Pet Fair.

Launching buku Menggali Berlian di Surabaya

Buku Menggali Berlian di Kebun Sendiri karya Bambang Suharno diluncurkan di acara Grand City Convex Surabaya, di tengah acara pameran internasional Indolivestock Expo.

Meraih sukses

Jika sukses harus diraih dengan kerja keras banting tulang siang malam, itu namanya sukses dengan mesin manual. Anda perlu belajar meraih sukses dengan mekanisme sukses otomatis (Suksesmatic.com).

Pengalaman Naik Kereta TGV di Perancis

Perjalanan ke Rennes Perancis dalam rangka menghadiri pameran internasional, naik kereta TGV dari Paris ke Rennes.

Antara Berpikir dan Berperilaku


Perlakukanlah orang lain sebagaimana engkau mengharapkan orang lain memperlakukanmu, demikian petuah yang sering kita dengar. Boleh jadi sekarang kita perlu mengevaluasi petuah ini. Pasalnya, setiap orang sebenarnya memiliki kemauan yang berbeda-beda tergantung cara berpikir dan berperilaku.

Jika Anda senang diberi penghargaan di atas panggung, belum tentu staf Anda senang diperlakukan yang sama. Jika Anda senang dikasih bunga, belum tentu orang lain senang dikasih bunga. Jadi perlakukanlah orang lain sebagaimana mestinya, yaitu sebagaimana tipe orang tersebut.

Pesan ini disampaikan oleh Agus Purwanto, Certified Associate  Emergenetics International-Asia saat memberikan workshop emergenetics di depan pengurus ASOHI Pusat, pertengahan Agustus lalu. Agus mengatakan, Emergenetics  merupakan salah satu psychometrics tools berdasarkan pada brain research terkini. Saat ini di berbagai negara, Emergenetics  makin populer karena tool  ini dapat memberikan arah obyektif dalam mengembangkan individu dan tim. 

Keunggulan emergenetics adalah mampu secara jelas mendeteksi tipe setiap orang dalam hal berpikir dan bertingkah laku (thinking and behavior) yang diterjemahkan dalam bentuk diagram yang mudah dipahami.

Konsep Emergenetics diciptakan oleh Geil Browning PhD dari Colorado Amerika Serikat, yang kini mengembangkan lembaga The Browning Group International. Sebagai pendidik, peneliti, trainer, dan pembicara bereputasi internasional, ia telah membuat perubahan yang signifikan dalam kehidupan ratusan ribu orang melalui konsep Emergenetics.

Menurut Browning, siapa diri kita sekarang merupakan hasil watak tertentu yang emerged (muncul) dari pengalaman kehidupan kita, ditambah genetics (ciri-ciri genetis) kita. Interaksi antara nature dan nurture ini merupakan dasar Emergenetics.
Dengan memahami profil emergenetic, kita dapat lebih memahami diri sendiri dalam melakukan pendekatan pada situasi baru, cara kita menyelesaikan berbagai hal, cara orang lain melihat kita, cara meningkatkan hubungan dan cara berkomunikasi dengan orang yang tidak seperti kita.

Menerapkan Emergenetics di tempat kerja akan membuat kita bisa mengambil keputusan karier yang optimal, mendorong kreativitas dan kinerja, meningkatkan profit, membuat keputusan yang lebih baik, membentuk tim “penasihat” yang tepat, menulis kajian kinerja yang efektif, memberikan presentasi yang menarik, menjual kepada berbagai jenis pelanggan, dan memotivasi segala macam karyawan.

Melalui serangkaian kuesioner online, emergenetics dapat menilai cara berpikir kita ke dalam 4 jenis  yaitu Analitis (blue preference), Struktural (green preference), Sosial (social preference) dan Konseptual (yellow preference) . Sedangkan keunggulan perilaku kita dinilai dengan mengukur tingkat ekspresi (expressiveness) , Keasertifan (assertiveness), dan Fleksibilitas (flexibility).

Berbeda dengan konsep lainnya, dimana para pakar biasanya mencampuradukan antara berpikir dan berperilaku, pendekatan emergenetics memisahkan cara berpikir dan berperilaku.  Perbedaan lainnya adalah, emergenetics memastikan bahwa semua jenis manusia baik cara berpikir maupun berperilaku adalah sudah baik adanya.

Agus Purwanto, memberikan contoh tokoh dunia yang ternyata memiliki perbedaan dalam cara berpikir. Gregory Mendel, peletak dasar teori genetika modern, memiliki blue preference  alias cara berpikir analitis.  Jend. D. Eisenhower,  pemimpin operasi D-Day di pantai Normandia, 6 Juni 1942, memiliki green preference  alias cara berpikir struktural.  Bunda Theresa, pemimpin organisasi nirlaba yang menyantuni anak miskin di banyak negara, memiliki red preference  alias pola pikir social. Sedangkan Albert Einstein , penemu teori relativitas yang sangat menghebohkan, memiliki yellow preference alias berpikir secara konseptual.

Jadi janganlah menghakimi diri sendiri sebagai pribadi yang lebih jelek dari orang lain, karena semua orang hakekatnya adalah pribadi yang unggul. Jadilah Anda sebagai pribadi yang unggul dengan tipe emergenetics apapun.***
Bambang Suharno

Artikel ini dimuat di Majalah Infovet edisi September 2014

Membagi Pendapatan Yang terbatas


 
Berapapun uang yang kamu dapatkan, ingatlah  untuk selalu membagi uangmu ke dalam 5 bagian yang proporsional, agar hidupmu lebih berguna. ( Li Ka-Shing)


Li Ka-Shing
Li Ka-Shing adalah seorang miliarder Hong Kong yang menjadi satu-satunya orang Asia yang masuk dalam 10 besar orang terkaya di dunia. Ia lahir di Choazhou China tahun 1928. Masa kecilnya hidup prihatin karena ayahnya meninggal ketika dia berusia 12 tahun. Ia harus menyambung hidup dengan bekerja dari satu tempat ke tempat lain. Dan kini, berkat ketekunan dan kegigihannya ia memiliki Hutchison Whampoa Limited (HWL) dan Cheung Kong Holding, perusahaan operator terminal container dan pengecer produk kecantikan terbesar di dunia.

Beberapa waktu lalu saya menerima email dari Drh Olan Sebastian berisi petuah Li Ka Shing tentang bagaimana mengelola uang dengan bijak. Ia menguraikan sebuah rencana 5 tahun yang sangat inspiratif untuk mengubah nasib.

“Seandainya pendapatan bulanan kamu hanya sekitar Rp 4 juta, kamu bisa hidup dengan baik. Saya akan membantu membagi uangmu ke dalam 5 bagian,” pesan Li Ka Shing.

Kumpulan uang yang pertama, untuk kebutuhan hidup sehari-hari yang sangat sederhana. Anggarkan uang maksimal Rp 38 ribu per hari. Sarapan cukup dengan bihun atau mi, sebutir telur dan segelas susu. Makan siang pun sehemat mungkin. Untuk makan malam masak sendiri, cukup dengan 2 jenis sayuran dan segelas susu sebelum tidur. Untuk satu bulan, biaya untuk makan seperti ini kira-kira menghabiskan Rp 1,2 juta.

Kumpulan uang yang kedua, untuk networking, perluas jaringan pertemanan. Tentunya hal ini akan membuat Anda dikenal oleh banyak orang. Anggarkan tagihan telpon sekitar Rp 185 ribu, kemudian Anda bisa mentraktir teman 2 kali dalam sebulan, masing-masing  Rp 200-300 ribu. Siapa yang Anda traktir? Selalu ingat mentraktir makan siang untuk orang-orang yang lebih pandai atau memiliki wawasan lebih, yang lebih kaya, atau orang-orang yang telah membantu Anda berkarir. Pastikan melakukan ini setiap bulan. Setelah satu tahun, lingkaran pertemanan akan menghasilkan nilai yang luar biasa.

Kumpulan uang yang ketiga, untuk belajar. Sisihkan sekitar Rp 200 ribu untuk membeli buku. Karena tidak memiliki banyak uang, maka harus belajar. Bacalah buku itu dengan saksama dan pelajari pelajaran dan strategi yang diajarkan di dalam buku itu. Coba buat ringkasan buku dengan bahasamu sendiri. Coba berbagi  pengetahuan dengan orang lain tentang isi buku itu sehingga akan meningkatkan kepercayaan dan daya tarik Anda. Juga simpanlah uang hingga Rp 300 ribu untuk menghadiri sesi pelatihan. Ketika memiliki pendapatan tambahan, cobalah untuk berpartisipasi untuk pelatihan lanjutan.

Kumpulan uang yang keempat, untuk berlibur ke luar negeri. Manjakan dirimu dengan pergi berlibur minimal sekali dalam setahun. Teruslah tumbuh besar dari pengalaman hidup. Tinggallah di penginapan murah untuk menghemat biaya liburan.

Kumpulan uang yang kelima, investasi. Tabung Rp 1 juta dan kembangkan sebagai modal awal bisnis apapun yang penting halal. Walaupun rugi dan kehilangan uang, anda tidak akan kehilangan terlalu banyak. Bagaimanapun, ketika mulai mendapatkan uang, hal itu akan meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian dan bisa mempelajari pengalaman baru dalam menjalankan bisnis. Ketika memperoleh uang lebih banyak, Anda bisa mulai melakukan investasi jangka panjang dan mendapatkan jaminan jangka panjang terhadap kekayaan financial Anda. Jadi tidak peduli apapun yang terjadi, akan selalu ada dana yang cukup dan kualitas hidup akan terjamin.

Nah, setelah berusaha selama setahun dan penghasilan masih tetap Rp 4 juta, itu berarti Anda belum sukses tumbuh sebagai seseorang. Anda seharusnya benar-benar malu terhadap diri Anda sendiri. “Pergilah ke supermarket dan beli tahu yang paling keras. Ambilah dan hantamkan tahu itu ke kepalamu karena kamu layak mendapatkannya,” pesan Li Ka-Shing.

Yusuf Mansur, ustad yang juga pengusaha, jika dikasih petuah ini, pasti akan menambahkan satu pesan. Ia mengatakan, jika mau kaya, sisihkan dulu pendapatanmu untuk bersedekah. Berapapun miskinnya, berbagilah dengan yang lebih miskin. Barulah sisanya untuk konsumsi dan investasi.

Petuah Li Ka-Shing, Yusuf Mansur maupun tokoh yang lain menegaskan bahwa hidup bisa didesain, karir bisa direncanakan, kebahagiaan bisa dipersiapkan. ***

STRATEGI BERSAING "SAPI UNGU"


Pada suatu waktu, Seth Godin, seorang pakar marketing kelas dunia, berkendara melewati daerah pinggiran Perancis bersama keluarganya.  Tatkala melewati padang rumput yang luas, mereka dibuat terpukau oleh ratusan sapi yang sedang merumput. Sejauh beberapa kilometer , mereka memandang takjub pada pemandangan indah yang baru mereka temui. Ratusan sapi yang gemuk dan sehat sedang menikmati rumput hijau yang segar.

Namun setelah 20 menit, keluarga Godin mulai bosan dan menganggap pemandangan itu sebagai hal biasa. Apa yang semula mengagumkan dan indah , tampak menjadi pemandangan biasa setelah beberapa waktu. Lantas terbersit ide dalam pikiran Godin. Seandainya dalam kerumunan sapi tersebut terdapat sapi yang berwarna ungu, pasti akan menjadi sesuatu yang luar biasa dan menjadi sangat menarik bagi Godin dan keluarganya.

Sebagai pakar marketing, Godin langsung mendapat inspirasi untuk melahirkan konsep sapi ungu (purple cow) sebagai strategi marketing di tengah persaingan bisnis yang semakin hari semakin ketat.  Ia berpendapat, produk yang menakjubkan bisa berubah menjadi sesuatu yang biasa saja dalam waktu singkat. Maka di saat itulah pemenang persaingan adalah mereka yang dapat menyajikan produk yang unik, berbeda dan menarik perhatian.

Sebagaimana pernah saya tulis dalam rubrik ini, ada tiga cara menjadi pemenang dalam persaingan bisnis. Pertama, menjadi pelopor. Umpamanya adalah Aqua sebagai pelopor air minum dalam kemasan, atau teh botol Sosro sebagai pelopor teh dalam botol. Mereka adalah pemenang di area bisnisnya karena menjadi pelopor.

Jika menjadi pelopor tidak bisa, ada cara kedua, yaitu menjadi yang terbaik. Menjadi terbaik itu tidak mudah, karena setiap kali kita menjadi terbaik, maka besok pagi mungkin saja sudah muncul produk baru yang lebih baik. Pebisnis Jepang menggunakan konsep Kaizen, yakni perbaikan tiada henti. Mereka berpandangan, setiap kali mampu meningkatkan kinerja, maka akan ditemukan cara baru yang lebih bagus lagi. Tak heran jika produk-produk  Jepang baik itu elektronik maupun otomotif bisa menguasai pasar dunia, meskipun negara tersebut bukan pelopor dan penemu teknologi.

Apabila menjadi terbaik juga tidak mampu, maka ada jurus ketiga yaitu menjadi berbeda.  Perbedaan yang unik, yang membuat konsumen takjub, akan membuat produk bisa bersaing di pasaran. Kira-kira itulah yang disarankan Godin dalam strategi bersaing.

Dalam beberapa bulan ini,  diskusi tentang tantangan persaingan dalam pasar tunggal ASEAN demikian hangat. Beberapa pelaku bisnis menyatakan produk peternakan unggas, akan terancam oleh produk-produk luar negeri antara lain dari Thailand yang siap-siap masuk ke indonesia di akhir tahun 2015. Negara Gajah Putih itu sudah terbiasa masuk ke pasar Eropa dan negara lainnya. Jadi mereka terbiasa menguasai pasar internasional. Peternakan di Thailand semuanya menggunakan teknologi paling modern, efisien dalam tenaga kerja dan dukungan pemerintah berupa dukungan infrastruktur, insentif pajak, bunga bank rendah dan sebagainya.

Apakah tidak ada peluang bagi Indonesia untuk menang dalam persaingan ASEAN? Jika ditanyakan pada Godin, kemungkinan jawabannya adalah masih. Yaitu dengan menjalankan strategi sapi ungu.  Karena semua negara bersaing di level efisiensi produksi dan Indonesia kemungkinan kalah di area ini, maka Indonesia dapat menciptakan produk berbeda yang unik dan menarik. Itu sesungguhnya sudah ada dan tinggal dikembangkan. Misalnya produk ayam organik, telur omega tiga, telur rendah kolesterol dan sebagainya. Ini keunikan dari sisi content . Perlu dikembangkan pula keunikan dari sisi konteks. Misalnya produk peternakan hasil karya remaja pesantren, siswa-siswa SMK, pemuda di daerah terpencil  peternakan ramah lingkungan yang sekaligus sebagai tujuan wisata, dan kreativitas lain yang terus berkembang.

Anda punya ide lain? 


 

DIMANAKAH ALAMAT SUKSES ?



 Semua orang memiliki alamat sukses sendiri-sendiri. 
Carilah itu dan bergegaslah ke sana.
(Bambang Suharno)

Mari kita pahami sukses sebagai sebuah perjalanan, sebagaimana yang disampaikan John C Maxwell. Manakala  kita meraih sukses tertentu, maka perjalanan berikutnya telah menanti agar kita mencapai titik sukses berikutnya. Ketika wisuda sarjana pimpinan perguruan tinggi menyampaikan hal senada.

“Wisuda bukanlah akhir sebuah perjalanan sukses, melainkan awal untuk memasuki kesuksesan baru. Universitas yang sesungguhnya bukanlah kampus melainkan ketika anda memasuki dunia bermasyarakat. Di sanalah anda menghadapi ujian yang sebenar-benarnya, ujian yang tidak diumumkan kapan waktunya dan seberapa berat soal-soalnya,” katanya.

Akhir adalah awal bagi sesuatu kegiatan lain. Maka ibarat sebuah perjalanan, ketika kita mengawali langkah baru, kita tengah melangkah menuju sebuah alamat yang dapat kita sebut sebagai “alamat sukses”.

Setiap orang memiliki alamat sukses sendiri-sendiri. Kita tidak perlu meniru-niru alamat sukses orang lain.  Misalkan anda dalam perjalanan menuju alamat sukses, tiba-tiba tertarik meniru sukses orang lain, saat itu anda sedang berbelok ke jalan berliku hingga anda menyadari bahwa jalan yang anda tempuh itu salah. Anda harus kembali ke jalan semula, jalan yang benar menuju alamat sukses milik anda.

Berikut kisah seorang yang menghabiskan waktu mencari alamat sukses. Alkisah, ada seorang kawan yang awalnya membuka usaha warung makan. Ketika usaha sudah mulai menghasilkan, ia melihat kawannya sukses jual beli sepeda motor. Melihat peluang yang bagus, ia mencoba ikut-ikutan buka usaha jual beli sepeda motor. Sementara usaha warung makan kurang terurus, toko sepeda motornya pun belum menghasilkan. Di tengah kesulitan yang mendera, datanglah seorang kawan yang sukses menjalankan bisnis Multi Level Marketing (MLM) produk luar negeri. Melihat penampilan kawan yang mentereng dengan mobil bagus, ia tertarik bergabung. Apalagi modalnya sangat terjangkau, hanya bayar iuran dan membeli sejumlah produk.

Selama beberapa bulan, ia harus mengikuti banyak kegiatan MLM  yang sering mengharuskan pulang tengah malam. Meskipun yang ditawarkan adalah “hidup bebas berpenghasilan banyak tanpa terikat waktu” faktanya ia merasakan betapa beratnya menghasilkan sesuap nasi. Ia merasa terjerat dengan kewajiban merekrut anggota dan melakukan presentasi siang malam. Akhirnya ia putuskan untuk menyerah.

Dan kembalilah ia ke dunia yang selama ini memberikan rejekinya, usaha kuliner, warung makan. Ia tersadar dari warung itulah ia bisa hidup dengan riang gembira, meski hasilnya tidak menyilaukan. Ia telah menemukan alamat suksesnya. Dan mulailah membuka mata bahwa usaha kulinernya punya peluang untuk berkembang menjadi usaha besar, jika dikelola dengan profesional.

Pesan yang penting dari cerita ini adalah, ketahuilah dimana alamat sukses Anda dan segeralah bergegas ke sana.

Dimanakah alamat sukses itu berada? Bagaimana cara memutuskan alamat sukses tersebut dan bagaimana cara menuju kesana? Arvan Pradiansyah mengatakan bahwa manusia itu memiliki peran berbeda-beda di dunia. Jika anda sudah menemukan jati diri anda untuk berperan seperti apa di dunia, maka anda akan mudah untuk menetapkan target sukses anda dalam kebahagiaan. Sedangkan Ipho Santoso membuat istilah sidik jari kemenangan untuk menggambarkan bahwa kita semua diciptakan berbeda dalam meraih kemenangan. Jika anda sudah memahami sidik jari kemenangan, maka terjadilah penghematan waktu dan energi untuk mencapai “alamat” sukses.

Pernahkah Anda melihat orang yang hidupnya sepertinya mampu meraih sukses seperti otomatis begitu saja? Ia seperti mengendarai mobil matic. Tanpa energi yang banyak, bisa mencapai tujuan dengan kondisi badan yang tidak lelah?

Jika anda amati lebih dalam, mereka pada umumnya sudah memahami sidik jari kemenangan dan sudah tahu, dimana alamat suksesnya. Mereka yang sukses dengan suka cita, adalah karena ketika mengerjakan pekerjaannya dengan suka cita. Tiada kata lelah baginya, yang ada adalah ia bekerja dan perlu istirahat agar badan lebih fit dan pekerjaannya lebih produktif.

Maka berbahagialah jika Anda sudah tahu alamat sukses Anda. Bergegaslah ke sana dengan riang gembira.***