Tahun 1980-an, film Rambo yang
dibintangi oleh Sylvester Stalone sangat terkenal dan laris manis di berbagai
negara. Karena laris, film ini dibuat sekuel, Rambo 1,2 ,3, kalau nggak salah
sampai 4. Tokoh ini digambarkan sebagai veteran perang Vietnam yang kecewa
dengan negerinya sendiri yang tidak menghargai para prajurit yang telah
menyabung nyawa di belantara perang Vietnam yang kejam. Di perang ini, AS boleh
dibilang dipermalukan oleh musuh bebuyutannya saat itu yakni Uni Soviet.
Sikapmu Menentukan Kesuksesanmu
Teruslah belajar, bukan hanya untuk meningkatkan kemampuan teknis, tapi agar bisa memiliki sikap yang lebih baik.
Jalan-jalan di kota Teknologi Shenzen, China
Perjalanan ke kota Teknologi Shenzen, China, 1 Mei 2019 dalam rangka Shenzen International Pet Fair.
Launching buku Menggali Berlian di Surabaya
Buku Menggali Berlian di Kebun Sendiri karya Bambang Suharno diluncurkan di acara Grand City Convex Surabaya, di tengah acara pameran internasional Indolivestock Expo.
Meraih sukses
Jika sukses harus diraih dengan kerja keras banting tulang siang malam, itu namanya sukses dengan mesin manual. Anda perlu belajar meraih sukses dengan mekanisme sukses otomatis (Suksesmatic.com).
Pengalaman Naik Kereta TGV di Perancis
Perjalanan ke Rennes Perancis dalam rangka menghadiri pameran internasional, naik kereta TGV dari Paris ke Rennes.
Antara Rambo dan Jenderal Soedirman
By Bambang Suharno Kamis, November 17, 2016
film rambo, jenderal soedirman, leadership, rambo, soedirman No comments
Soempah Pemoeda. Satu Bahasa, Bahasa Indonesia
By Bambang Suharno Kamis, Oktober 27, 2016
bambang suharno, inspirasi, leadership, SOEMPAH PEMOEDA, SUMPAH PEMUDA No comments
Hari ini 27 Oktober adalah Hari Blogger Nasional. Besok 28 Oktober adalah Hari Soempah Pemoeda.
Saya ingat satu hal tentang sumpah pemuda. Pada tahun 2003 di pameran International Poultry Expo (IPE) di Atlanta Georgia USA, saya bertemu seorang wartawan Poultry International yang pernah ke beberapa kali berkunjung ke kota penting di Indonesia antara lain Jakarta, Surabaya, Makasar, Jogya, Bali.
Dia mengaku sangat terkesan dengan Indonesia
. Dia bilang begini:
"Negara Anda sangat luar biasa. Sangat luas, berpulau-pulau, punya aneka ragam budaya, memiliki ratusan Bahasa Daerah , tapi mampu menyepakati satu Bahasa, Bahasa Indonesia. Banyak negara harus perang saudara karena ribut soal Bahasa. Tapi Indonesia bisa menyepakati satu bahasa."
Sebelumnya saya ingat sumpah pemuda tapi merasa bahwa sumpah yang ketiga itu kurang keren, biasa saja. yang hebat adalah yang pertama dan kedua, Berbangsa satu, Bangsa Indonesia, bertanah air satu Tanah air Indonesia. Sedangkan yang ketiga, "Menjunjung tinggi Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia", sepertinya biasa saja.
Saya ingat satu hal tentang sumpah pemuda. Pada tahun 2003 di pameran International Poultry Expo (IPE) di Atlanta Georgia USA, saya bertemu seorang wartawan Poultry International yang pernah ke beberapa kali berkunjung ke kota penting di Indonesia antara lain Jakarta, Surabaya, Makasar, Jogya, Bali.
Dia mengaku sangat terkesan dengan Indonesia
. Dia bilang begini:
"Negara Anda sangat luar biasa. Sangat luas, berpulau-pulau, punya aneka ragam budaya, memiliki ratusan Bahasa Daerah , tapi mampu menyepakati satu Bahasa, Bahasa Indonesia. Banyak negara harus perang saudara karena ribut soal Bahasa. Tapi Indonesia bisa menyepakati satu bahasa."
Sebelumnya saya ingat sumpah pemuda tapi merasa bahwa sumpah yang ketiga itu kurang keren, biasa saja. yang hebat adalah yang pertama dan kedua, Berbangsa satu, Bangsa Indonesia, bertanah air satu Tanah air Indonesia. Sedangkan yang ketiga, "Menjunjung tinggi Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia", sepertinya biasa saja.
Sungguh Aneh Dr Marwah Daud Ibrahim
By Bambang Suharno Rabu, Oktober 26, 2016
dimas kanjeng, dimas kanjeng taat pribadi, leadership, marwah daud ibrahim No comments
Saya pernah ketemu di kantor ICMI daerah Warung Buncit Jakarta Selatan beberapa tahun lalu secara tidak sengaja, dan berkenalan. Ia waktu itu sedang sibuk dengan kegiatan training untuk generasi muda masa depan, sebuah kegiatan yang patut diacungi jempol.
Tapi tentang Yayasan Dimas Kanjeng? Hmmm sungguh bertolak belakang dengan citra yang selama ini terbentuk di publik.
Dalam beberapa wawancara di TV ia berusaha mengaitkan kepintaran Dimas kanjeng dengan ilmu lintas dimensi yang konon kini menjadi kajian ilmiah di berbagai negara. Sayangnya penjelasan itu sangat kurang memuaskan. Publik tetap melihat Dimas Kanjeng bukanlah orang yang layak dibela oleh orang sekelas Marwah Daud Ibrahim. Mudah-mudahan Bu Marwah segera menyadarinya.
Beruntung dengan Ilmu Langit
By Bambang Suharno Minggu, September 18, 2016
artikel Motivasi, inspirasi, keberuntungan, kiat meraih keberuntungan 1 comment
Segala
sesuatu di dunia ini terjadi karena keberuntungan “atas izin Tuhan”
Jika kita bekerja keras dan berhasil
meraih target, kita mengatakan bahwa kita berhasil alias sukses. Jika kita bekerja
biasa saja tapi mendapatkan suatu prestasi yang luar biasa, kita mengatakan itu
faktor keberuntungan. Jika kita lahir keluarga kaya raya, itu disebut
keberuntungan.
Apakah yang anda capai hari itu
sebuah keberhasilan atau keberuntungan? Percayakah Anda pada faktor
keberuntungan? Arvan Pradhiansyah , penulis buku The 7 Law of Happiness, baru-baru ini mendiskusikan perihal
keberuntungan dan kesuksesan di radio Smart FM Jakarta, dengan kajian yang
cukup menarik.
Ia mengatakan, ada tiga cara pandang
(paradigma) manusia mengenai
keberuntungan. Ketiga paradigma ini dapat menggambarkan evolusi pemikiran
manusia mengenai keberuntungan itu sendiri.
Paradigma tingkat pertama mengatakan,
semua terjadi karena keberuntungan. Orang yang menganut paradigma ini percaya
bahwa yang membuat sukses bukanlah usaha tetapi keberuntungan. Bukankah ada
banyak sekali orang yang yang mendapatkan kekayaan karena terlahir sebagai anak
orang kaya? Bukankah banyak orang yang sukses karena mereka cantik, tampan,
pandai, terkenal dan termasyhur? Bukankah kepopuleran seringkali membuat orang
lupa pada kualitas individu yang sesungguhnya?
Intinya adalah semua hal di dunia
ini terjadi karena keberuntungan. “Paradigma ini tidak sepenuhnya salah, namun
mengandung bahaya yang cukup besar. Orang yang percaya pada paradigma ini pasti
tidak suka bekerja keras. Ini pada gilirannya hanya akan memperburuk pencapaian
mereka,” kata Arvan.
Paradigma kedua adalah paradigma
yang tidak percaya pada keberuntungan. Ini terbalik dari paradigma pertama. Penganut
paradigma ini percaya bahwa keberuntungan itu berada di tangan mereka sendiri
dan bisa diciptakan dengan usaha dan kerja keras.
Paradigma kedua percaya bahwa di
dunia ini berlaku hukum sebab akibat. Mereka yang rajin dan bekerja keras akan beroleh
kesuksesan, sebaliknya orang-orang yang malas akan menemui kegagalan. Orang
Amerika mengatakan, jika Anda miskin, itu salah Anda sendiri, pasti Anda malas
bekerja. Ini pertanda bahwa mereka menganut paradigma kedua. Kepercayaan ini
tentu saja membuat orang-orang ini berjuang keras untuk mencapai keberhasilan.
Tak heran kalau mereka benar-benar mencapai apa yang mereka perjuangkan. Mereka
percaya keberuntungan sepenuhnya ada di tangan mereka sendiri.
Apakah ini adalah paradigma yang
terbaik yang dapat membuat kita benar-benar sukses? Sukses sejati, menurut
Arvan, bukanlah karena paradigma ini. Ada paradigma yang lebih tinggi dan lebih
indah lagi daripada ini. Yaitu paradigma ketiga yang berbunyi: segala sesuatu
di dunia ini terjadi karena keberuntungan “atas izin Tuhan”. Saya sengaja pakai
tanda kutip karena kalimat aslinya yang disusun Arvan sama persis dengan
paradigma yang pertama.
Saya menyebut paradigma ketiga ini
sebagai evolusi pemikiran dari paradigma pertama.Mereka yang menganut paradigma
ketiga adalah orang-orang yang berusaha dan bekerja keras untuk mencapai
keberhasilan. Tetapi mereka juga percaya bahwa “sebab” tidak selalu berkorelasi
langsung dengan “akibat”. Antara sebab dan akibat ada satu kekuatan yang
sungguh dahsyat. Kekuatan inilah yang disebut dengan: izin Tuhan.
Bukankah segala sesuatu di dunia ini
terjadi karena izin Tuhan? Bukankah banyak upaya yang keras mengalami kegagalan
– bukan karena kurangnya usaha – tetapi karena Tuhan memang belum mengizinkannya?
Bukankah bahkan tidak ada jaminan bahwa kue yang sedang kita pegang bisa masuk
ke dalam mulut kita dengan selamat tanpa izin Tuhan?
Orang yang memiliki cara pandang kelompok ketiga inilah yang terbaik dalam
menyikapi kehidupan. Bekerja dan berusaha sebaik mungkin adalah kewajiban manusia,
jika sudah berhasil namun Tuhan mengambilnya, itu kehendakNya yang mungkin
menjadi rahasia yang akan terbuka di kemudian hari.
Dengan paradigma ketiga ini kita
akan terus bekerja keras untuk mencapai keberhasilan, tetapi kita terhindar
dari rasa angkuh, sombong dan membanggakan diri. Kita akan sadar bahwa segala
sesuatu terjadi karena rahmat Tuhan .
Sebagaimana pembukaan UUD 1945 yang
menyebutkan Kemerdekaan Republik Indonesia itu “Atas Berkat Rakhmat Allah yang
Maha Kuasa”. Ini menunjukkan bahwa para pendiri negeri ini tidak angkuh dengan
mengatakan kemerdekaan hanya semata-mata karena kerja keras para pejuang
kemerdekaan.
Jadi, paradigma ketiga ini adalah paradigma keberuntungan yang benar, yang
tidak hanya berdasar pada ilmu logika, tapi juga berdasarkan pada “ilmu
langit”. Dengan cara berpikir seperti ini maka hidup manusia akan menjadi lebih
bahagia. Sementara paradigma kedua bisa membuat orang sukses sekaligus mudah
membuat orang frustasi, karena mereka memandang segala hal adalah semata-mata
karena manusia.Bekerja keras adalah kewajiban kita , hasilnya adalah atas izin Tuhan. Apapun keputusan Tuhan, itulah yang terbaik.***
Berkunjung ke Pameran Agribisnis di Bangkok
By Bambang Suharno Minggu, September 11, 2016
ekonomi bisnis, inspirasi, jalan-jalan ke Bangkok. pameran di bangkok, MANAJEMEN, pameran sima asean No comments
deretan orang VIP di opening ceremony Sima ASEAN |
di salah satu sudut kota |
Saya diundang untuk berkunjung ke pameran SIMA ASEAN mewakili majalah Infovet . Pameran berlangsung Kamis sampai Sabtu 8-10 September 2016. Ini adalah ketiga kalinya saya ke Bangkok untuk mengunjungi pameran. Pertama, saya pernah mengunjungi pameran peternakan terbesar se asia yang namanya VIV (penyelenggaranya adalah event organizer asal Belanda bekerjasama dengan Thailand). Kedua, saya berkunjung ke pameran ILDEX (International Livestock and Dairy Industry Expo) tahun 2012 . Penyelenggara ILDEX masih satu group dengan VIV, namun skala pamerannya tidak sebesar VIV. Kedua pameran tersebut sudah cukup dikenal oleh masyarakat peternakan di Indonesia, sehingga saat pameran berlangsung saya banyak bertemu dengan orang Indonesia.
Sementara itu SIMA ASEAN yang berlangsung tahun ini adalah baru yang kedua kalinya diselenggarakan. Tak heran jika masyarakat Indonesia belum begitu banyak yang tahu. Di negara asalnya Perancis, SIMA adalah salah satu pameran agribisnis terbesar di dunia.
Berbeda dengan VIV dan Ildex yang menampilkan industri peternakan, Sima ASEAN lebih memfokuskan ke Industri peralatan dan mesin pertanian, mulai dari traktor, peralatan pembenihan, peralatan budidaya, peralatan breeding, alat ransportasi pertanian, alat pemerah susu, teknologi laboratorium serta sejumlah penemuan baru di bidang pertanian.
Menteri Eko Sandjojo Yang Saya Kenal
By Bambang Suharno Jumat, Agustus 05, 2016
Eko Putro Sandjojo, Eko Sandjojo, leadership, MANAJEMEN, menteri PDT desa dan transmigrasi, ressufle kabinet No comments
Eko Putro Sandjojo |
Hari itu, 27 Juli 2016, saat acara pameran peternakan internasional di JCC baru dibuka, kabar tentang reshuffle kabinet bersliweran di media sosial dan di perbincangan antar para pengunjung dan peserta pameran. Ada tiga pertanyaan penting yang banyak bermunculan. Pertama adalah tentang sosok Eko Putro Sandjojo sebagaimana pertanyaan di awal artikel ini. Kedua, kenapa Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman kok masih bertahan (hehehe maaf pak menteri Amran, memang banyak pihak di industri peternakan yang menganggap Menteri Pertanian layak ikut di-reshuffle). Ketiga, kenapa Prof Muladno yang dikenal publik sebagai Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan yang berkarakter baik dan kompeten justru diberhentikan.
Eko Sandjojo bagi masyarakat perunggasan adalah tokoh yang tidak asing. Ia dikenal publik perunggasan sejak mulai berkarir di PT Indonesia Farming (Indofarm) di tahun 1990, kemudian menjadi eksekutif di Subur Group, sebuah perusahaan perunggasan terintegrasi yang melejit di era 1990an. Berikutnya ketika terjadi krisis ekonomi 1998, ia pindah menjadi eksekutif di Sierad Group. Sempat menjadi Direktur Humpus Group kemudian balik lagi ke Sierad Group. Pada usia 30an tahun ia sudah berada di posisi top meejemen di perusahaan level nasional. Penyandang Bachelor Degree University of Kentucky 1991 ini sebelum pulang ke Indonesia, sempat berkarir di perusahaan di negeri Paman Sam. Konon ia kembali ke Indonesia atas permintaan ayahnya yang menjadi salah satu pemegang saham PT Indonesia Farming.
Di perusahaan perunggasan itulah, ia belajar agribisnis mulai dari kandang ayam. Ketika saya mewawancarainya sekitar tahun 1996, Eko menceritakan bagaimana ia mulai belajar masuk kandang, mempelajari cara kerja budidaya ayam, breeding farm, proses produksi pabrik pakan dan berbagai aspek manajemen lainnya. Dari situ ia baru bisa mendapat gambaran bagaimana strategi mengembangkan perusahaan perunggasan yang modern.
Ilmu Cicak Di Dinding
By Bambang Suharno Selasa, Agustus 02, 2016
bambang suharno, cicak didinding, inspirasi, MOTIVASI No comments
Cicak-cicak di dinding
Diam- diam merayap
Datang seekor nyamuk
Hap!!
Lalu ditangkap.
Cicak adalah hewan yang tidak bisa terbang, ia hanya bisa berjalan merayap di dinding. Kakinya mengandung perekat sehingga dengan mudah berjalan merayap sepanjang dinding. Anehnya, makanannya adalah nyamuk yang merupakan makhluk yang kerjaannya terbang ke sana-kemari. Berbeda sekali dengan manusia, yang dikasih kecerdasan, bisa bergerak kesama kemari, bekerja sesuka hati dari pagi hingga malam.
Cicak hidup dengan tenang. Ia sepertinya paham bahwa Allah SWT menciptakan dirinya sekaligus menyediakan rejekinya. Meski ia harus menangkap nyamuk yang terbang dengan kecepatan tinggi, ia yakin ada cukup banyak nyamuk yang akan menjadi rejekinya. Ia cukup dengan merayap di dinding secara diam-diam. Dan tatkala datang seekor nyamuk, hap!! lalu ditangkap, ... dan dimakan.
Menikmati Bungkus Permen
Kalau mau praktis, sebenarnya pembuat permen tidak perlu repot membungkus permen, toh setelah dibungkus, nantinya akan dibuang juga bungkus permen itu. Tapi begitulah, bungkus permen tetap kita perlukan.
"Begitu pun dalam hidup ini, kita membutuhkan sesuatu, tapi Tuhan memberinya disertai bungkusnya. Tuhan tidak langsung memberi uang yang kita butuhkan, namun Ia bungkus sedemikian rupa hingga kita tidak paham bahwa di balik bungkus itu ada rejeki yang sangat indah," ujar Nasrullah, seorang pengusaha property yang banyak menulis tentang magnet rejeki.
Seperti apakah bungkus itu? Kerap kali, bungkus itu kelihatan tidak menarik. Kadang-kadang berupa musibah, kesulitan, kemiskinan, kegagalan. Di balik kesulitan-kesulitan itulah kita kemudian menerima permen berupa kebahagiaan maupun bentuk rejeki lain yang indah.
Maka tidaklah pantas kita berburuk sangka terhadap apapun yang kita terima karena apa yang kita terima di tahap awal itu kemungkinan hanyalah bungkus permen. Kelak setelah kita terima dengan senyum, kita bisa menikmati permen dari Tuhan yang Maha Pemberi Rejeki.
Catatan Hari Koperasi
Memecahkan Kebuntuan
By Bambang Suharno Sabtu, Juni 18, 2016
artikel Motivasi, bambang suharno, berpikir kreatif, berpikir lateral No comments
Ketika
menghadapi masalah terasa sangat rumit, pikiran terasa buntu. Sepertinya tak
ada jalan keluar. Cobalah untuk berpikir secara lateral
Edward De Bono |
Lintah darat yang dikenal licik itu mengajukan
usulan, ia akan menaruh dua buah kerikil ke dalam kantong uang yang kosong,
yang satu berwarna hitam dan yang satunya lagi berwarna putih. Anak gadis
tersebut harus mengambil salah satu kerikil di dalam kantung. Bila dia mendapat
kerikil yang hitam, maka ia harus bersedia menjadi istrinya dan hutang ayahnya
dibebaskan. Sedangkan apabila ia mendapat yang putih, maka sang gadis dan utang
ayahnya akan dibebaskan. Namun seandainya ia menolak tawaran tersebut maka
ayahnya akan dijebloskan kedalam penjara. Apa boleh buat sang saudagar itu
terpaksa menyetujui tawaran tersebut.
Resiko Sebuah Keputusan
By Bambang Suharno Minggu, April 10, 2016
bambang suharno, cara mengambil keputusan, resiko keputusan No comments
Apa yang kita alami hari ini adalah hasil keputusan masa lalu. Keputusan Anda hari ini yang akan menentukan masa depan Anda.
Kenapa Anda sekarang menjadi dokter hewan? Kenapa
Anda bisa menjadi sarjana peternakan? Kenapa Anda kini menjadi pengusaha?
Kenapa Anda jadi eksekutif perusahaan? Kenapa Anda jadi birokrat? Semua
pertanyaan itu dapat Anda jawab, “itulah keputusan saya di masa lalu”.
Hidup adalah tentang bagaimana kita mengambil
keputusan. Apa yang Anda nikmati hari ini adalah hasil keputusan masa lalu.
Jika saat ini Anda setiap hari dipusingkan untuk mengambil keputusan-keputusan
besar, besar kemungkinan posisi Anda hari ini adalah seorang pemimpin yang
penting.
Efek Kupu-Kupu
By Bambang Suharno Senin, Februari 29, 2016
bambang suharno, Edward Norton Lorenz, efek kupu-kupu, inspirasi, teori chaos No comments
Satu kepakan kupu-kupu di Brasil
dapat menghasilkan angin tornado di Texas.
(Edward Norton Lorenz)
Edward Norton Lorenz adalah seorang ahli matematika dan
metereologi Amerika Serikat yang menjadi terkenal karena teori efek kupu-kupu.
Teori ini ia temukan tahun 1961 saat ia
secara tidak sengaja yang menemukan sebuah perbedaan kecil dari sebuah
kejadian yang dapat menimbulkan kejadian besar di kemudian hari.
Ceritanya begini. Dalam usahanya melakukan peramalan cuaca,
Lorenz menyelesaikan 12 persamaan diferensial non-linear dengan komputer yang
digambarkan dalam grafik. Pada awalnya dia mencetak hasil perhitungannya di
atas sehelai kertas dengan format enam angka di belakang koma (...,506127).
Kemudian, untuk menghemat waktu dan kertas, ia memasukkan hanya tiga angka di
belakang koma (...,506). Asumsinya perbedaan desimal 6 angka di belakang koma
dengan 3 angka di belakang koma, tidaklah akan berpengaruh pada sistem yang
sedang ia teliti.
Ia mencetak satu per satu grafik pada kertas sama yang sudah
berisi hasil cetakan tadi. Satu jam kemudian, ia dikagetkan dengan hasil yang
sangat berbeda dengan yang diharapkan. Pada awalnya kedua kurva tersebut memang
berimpitan, tetapi sedikit demi sedikit bergeser sampai membentuk corak yang
lain sama sekali.
Berdasarkan penemuan itu ia menyimpulkan bahwa satu kepakan
sayap burung camar laut (seagull) dapat mengubah jalannya cuaca untuk
selamanya. Atas anjuran rekan-rekan sejawatnya, dalam kuliah-kuliah dan
publikasi selanjutnya, Lorenz menggunakan contoh yang lebih puitis, yaitu
kepakan kecil kupu-kupu di Brasil dapat menimpulkan angin tornado di Texas.
Ketika Lorenz akan melakukan ceramah pada pertemuan ke-139
American Association for the Advancement of Science tahun 1972, rekan Lorenz,
Philip Merilees, mengusulkan judul "Does the flap of a butterfly’s wings
in Brazil set off a tornado in Texas?" ("Apakah kepakan sayap
kupu-kupu di Brasil menyulut angin tornado di Texas?"). Meskipun kepakan
sayap kupu-kupu tetap konstan dalam konsep ini, lokasi kupu-kupu, dampaknya dan
lokasi dari dampak-dampak selanjutnya dapat bervariasi luas.
Kepakan sayap kupu-kupu secara teori menyebabkan
perubahan-perubahan sangat kecil dalam atmosfir bumi yang akhirnya mengubah
jalur angin ribut (tornado) atau menunda, mempercepat bahkan mencegah
terjadinya tornado di tempat lain. Kepakan sayap ini merujuk kepada perubahan
kecil dari kondisi awal suatu sistem, yang mengakibatkan rangkaian peristiwa
menuju kepada perubahan skala besar .
Penemuan Lorenz kini tidak hanya dipakai untuk urusan cuaca.
Kalimat itu belakangan menjadi terkenal dan berperan sebagai sebuah peribahasa
dan kata-kata motivasi. Jika hal kecil seperti kepakan kupu-kupu yang berjalan
konsisten terus menerus dapat menimbulkan angin Tornado, demikian pula dalam
kehidupan ini. Pekerjaan sederhana yang dilakukan sungguh-sungguh kelak dapat
menimbulkan dampak besar. Sebaliknya kekeliruan kecil yang dilakukan terus
menerus dapat menimbulkan kerugian besar di kemudian hari.
Dalam kehidupan, tanpa kita sadari bahwa banyak hal-hal
besar yang terjadi berawal dari keputusan dan tindakan yang kecil. Sebuah
langkah perubahan kecil, bisa menjadi awal perubahan besar dalam kehidupan
seseorang, Hal kecil yang baik dan buruk bisa berefek besar. Seperti mereka
yang memutuskan untuk berhenti merokok, dengan memulai mengurangi sebatang
sehari itu sudah bentuk perubahan kecil menuju ke perubahan yang besar.
Begitu pula kebiasaan kecil yang buruk juga akan berdampak
buruk yang besar. Misalnya kebiasaan menunda pekerjaan, kebiasaan terlambat
dalam menghadiri pertemuan. Telah banyak bukti hal ini membuat reputasi buruk
bagi orang, bahkan perusahaan.
Efek kupu-kupu ada kaitannya dengan Teori Chaos, teori yang
berkenaan dengan sistem yang tidak teratur seperti awan, pohon, garis pantai,
ombak dan lain-lain yang sifatnya random, tidak beraturan. Namun bila dilakukan
pembagian (fraksi) atas bagian-bagian yang kecil, maka sistem yang besar yang
tidak teratur ini didapati sebagai pengulangan dari bagian-bagian yang teratur.
Begitupun dengan hidup ini. Satu kejadian sepertinya tidak terkait dengan
kejadian lain, namun kerapkali jika dirunut akan ketemu simpulnya.
Maka jangan sepelekan kebiasaan-kebiasaan kecil.***
Bambang Suharno