MUTIARA KEHIDUPAN

header ads

Sikapmu Menentukan Kesuksesanmu

Teruslah belajar, bukan hanya untuk meningkatkan kemampuan teknis, tapi agar bisa memiliki sikap yang lebih baik.

Jalan-jalan di kota Teknologi Shenzen, China

Perjalanan ke kota Teknologi Shenzen, China, 1 Mei 2019 dalam rangka Shenzen International Pet Fair.

Launching buku Menggali Berlian di Surabaya

Buku Menggali Berlian di Kebun Sendiri karya Bambang Suharno diluncurkan di acara Grand City Convex Surabaya, di tengah acara pameran internasional Indolivestock Expo.

Meraih sukses

Jika sukses harus diraih dengan kerja keras banting tulang siang malam, itu namanya sukses dengan mesin manual. Anda perlu belajar meraih sukses dengan mekanisme sukses otomatis (Suksesmatic.com).

Pengalaman Naik Kereta TGV di Perancis

Perjalanan ke Rennes Perancis dalam rangka menghadiri pameran internasional, naik kereta TGV dari Paris ke Rennes.

Tampilkan postingan dengan label inspirasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label inspirasi. Tampilkan semua postingan

Mutiara Kehidupan : Lebih Penting Mental Pemenang

Dodit
Dodit Mulyanto memukau para penonton kompetisi Stand Up Comedy di Kompas TV, namun di tengah jalan, ia harus rela tersingkir dari tahapan kompetisi bergengsi itu, karena dewan juri menilai di tahap -tahap akhir penampilan dia kurang optimal. Pradana Agung mengalami nasib serupa, di awal-awal kompetisi, dewan juri yang terdiri dari tokoh senior di dunia hiburan antara lain Panji Pragiwaksono dan Indro Warkop, menilai Pradana sangat hebat dalam membuat imajinasi kejadian menjadi sebuah humor yang cerdas. Tapi ia juga tidak menjadi juara kompetisi stand up comedy.
Juara itu sendiri merupakan label penting bagi semua orang, namun menjadi pemenang di dunia nyata jauh lebih penting. Dewan juri kompesisi menilai hanya pada saat kompetisi, sementara publik menilai secara keseluruhan proses. Maka dewan juri yang sebenarnya adalah masyarakat.

Dana
Maka jangan heran jika banyak artis yang lahir dari juara kompetisi namun dalam perjalanan karirnya mereka tidak bersinar. Sebaliknya artis yang tidak juara bahkan tidak pernah mengikuti kompetisi formal dapat lebih bersinar dan terus berkembang. Dodit Mulyanto dan Pradana Agung adalah contoh yang tidak berhasil menjadi pemenang kompetisi formal dan publik sangat menghargai karyanya. Saya yakin jika mereka konsisten dalam berkarya sebagai komika, keduanya akan terus menjadi bintang. Tampaknya itulah yang terjadi saat ini.

Pelajaran penting buat kita, janganlah kecewa karena tidak menjadi pemenang. Karena yang penting bukan label "pemenang" melainkan mental pemenang. Mereka yang tidak menang di kompetisi formal namun karirnya makin bersinar adalah yang terus belajar mengasah mental menghadapi berbagai ujian.

Bob Sadino (alm) pernah mengatakan, universitas yang sebenarnya adalah University of Life. Di situlah Anda diuji tanpa jadwal, dan diberi hadiah dengan banyak kejutan.

Salam sukses untuk kita semua.


KISAH RAJA DAN PELAYANNYA


Ada seorang Raja yang mempunyai seorang pelayan, yang dalam setiap kesempatan selalu berkata kepada sang Raja: "Yang Mulia, jangan khawatir, karena segala sesuatu yang dikerjakan ALLAH adalah sempurna, Ia tak pernah salah."

Suatu hari, mereka pergi berburu, pada saat mana seekor binatang buas menyerang sang Raja. Si pelayan berhasil membunuh binatang tersebut, namun tidak dapat mencegah Rajanya dari kehilangan sebuah jari tangan.

Geram dengan apa yang dialaminya, tanpa merasa berterima kasih, sang Raja berkata, "Kalau ALLAH itu baik, saya tidak akan diserang oleh binatang buas dan kehilangan satu jari saya..!"

Pelayan tersebut menjawab, "Apapun yang telah terjadi kepada Yang Mulia, percayalah bahwa ALLAH itu baik dan apapun yang dikerjakan-Nya adalah sempurna, Ia tak pernah salah."

Merasa sangat tersinggung oleh respon pelayannya, sekembalinya ke istana, sang Raja memerintahkan para pengawalnya untuk memenjarakan si pelayan. Sementara dibawa ke penjara, pelayan tersebut masih saja mengulangi perkataannya: "ALLAH adalah baik dan sempurna adanya."

Dalam suatu kesempatan lain, sang Raja pergi berburu sendirian, dan kerana pergi terlalu jauh ia ditangkap oleh orang-orang primitif yang biasa menggunakan manusia sebagai korban.

Diatas altar persembahan, orang-orang primitif tersebut menemukan bahwa sang Raja tidak memiliki jari yang lengkap. Mereka kemudian melepaskan Raja tersebut kerana dianggap tidak sempurna untuk dipersembahkan kepada dewa mereka.

Sekembalinya ke istana, sang Raja memerintahkan para pengawal untuk mengeluarkan si pelayan dari tahanan, dan Raja itu berkata: "Temanku.. ALLAH sungguh baik kepadaku. Aku hampir saja dibunuh oleh orang primitif, namun kerana jariku tidak lengkap, mereka melepaskanku."
Tapi aku punya sebuah pertanyaan untukmu. "Kalau ALLAH itu baik, mengapa Ia membiarkan aku memenjarakanmu ?

Sang pelayan menjawab: "Yang Mulia, kalau saja baginda tidak memenjarakan saya, baginda pasti sudah mengajak saya pergi berburu, dan saya pasti sudah dijadikan korban oleh orang-orang primitif sebab semua anggota tubuh saya masih lengkap."

Semua yang dikerjakan ALLAH adalah sempurna, Ia tak pernah salah. Seringkali kita mengeluh mengenai hidup kita, dan fikiran negatif pun membunuh fikiran kita yang positif

Marilah berfikir positif dan percayalah akan kebaikan ALLAH setiap saat.

Selamat berbaik sangka kepada ALLAH, atas segala kejadian & keadaan hidup kita..

Sumber; copast dari group wa

PENTINGNYA SELFTALK YANG POSITIF (Kiriman seorang Sahabat di group wa)

Suatu ketika istri saya pernah ngobrol dengan seseorang mengenai masalah financial yang sedang dihadapinya.

Dalam obrolan tersebut, akhirnya istri saya langsung menyampaikan kepada saya sambil tertawa.

“Tahu ga Pa, itu tadi pas ngobrol sama si anu, ia bilang begini, saya itu bunda, kalau dapat uang itu guampang bangeeett, pokoknya ga tahu kenapa pas saat saya butuh uang, uang itu tiba-tiba datang dari mana-mana dan dari tempat yang tidak disangka-sangka, tapi ga tahu kenapa habisnya cepat juga.”

Hahaha...saya ikut tertawa mendengar ceritanya...

Selftalk awalnya sih sudah bagus banget, tapi ending nya kok ya ngenes banget !

Memenuhi Panggilan Jenderal Soedirman (Dari Bedah Buku Prof Rubiyanto Misman)

Suatu hari di sebuah forum para rektor, Rektor ITB Kusmayanto Kadiman PhD memaparkan konsep yang sangat keren dan serius. Namanya academic excellence. Selesai menyampaikan paparannya yang berbobot itu, Rektor Unsoed Prof Rubiyanto Misman bertanya,"Pak Kus, apakah yang dimaksud konsep itu akan menghasilkan orang semacam menteri ESDM Pak Purnomo, Dirjen seperti Pak Satriyo dan sejumlah pejabat lainnya?"

Rubiyanto (berdiri), Haiban Hadjid, Usman Chatib, Teddy
Ia melanjutkan," ada hal menarik yang saya alami belum lama ini. Saya ke pasar Melawai  membeli mainan anak-anak, ada mainan pesawat pake remote control, mobil-mobilan formula 1 dan beberapa mainan lainnya. Ketika saya buka, semua mainan tersebut nggak ada teknologi ITB, semuanya dari China. ".

Tambang Berlian di Lahan Kita

Oleh : Bambang Suharno



Alkisah, seorang petani di Afrika suatu  hari mendengar kabar tentang beberapa orang kaya mendadak karena menemukan tambang berlian. Informasi ini sangat menarik baginya dan menginspirasi dirinya untuk berkelana mencari tambang berlian. Setelah melakukan beberapa pertimbangan, ia putuskan untuk menjual lahan pertaniannya dengan harga cukup murah.  Begitu ladangnya laku, sang petani segera pergi mengembara di benua Afrika untuk meraih impian menjadi kaya karena tambang berlian.


Waktu demi waktu ia mengembara ternyata tidak mudah mendapatkan berlian, apalagi  ia sama sekali belum berpengalaman bagaimana cara mendapatkan tambang berlian. Persediaan bekal dari hasil menjual  lahan pertanian makin menipis. Sampai akhirnya ia sedih dan putus asa , kemudian ia melompat ke sungai dan tenggelam.


Empat Pertanyaan Kunci

Prof Abdul Basith,seorang dosen dan pembicara seminar, punya cara untuk memotivasi kita dengan empat pertanyaan yang simple sekaligus tajam. Ia menggunakan Ade Rai sebagai model sukses.
Pertanyaannya diawali begini, “Kapan Ade Rai memutuskan ingin menjadi binaragawan hebat, pada saat badannya masih kecil atau sudah seperti di foto itu? “. Ia menanyakan sampai memperlihatkan foto Ade Rai sebagai binaragawan. Kita pasti menjawab pada saat badannya masih kecil.

Prof Abdul Basith
Pertanyaan selanjutnya,”Mungkinkah badan Ade Rai membesar seperti itu tanpa angkat beban?  “
Jelas tidak mungkin. Ia harus disiplin angkat beban setiap hari sepanjang tahun. Bukan pekerjaan mudah tentunya.

“Apa hukumnya mengangkat beban bila  ingin punya badan seperti Ade Rai, wajib atau hanya sebagai pilihan ?” tanya professor Abdul Basit berikutnya.
Jawab kita adalah pasti wajib. Kalau hanya optional, tentunya tidak akan menjadi kekar sebagaimana badan Ade Rai sebagaimana ditunjukkan di foto itu.

Pertanyaan terakhir, “Siapa role model AdeRai?”. Saya tidak tahu, namun tentunya ia punya role model seorang binaragawan sukses, sebagai motivasi meraih target berbadan sehat dan kekar.

Begitupun dalam kehidupan kita. Jika kita mau meraih cita-cita tertentu, yang pertama-tama adalah memutuskan untuk menetapkan target sedini mungkin.  Kita perlu ikhlas menerima beban tantangan hidup yang berat. Kita harus melatih diri mengangkat dan membawa beban  berupa kesulitan dan ujian. 

Membingkai Ulang Sebuah Peristiwa

Manusia akan lebih tenang dan bahagia hidupnya jika mampu membingkai ulang sebuah kejadian menjadi lebih positif dan bermanfaat.
Riyadin (baju putih) bersama saya dalam sebuah seminar.
Ia lahir dari keluarga yang kurang mampu. Walaupun demikian, diantara saudara-saudaranya, hanya dialah yang bisa bersekolah hingga jenjang tinggi. Itu bisa terjadi lantaran ada salah satu pamannya di Jakarta yang mengajaknya untuk tinggal bersamanya. “Karena kebaikan beliaulah saya bisa bersekolah hingga jenjang SLTA, dan kemudian saya bisa membiayai kuliah dari usaha saya sendiri,”kata Riyadin, seorang produsen sususari kedelai di Bekasi yang mengawali usahanya dengan usaha percetakan skala kecil ketika masih sekolah, sebagaimana ditulis Harian Bernas Jogjakarta.
Riyadin memulai usaha dengan belajar sablon sejak masih sekolah. Tidak ada yang mengajarinya teknik pemasaran. Hanya dengan semangat saja ia melakukan pemasaran dengan cara menawarkan cetakan kartu nama kepada guru-guru di sekolah dan menjual jual stiker hasil sablon kepada teman-teman di sekolah..

Pesan Buya Hamka tentang Dakwah

Pesan untuk kita semua dari tokoh legendaris Buya Hamka  tentang "Nilai-Nilai Berdakwah". Mari simak baik-baik.


▫Dakwah itu membina, bukan menghina.

▫Dakwah itu mendidik, bukan 'membidik'

▫Dakwah itu mengobati, bukan melukai.

▫Dakwah itu mengukuhkan, bukan meruntuhkan.

▫Dakwah itu saling menguatkan, bukan saling melemahkan.

▫Dakwah itu mengajak, bukan mengejek.

▫Dakwah itu menyejukkan, bukan memojokkan.

▫Dakwah itu mengajar, bukan menghajar.

Soempah Pemoeda. Satu Bahasa, Bahasa Indonesia

Hari ini 27 Oktober adalah Hari Blogger Nasional. Besok 28 Oktober adalah Hari Soempah Pemoeda.
Saya ingat satu hal tentang sumpah pemuda. Pada tahun 2003 di pameran International Poultry Expo (IPE) di Atlanta Georgia USA, saya bertemu seorang wartawan Poultry International yang pernah ke beberapa kali berkunjung ke kota penting di Indonesia antara lain Jakarta, Surabaya, Makasar, Jogya, Bali.

Dia mengaku sangat terkesan dengan Indonesia
. Dia bilang begini:

"Negara Anda sangat luar biasa. Sangat luas, berpulau-pulau, punya aneka ragam budaya, memiliki ratusan Bahasa Daerah , tapi mampu menyepakati satu Bahasa, Bahasa Indonesia. Banyak negara harus perang saudara karena ribut soal Bahasa. Tapi Indonesia bisa menyepakati satu bahasa."

Sebelumnya saya ingat sumpah pemuda tapi merasa bahwa sumpah yang ketiga itu kurang keren, biasa saja. yang hebat adalah yang pertama dan kedua, Berbangsa satu, Bangsa Indonesia, bertanah air satu Tanah air Indonesia. Sedangkan yang ketiga, "Menjunjung tinggi Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia", sepertinya biasa saja.

Beruntung dengan Ilmu Langit


Segala sesuatu di dunia ini terjadi karena keberuntungan “atas izin Tuhan”

Jika kita bekerja keras dan berhasil meraih target, kita mengatakan bahwa kita berhasil alias sukses. Jika kita bekerja biasa saja tapi mendapatkan suatu prestasi yang luar biasa, kita mengatakan itu faktor keberuntungan. Jika kita lahir keluarga kaya raya, itu disebut keberuntungan.
Apakah yang anda capai hari itu sebuah keberhasilan atau keberuntungan? Percayakah Anda pada faktor keberuntungan? Arvan Pradhiansyah , penulis buku The 7 Law of Happiness, baru-baru ini mendiskusikan perihal keberuntungan dan kesuksesan di radio Smart FM Jakarta, dengan kajian yang cukup menarik.
Ia mengatakan, ada tiga cara pandang (paradigma) manusia  mengenai keberuntungan. Ketiga paradigma ini dapat menggambarkan evolusi pemikiran manusia mengenai keberuntungan itu sendiri.
Paradigma tingkat pertama mengatakan, semua terjadi karena keberuntungan. Orang yang menganut paradigma ini percaya bahwa yang membuat sukses bukanlah usaha tetapi keberuntungan. Bukankah ada banyak sekali orang yang yang mendapatkan kekayaan karena terlahir sebagai anak orang kaya? Bukankah banyak orang yang sukses karena mereka cantik, tampan, pandai, terkenal dan termasyhur? Bukankah kepopuleran seringkali membuat orang lupa pada kualitas individu yang sesungguhnya?
Intinya adalah semua hal di dunia ini terjadi karena keberuntungan. “Paradigma ini tidak sepenuhnya salah, namun mengandung bahaya yang cukup besar. Orang yang percaya pada paradigma ini pasti tidak suka bekerja keras. Ini pada gilirannya hanya akan memperburuk pencapaian mereka,” kata Arvan.
Paradigma kedua adalah paradigma yang tidak percaya pada keberuntungan. Ini terbalik dari paradigma pertama. Penganut paradigma ini percaya bahwa keberuntungan itu berada di tangan mereka sendiri dan bisa diciptakan dengan usaha dan kerja keras.
Paradigma kedua percaya bahwa di dunia ini berlaku hukum sebab akibat.  Mereka yang rajin dan bekerja keras akan beroleh kesuksesan, sebaliknya orang-orang yang malas akan menemui kegagalan. Orang Amerika mengatakan, jika Anda miskin, itu salah Anda sendiri, pasti Anda malas bekerja. Ini pertanda bahwa mereka menganut paradigma kedua. Kepercayaan ini tentu saja membuat orang-orang ini berjuang keras untuk mencapai keberhasilan. Tak heran kalau mereka benar-benar mencapai apa yang mereka perjuangkan. Mereka percaya keberuntungan sepenuhnya ada di tangan mereka sendiri.
Apakah ini adalah paradigma yang terbaik yang dapat membuat kita benar-benar sukses? Sukses sejati, menurut Arvan, bukanlah karena paradigma ini. Ada paradigma yang lebih tinggi dan lebih indah lagi daripada ini. Yaitu paradigma ketiga yang berbunyi: segala sesuatu di dunia ini terjadi karena keberuntungan “atas izin Tuhan”. Saya sengaja pakai tanda kutip karena kalimat aslinya yang disusun Arvan sama persis dengan paradigma yang pertama.
Saya menyebut paradigma ketiga ini sebagai evolusi pemikiran dari paradigma pertama.Mereka yang menganut paradigma ketiga adalah orang-orang yang berusaha dan bekerja keras untuk mencapai keberhasilan. Tetapi mereka juga percaya bahwa “sebab” tidak selalu berkorelasi langsung dengan “akibat”. Antara sebab dan akibat ada satu kekuatan yang sungguh dahsyat. Kekuatan inilah yang disebut dengan: izin Tuhan.
Bukankah segala sesuatu di dunia ini terjadi karena izin Tuhan? Bukankah banyak upaya yang keras mengalami kegagalan – bukan karena kurangnya usaha – tetapi karena Tuhan memang belum mengizinkannya? Bukankah bahkan tidak ada jaminan bahwa kue yang sedang kita pegang bisa masuk ke dalam mulut kita dengan selamat tanpa izin Tuhan?
Orang yang memiliki cara pandang kelompok ketiga inilah yang terbaik dalam menyikapi kehidupan. Bekerja dan berusaha sebaik mungkin adalah kewajiban manusia, jika sudah berhasil namun Tuhan mengambilnya, itu kehendakNya yang mungkin menjadi rahasia yang akan terbuka di kemudian hari.
Dengan paradigma ketiga ini kita akan terus bekerja keras untuk mencapai keberhasilan, tetapi kita terhindar dari rasa angkuh, sombong dan membanggakan diri. Kita akan sadar bahwa segala sesuatu terjadi karena rahmat Tuhan .
Sebagaimana pembukaan UUD 1945 yang menyebutkan Kemerdekaan Republik Indonesia itu “Atas Berkat Rakhmat Allah yang Maha Kuasa”. Ini menunjukkan bahwa para pendiri negeri ini tidak angkuh dengan mengatakan kemerdekaan hanya semata-mata karena kerja keras para pejuang kemerdekaan.
Jadi, paradigma ketiga ini adalah paradigma keberuntungan yang benar, yang tidak hanya berdasar pada ilmu logika, tapi juga berdasarkan pada “ilmu langit”. Dengan cara berpikir seperti ini maka hidup manusia akan menjadi lebih bahagia. Sementara paradigma kedua bisa membuat orang sukses sekaligus mudah membuat orang frustasi, karena mereka memandang segala hal adalah semata-mata karena manusia.
Bekerja keras adalah kewajiban kita , hasilnya adalah atas izin Tuhan. Apapun keputusan Tuhan, itulah yang terbaik.***

Berkunjung ke Pameran Agribisnis di Bangkok

deretan orang VIP di opening ceremony Sima ASEAN
Thailand tampaknya akan semakin mantap memposisikan diri sebagai negara
di salah satu sudut kota
nomor satu di bidang pertanian se kawasan ASEAN. Buktinya, pameran agribisnis internasional bernama SIMA ASEAN yang diselenggarakan oleh event organizer asal Perancis tidak mengambil lokasi di Indonesia sebagai negara terbesar se kawasan Asia Tenggara, melainkan di Thailand.

Saya diundang untuk berkunjung ke pameran SIMA ASEAN mewakili majalah Infovet . Pameran berlangsung Kamis sampai Sabtu 8-10 September 2016. Ini adalah ketiga kalinya saya ke Bangkok untuk mengunjungi pameran. Pertama,  saya pernah mengunjungi pameran peternakan terbesar se asia yang namanya VIV (penyelenggaranya adalah event organizer asal Belanda bekerjasama dengan Thailand). Kedua,  saya berkunjung ke pameran ILDEX (International Livestock and Dairy Industry Expo) tahun 2012 . Penyelenggara ILDEX masih satu group dengan VIV, namun skala pamerannya tidak sebesar VIV. Kedua pameran tersebut sudah cukup dikenal oleh masyarakat peternakan di Indonesia, sehingga saat pameran berlangsung saya banyak bertemu dengan orang Indonesia.

Sementara itu SIMA ASEAN yang berlangsung tahun ini adalah baru yang kedua kalinya diselenggarakan. Tak heran jika masyarakat Indonesia belum begitu banyak yang tahu. Di negara asalnya Perancis, SIMA adalah salah satu pameran agribisnis terbesar di dunia.

Berbeda dengan VIV dan Ildex yang menampilkan industri peternakan, Sima ASEAN lebih memfokuskan ke Industri peralatan dan mesin pertanian, mulai dari traktor, peralatan pembenihan, peralatan budidaya, peralatan breeding, alat ransportasi pertanian, alat pemerah susu, teknologi laboratorium serta sejumlah penemuan baru di bidang pertanian.

Ilmu Cicak Di Dinding

Cicak-cicak di dinding
Diam- diam merayap
Datang seekor nyamuk
Hap!! 
Lalu ditangkap.

Lagu ini sangat dikenal semenjak saya masih kecil. Yuk kita nyanyikan dengan penghayatan yang berbeda, bukan sekedar hiburan tentang perilaku cicak, tapi lebih dalam lagi tentang Ciptaan Allah SWT yang sangat hebat dalam mencari rejeki.

Cicak adalah hewan yang tidak bisa terbang, ia hanya bisa berjalan merayap di dinding. Kakinya mengandung perekat sehingga dengan mudah berjalan merayap sepanjang dinding. Anehnya, makanannya adalah nyamuk yang merupakan makhluk yang kerjaannya terbang ke sana-kemari. Berbeda sekali dengan manusia, yang dikasih kecerdasan, bisa bergerak kesama kemari, bekerja sesuka hati dari pagi hingga malam.

Cicak hidup dengan tenang. Ia sepertinya paham bahwa Allah SWT menciptakan dirinya sekaligus menyediakan rejekinya. Meski ia harus menangkap nyamuk yang terbang dengan kecepatan tinggi, ia yakin ada cukup banyak nyamuk yang akan menjadi rejekinya. Ia cukup dengan merayap di dinding secara diam-diam. Dan tatkala datang seekor nyamuk, hap!! lalu ditangkap, ... dan dimakan.

Efek Kupu-Kupu



Satu kepakan  kupu-kupu di Brasil dapat menghasilkan angin tornado di Texas.
(Edward Norton Lorenz)

Edward Norton Lorenz adalah seorang ahli matematika dan metereologi Amerika Serikat yang menjadi terkenal karena teori efek kupu-kupu. Teori ini ia temukan tahun 1961 saat ia  secara tidak sengaja yang menemukan sebuah perbedaan kecil dari sebuah kejadian yang dapat menimbulkan kejadian besar di kemudian hari.

Ceritanya begini. Dalam usahanya melakukan peramalan cuaca, Lorenz menyelesaikan 12 persamaan diferensial non-linear dengan komputer yang digambarkan dalam grafik. Pada awalnya dia mencetak hasil perhitungannya di atas sehelai kertas dengan format enam angka di belakang koma (...,506127). Kemudian, untuk menghemat waktu dan kertas, ia memasukkan hanya tiga angka di belakang koma (...,506). Asumsinya perbedaan desimal 6 angka di belakang koma dengan 3 angka di belakang koma, tidaklah akan berpengaruh pada sistem yang sedang ia teliti.

Ia mencetak satu per satu grafik pada kertas sama yang sudah berisi hasil cetakan tadi. Satu jam kemudian, ia dikagetkan dengan hasil yang sangat berbeda dengan yang diharapkan. Pada awalnya kedua kurva tersebut memang berimpitan, tetapi sedikit demi sedikit bergeser sampai membentuk corak yang lain sama sekali.

Berdasarkan penemuan itu ia menyimpulkan bahwa satu kepakan sayap burung camar laut (seagull) dapat mengubah jalannya cuaca untuk selamanya. Atas anjuran rekan-rekan sejawatnya, dalam kuliah-kuliah dan publikasi selanjutnya, Lorenz menggunakan contoh yang lebih puitis, yaitu kepakan kecil kupu-kupu di Brasil dapat menimpulkan angin tornado di Texas.

Ketika Lorenz akan melakukan ceramah pada pertemuan ke-139 American Association for the Advancement of Science tahun 1972, rekan Lorenz, Philip Merilees, mengusulkan judul "Does the flap of a butterfly’s wings in Brazil set off a tornado in Texas?" ("Apakah kepakan sayap kupu-kupu di Brasil menyulut angin tornado di Texas?"). Meskipun kepakan sayap kupu-kupu tetap konstan dalam konsep ini, lokasi kupu-kupu, dampaknya dan lokasi dari dampak-dampak selanjutnya dapat bervariasi luas.

Kepakan sayap kupu-kupu secara teori menyebabkan perubahan-perubahan sangat kecil dalam atmosfir bumi yang akhirnya mengubah jalur angin ribut (tornado) atau menunda, mempercepat bahkan mencegah terjadinya tornado di tempat lain. Kepakan sayap ini merujuk kepada perubahan kecil dari kondisi awal suatu sistem, yang mengakibatkan rangkaian peristiwa menuju kepada perubahan skala besar .

Penemuan Lorenz kini tidak hanya dipakai untuk urusan cuaca. Kalimat itu belakangan menjadi terkenal dan berperan sebagai sebuah peribahasa dan kata-kata motivasi. Jika hal kecil seperti kepakan kupu-kupu yang berjalan konsisten terus menerus dapat menimbulkan angin Tornado, demikian pula dalam kehidupan ini. Pekerjaan sederhana yang dilakukan sungguh-sungguh kelak dapat menimbulkan dampak besar. Sebaliknya kekeliruan kecil yang dilakukan terus menerus dapat menimbulkan kerugian besar di kemudian hari.

Dalam kehidupan, tanpa kita sadari bahwa banyak hal-hal besar yang terjadi berawal dari keputusan dan tindakan yang kecil. Sebuah langkah perubahan kecil, bisa menjadi awal perubahan besar dalam kehidupan seseorang, Hal kecil yang baik dan buruk bisa berefek besar. Seperti mereka yang memutuskan untuk berhenti merokok, dengan memulai mengurangi sebatang sehari itu sudah bentuk perubahan kecil menuju ke perubahan yang besar.

Begitu pula kebiasaan kecil yang buruk juga akan berdampak buruk yang besar. Misalnya kebiasaan menunda pekerjaan, kebiasaan terlambat dalam menghadiri pertemuan. Telah banyak bukti hal ini membuat reputasi buruk bagi orang, bahkan perusahaan.

Efek kupu-kupu ada kaitannya dengan Teori Chaos, teori yang berkenaan dengan sistem yang tidak teratur seperti awan, pohon, garis pantai, ombak dan lain-lain  yang sifatnya  random, tidak beraturan. Namun bila dilakukan pembagian (fraksi) atas bagian-bagian yang kecil, maka sistem yang besar yang tidak teratur ini didapati sebagai pengulangan dari bagian-bagian yang teratur. Begitupun dengan hidup ini. Satu kejadian sepertinya tidak terkait dengan kejadian lain, namun kerapkali jika dirunut akan ketemu simpulnya.

Maka jangan sepelekan kebiasaan-kebiasaan kecil.***

Bambang Suharno

Berpikir Kritis



Prof. David Beng, seorang peneliti dari Boston University USA, telah  melakukan riset selama 5 tahun untuk mengetahui khasiat berbagai macam daun tanaman tropis. Hasil risetnya telah dipublikasikan di Journal of Human Medicine yang terbit awal tahun 2015 ini, dan artikel hasil risetnya itu cukup menghebohkan dunia pengobatan khususnya pengobatan penyakit kanker.
Dalam laporan  risetnya, David Beng mengemukakan bahwa daun singkong asal negara tropis memiliki kandungan zat yang mampu meredam  proliferasi sel kanker. Itu sebabnya ia kemudian menyimpulkan bahwa masyarakat negara tropis yang suka makan daun singkong, jarang yang terkena penyakit kanker. Ia menyarankan daun singkong sebaiknya cukup direbus saja lalu dimakan, tidak perlu dibuat sayur, agar khasiat anti kankernya lebih optimal. Makan daun singkong dua hari sekali akan mampu menghambat tumbuhnya sel kanker dalam tubuh.

Percayakah Anda dengan tulisan di atas? Itu adalah tulisan saya yang ngawur. Hanya imajinasi saja. Jadi jangan percaya, karena saya tulis hanya sebagai contoh tentang mudahnya membuat berita bohong di ruang publik, dalam hal ini melalui media sosial.
Saat ini kita hidup di era keterbukaan informasi. Setiap hari hari kita mendapatkan berbagai macam informasi melalui broadcast Blackberry, whatsapp, facebook,  twitter dan sebagainya. Broadcast itu pada bagian akhirnya biasanya ada semacam “kata bijak” agar kita segera meneruskan informasi yang belum tentu benar tersebut ke teman-teman kita. Ada yang di akhir cerita ditulis "meneruskan info ini berarti menyelamatkan ribuan orang". ada yang tertulis "indahnya berbagi" dan sebagainya. Jika broadcast itu ada unsur religiusnya, di bagian akhir biasanya ada petuah untuk segera bertindak menyebarluaskan informasi sebagai amal ibadah. 

Padahal apabila disikapi secara kritis, banyak sekali informasi yang beredar itu adalah berita bohong alias Hoax. Bahkan sebagian berupa fitnah terhadap tokoh, industri ataupun institusi. Bisa dibayangkan betapa bahayanya ikut menyebarkan berita bohon, apalagi fitnah. Belum lama ini saya menerima broadcast yang terkesan sangat meyakinkan tentang dialog seorang pasien dengan dokter. Dokter bilang ke pasien, penyakitnya yang berupa kista di rahim adalah akibat suka makan sayap  dan leher ayam , dimana di leher ayam biasa disuntikan hormon yang berbahaya.  Sangat mungkin sudah ratusan ribu orang percaya dengan informasi menyesatkan ini.
Di era keterbukaan informasi, kita perlu lebih kritis menangkap informasi. Ibarat makan, informasi yang beredar itu ada yang berupa makanan bergizi, ada yang tidak bergizi dan ada juga yang berupa sampah dan racun. Karena informasi adalah makanan bagi otak kita, maka kita perlu memilih dan melakukan crosscheck, apakah makanan itu cukup bergizi buat otak kita atau tidak.

Menuntut ilmu hingga perguruan tinggi adalah melatih berpikir kritis. Berpikir kritis mengandung aktivitas mental dalam hal memecahkan masalah, menganalisis asumsi, menguji rasionalitas, mengevaluasi, melakukan penyelidikan, dan mengambil keputusan. Dalam proses  pengambilan keputusan, kemampuan mencari, menganalisis dan mengevaluasi informasi sangatlah penting.  Ciri orang yang berpikir kritis akan selalu mencari dan memaparkan hubungan antara masalah yang didiskusikan dengan masalah atau pengalaman lain yang relevan. 
Menurut Prof. Potter, ada tiga alasan pentingnya keterampilan berpikir kritis dimasa sekarang. Pertama, adanya ledakan informasi. Saat ini terjadi ledakan informasi yang datangnya dari broadcast informasi  dan puluhan ribu website mesin pencari di internet. Informasi dari berbagai sumber tersebut bisa jadi banyak yang ketinggalan zaman, tidak lengkap, atau tidak kredibel. Untuk dapat menggunakan informasi ini dengan baik, perlu dilakukan evaluasi terhadap data dan sumber informasi tersebut. Kemampuan untuk mengevalusi dan kemudian memutuskan untuk menggunakan informasi yang benar memerlukan keterampilan berpikir kritis. Oleh karena itu, maka keterampilan berpikir kritis sangat perlu dikembangkan masyarakat.

Ketidak mampuan berpikir kritis, menyebabkan banyak orang percaya pada berita bohong. Kita lihat , banyak orang seenaknya menuduh seorang tokoh sebagai antek komunis, antek liberalisme ataupun penjahat perang.

Kedua, adanya tantangan global. Saat ini terjadi krisis global yang serius. Untuk mengatasi kondisi yang krisis ini diperlukan penelitian dan pengembangan keterampilan-keterampilan berpikir kritis.  Berpikir kritis bukanlah berpikir negatif, justru sebaliknya, berpikir kritis dapat menggali informasi lebih dalam. Ketiga, adanya perbedaan pengetahan warga negara. Sejauh ini mayoritas orang di bawah  25 tahun sudah bisa meng-online-kan berita mereka. Beberapa informasi yang tidak dapat diandalkan dan bahkan mungkin sengaja menyesatkan, termuat di internet.

Berpikir kritis bukan hanya untuk informasi di dunia maya. Berulangnya kasus penipuan investasi yang jelas-jelas tidak masuk akal,  beredarnya berita tahayul, penipuan berkedok undian berhadiah adalah sedikit contoh akibat masyarakat kita belum bersikap kritis terhadap informasi. (Bambang Suharno)***