Kemampuan
membina hubungan antar manusia adalah kunci utama mencapai kebahagiaan
(penelitian Harvard University).
Sejak tahun 1938 Harvard University melakukan penelitian
untuk menjawab pertanyaan, tentang apa yang sebenarnya membuat manusia sehat
dan bahagia. Tahukah Anda, apa kesimpulan dari penelitian tersebut ? Sederhana
saja kesimpulannya; good life built with
good relationship. Kehidupan yang baik dibangun dengan hubungan yang baik.
Itu artinya, kemampuan membina hubungan antar manusia adalah kunci utama
mencapai kebahagiaan.
Ngomong-ngomong soal membina hubungan yang baik, Agus E
Purwanto seorang certified trainer
Emergenetics International-Asia membuka rahasia tentang cara memahami tipe
berpikir manusia sebagai modal awal untuk bisa berhubungan dengan orang lain,
baik di rumah, di kantor, di dalam pergaulan bisnis maupun sosial. Pada seminar
yang diselenggarakan PT Gallus Indonesia Utama (Penerbit Infovet, Info
Akuakultur, Cat&Dog) beberapa waktu lalu, Agus mengungkapkan, banyak orang
yang gagal membina hubungan baik dengan rekan kerja bahkan dengan pasangan
hidupnya, karena belum memahami ragam tipe berpikir manusia. Dengan mengenal
tipe berpikir maka kita akan mudah menjalin hubungan dengan orang lain baik
yang tipe berpikirnya sama maupun yang berbeda dengan kita.
Agus mengenalkan tipe berpikir manusia dengan konsep Emergenetics yang diciptakan oleh Geil
Browning dari Colorado Amerika Serikat. Browning melalui lembaganya, The Browning Group International telah membuat perubahan yang signifikan dalam
kehidupan ratusan ribu orang di berbagai negara melalui konsep Emergenetics.
Menurut Browning, siapa diri kita sekarang merupakan hasil
watak tertentu yang emerged (muncul)
dari pengalaman kehidupan kita, ditambah genetics (ciri-ciri genetis) kita.
Interaksi antara nature dan nurture ini merupakan dasar Emergenetics.
Sebelumnya kita mengenal pembagian cara berpikir otak
menjadi dua, yakni otak kiri yang identik dengan cara berpikir logis dan
analitis, sedangkan otak kanan adalah identik dengan cara berpikir kreatif,
tidak logis dan spontan.
Melalui penelitian tipe berpikir manusia selama puluhan tahun
Geil Browning akhirnya menemukan empat kuadran tipe berpikir, dimana kuadran bagian
kiri terdiri dari tipe berpikir analitycal
(analitis) dan struktural, sedangkan
bagian kanan terdiri dari tipe sosial dan konseptual.
Mari kita cermati empat warna pikiran manusia berikut ini.
Pertama, warna berpikir biru.
Melambangkan tipe berpikir
analitis. Sesuai namanya, orang yang memiliki tipe berpikir analitis akan
sangat suka berpikir tentang data dan alasan-alasan logis. Jika berdiskusi untuk mengambil keputusan,
mereka akan bertanya mana datanya, apa alasan logisnya. Kelompok ini biasanya
tertarik pada iklan yang di dalamnya menyebutkan informasi mengenai alasan yang
logis tentang mengapa produk yang diiklankan perlu anda beli.
Kedua, warna berpikir hijau.
Menggambarkan tipe
berpikir struktural. Orang yang cara berpikirnya struktural menyukai peraturan
yang jelas dalam organisasi, komposisi produk, agenda kegiatan yang rapi,
jadwal deadline yang jelas, Standard Operating
Procedure (SOP), keputusan rapat dan sejenisnya. Kelompok ini menyukai
iklan yang menampilkan komposisi sebuah produk.
Ketiga, warna berpikir merah.
Menggambarkan tipe berpikir
sosial. Orang-orang yang tipe berpikir merah lebih suka mempertimbangkan segala
sesuatu berdasarkan empati dan relasi dengan orang lain. Misalkan akan
melakukan PHK terhadap karyawan, pertimbangan utamanya bukan pada tata aturan perusahaan
melainkan pertimbangan bagaimana dampaknya bagi keluarga karyawan yang di-PHK.
Kelompok ini mudah terpengaruh oleh iklan yang menggambarkan hubungan antar
manusia. Misalkan iklan susu untuk anak dengan foto keluarga harmonis.
Keempat, tipe berpikir kuning
Menggambarkan tipe bepikir
konseptual. Tipe kuning mengutamakan intuisi dan imajinasi. Mereka suka pada
ide-ide baru, tentang imajinasi dan suka berbicara tentang masa depan. Mereka
dengan mudah berpikir tentang impian pergi ke bulan atau berwisata ke tempat
yang aneh-aneh alias di luar mainstream.
Misalkan liburan ke Pulau Nusakambangan, melihat situasi sel teroris, lokasi
hukuman mati teroris atau ke pulau Buru tempat tawanan PKI.
Jika Anda akan memberi hadiah pada karyawan dengan tipe ini,
mereka akan senang dikasih hadiah yang unik. Kelompok ini menyukai iklan yang
unik, tidak perlu menonjolkan produk. Anda pernah melihat sebuah iklan yang
menggambarkan produk susu tapi gambarnya beruang dan naga? Sangat mungkin iklan
ini ditujukan untuk konsumen dengan tipe berpikir konseptual. Bagi kelompok
yang tipe analitis, tentu akan bertanya, “ini iklan kok nggak nyambung, tidak
ada penjelasan mengapa produk itu harus saya konsumsi?”. Sementara bagi tipe konseptual,
akan berkomentar ,” wow ini baru iklan kreatif”.
Dengan memahami aneka warna cara berpikir manusia, dan
terlebih memahami tipe berpikir kita sendiri, maka cara berhubungan dengan
orang lain akan menjadi semakin baik dan hidup menjadi lebih bahagia.
Ternyata untuk meraih kebahagiaan,
bisa dimulai dengan mengenal warna warni tipe berpikir manusia.***
Training emergenetics, Hubungi Gita Organizer 021. 7829689, 7884 1279 email gallusindonesiautama@gmail.com